Mohon tunggu...
VINDA DEWI ASTUTI
VINDA DEWI ASTUTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia

Tuangkan ilusimu dan karyamu di sini! Let's walk slowly enjoying every step of the journey

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Delman di Malioboro: Nostalgia atau Noda?

6 Januari 2025   06:02 Diperbarui: 6 Januari 2025   06:02 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Delman di sekitar jalan Malioboro (Sumber:VindaDA)

Pernahkah anda naik delman atau andong? Ya, salah satu alat transportasi tradisional yang sudah mulai jarang ditemukan di Indonesia.

Siapa yang tahu bahwa alat transportasi ini berasal dari negara kincir angin Belanda. Charles Theodore Deeleman adalah seorang insinyur, ahli irigasi Belanda yang pertama kali memperkenalkan kereta kuda di Indonesia. Bahkan kata "delman" berasal dari nama belakangnya. Kereta kuda ini dirancang dengan menggunakan tenaga dan ditarik oleh seekor atau dua ekor kuda, dan dikendalikan oleh pengemudi yang biasa kita kenal dengan "Kusir". Kuda tersebut akan menarik delman sesuai dengan kapasitas tempat duduk penumpang. Sebutan untuk kereta kuda ini beragam, jika menggunakan bahasa Sunda dikenal dengan Kahar atau keretek. Di Sukabumi, disebut nayor. Di Jawa dikenal dengan dokar atau andong. Di Minangkabau, namanya bendi. Sedangkan di bebera daerah di Nusa Tenggara Barat dikenal dengan Cidomo, kependekan dari Cikar-dokar-mobil.

Manfaat delman pada jaman dahulu sering digunakan sebagai alat transportasi utama untuk perjalanan jarak jauh, jika dibandingkan dengan jaman sekarang mungkin kereta kuda atau delman ini setara dengan mobil. Dengan artian, tidak semua kalangan berkesempatan untuk menaiki delman pada jaman dahulu kecuali jika ada termasuk golongan pejabat tinggi atau bangsawan. Namun di masa sekarang ini, anda dengan mudah dapat menikmati dan mencoba menaiki kereta kuda atau delman yang ada di Malioboro kota Yogyakarta. Saat ini juga anda bisa menemukan beberapa jenis delman yang sudah dimodifikasi sedimikian rupa dengan dua atau empat roda sesuai dengan kekuatan kuda, terkadang juga beberapa orang mengganti roda delman menggunakan ban mobil. 

Pada beberapa kawasan wisata, delman ini diizinkan beroperasi dengan mengikuti peraturan kebersihan dari pemerintah kota setempat, seperti penampung kotoran kuda dan penomoran kendaraan kuda. Sebuah transportasi tentunya memiliki kekurangan dan kelebihan, tak terkecuali delman. Berikut ini kelebihan dan kekurangan dari keereta kuda atau delman:

Kelebihan:

1. Akses transportasi darat yang lumayan murah dibandingkan dengan jenis transportasi lain.

2. Ramah Lingkungan serta merupakan kendaraan yang nyaman dan menyenangkan. Delman tidak menimbulkan polusi udara dikarenakan menggunakan tenaga kuda. Memang pada awalnya kuda seringg dianggap mengganggu kebersihan jalan karena kotorannya, namun sekarang setiap delman ini sudah dilengkapi dengan alat penampung kotoran kuda sehingga lebih aman untuk kesehatan manusia.

3. Delman bisa mengangkut barang dan berjalan di berbagai kondisi jalanan. Delman bisa masuk ke jalanan yang becek dan medan yang lumayan sulit jika dilewati mobil.

4. Sebagai salah satu penunjang pariwisata untuk melestarikan budaya dan meningkatkan perekonomian. Selain sebagai ikon transportasi yang masih kental akan nilai budaya, delman juga digunakan untuk mendorong sektor pariwisata di beberapa tempat di Indonesia. Delman dirancang dengan berbagai konstruksi tampilan yang menarik, seperti hiasan dan pengemudi yang mengenakan pakaian tradisional sehingga sang pemilik kuda atau pengrmudi "Kusir" berkesempatan untuk mencari penghasilan.

Meskipun menjadi kendaraan yang memiliki banyak kelebihan, delman ini juga memiliki kekuranga:n

1. Delman hanya dapat dipakai untuk perjalanan jarak dekat, dikarenakan waktu yang ditempuh kuda relatif lama. Kuda berjalan santai dan kecepatan yang lebih rendah dibandingkan kendaraan lain. Meskipun kuda juga bisa berlanri kencang, namun ia memiliki resiko kecelakaan jika digunakan dengan kecepatan yang lebih besar.

2. Kotoran kuda menimbulkan bau yang kurang sedap. Kotoran kuda yang biasanya diletakkan pada bagian bawah ekor kuda sering meinmbulkan aroma yang kurang sedap sehingga beberapa penumpang harus menutup hidup merasa tak nyaman.

3. Operasional delman lebih sulit dibandingkan kendaraan umum lain. Delman jika beroperasi di jalan raya sering menimbulkan kemacetan dan berbagai gangguan lain, seperti kuda yang kelelahan hingga pingsan, kuda yang mengamuk karena tak diberi makanan yang cukup oleh pemiliknya, kuda yang tergelincir dijalan yang licin karena penglihatannya yang tidak jelas dan lain sebagainya.

Namun dengan beberapa kekurangan dari kuda ini, alat transportasi kereta kuda ini  masih digemari wisatawan untuk duduk menimkati pemandangan pariwisata yang menyenangkan. Oleh karena itu, diaharapkan untuk pihak-pihak terkait lebih mempertimbangkan tentang keamanan dan kenyamanan transportasi unik delman ini agar terus menjadi ikon menarik untuk meningkatkan perekonomian. 

Apakah anda mulai tertarik untuk menaik transportasi unik ini? silakan anda mencobanya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun