Partai pembuka grup E akan mempertemukan antara wakil dari benua Eropa dan Asia, yaitu Jerman dan Jepang. Jika di dalam sejarah kedua negara ini pernah berkoalisi, pada kali ini mereka akan berperang di atas lapangan untuk mendapatkan 3 poin pertama.
Pada turnamen sebelumnya, Jerman hanya mampu melangkah hingga babak 16 besar setelah ditekuk Inggris di Euro 2020. Sedangkan Jepang menjadi runner up di Asian Cup 2019 setelah kalah dari Qatar.
Pertandingan ini menjadi menarik mengingat Jerman dan Jepang termasuk negara raksasa sepak bola di benuanya masing-masing. Seperti apakah kondisi kedua negara tersebut dalam menjelang partai pembuka ini?
Jerman
Setelah ditinggal Joachim Löw, timnas Jerman di bawah Hansi Flick pelan-pelan mulai berubah secara taktik. Hansi Flick mentransformasi taktik Jerman dari peninggalan Löw yang menggunakan formasi 3-4-3 ke ‘Jerman ala München‘ dengan formasi 4-2-3-1 yang telah menjadi ciri khasnya sewaktu melatih di klub.
Hal ini sangat cocok dilakukan karena banyaknya pemain Jerman yang juga sempat menjadi anak didik Hansi Flick sewaktu di Bayern München, seperti Kimmich, Sane, dan Gnabry yang menjadi pemain andalan di tim ini.
Dengan absennya Leroy Sane karena cedera, maka Jamal Musiala, Kai Havertz, dan Serge Gnabry dapat dipastikan akan menjadi trisula dari formasi 4-2-3-1 ditambah dengan Thomas Müller di depan. Dua pivot di tengah kemungkinan akan dimainkan oleh duet Joshua Kimmich dan Ilkay Gündogan yang sebelumnya telah dipasang Hansi Flick di 3 pertandingan terakhir. Namun posisi Gündogan bisa saja ditempati oleh Goretzka yang merupakan rekan Kimmich di lini tengah München.
Di lini belakang, David Raum akan diplot sebagai bek kiri, sedangkan posisi bek kanan akan ditempati oleh Thilo Kehrer. Antonio Rüdiger dan Niklas Süle akan bekerja sama di bek tengah untuk menjaga gawang Manuel Neuer dari ancaman pemain-pemain Jepang. Bek Borussia Dortmund, Nico Schlotterbeck bisa jadi pilihan jika sewaktu-waktu Hansi Flick membutuhkan tenaga pemain muda.
Dari sekian banyak talenta yang dimiliki Der Panzer, Jamal Musiala secara mengejutkan menjadi pemain yang paling menonjol di skuad saat ini. Di musim ini, Musiala sangat produktif dengan mengemas 9 gol dan 8 asis di semua kompetisi bersama Bayern München. Dengan banyaknya rekan-rekan klubnya di timnas saat ini, maka tidak akan sulit bagi Musiala untuk melanjutkan performa briliannya. Dengan teknik dan visi yang dimilikinya, Musiala akan menjadi pemain kunci Jerman di Piala Dunia.
Selain Musiala, Youssoufa Moukoko dari Borussia Dortmund juga pantas mendapat perhatian. Dengan usianya yang baru menginjak 17 tahun, menjadikannya sebagai pemain termuda di turnamen ini. Hansi Flick dapat menggunakannya sebagai striker alternatif jika mengalami kebuntuan di depan.
Kelemahan Jerman terletak di sisi kanan, terutama di posisi Thilo Kehrer. Performa Kehrer bersama West Ham di musim ini tidak terlalu bagus, kemasukan 5 gol dari 3 pertandingan terakhir. Selain itu ia juga tidak termasuk bek kanan level top di level Liga Inggris. Jerman harus waspada dengan kecepatan dari pemain sayap kiri Jepang, seperti Takefusa Kubo atau Takumi Minamino.
Kemungkinan susunan pemain: Neuer, Raum, Rüdiger, Süle, Kehrer, Kimmich, Gündogan, Musiala, Havertz, Müller, Gnabry
Jepang
Sama seperti Jerman, Hajime Moriyasu terbiasa memainkan formasi 4-2-3-1 selama melatih tim matahari terbit. Kedalaman skuad di posisi gelandang dan sayap menjadi keunggulan tersendiri bagi Jepang di dalam turnamen ini.
Wataru Endo dan Daichi Kamada akan menjadi dua jenderal lapangan di tengah. Selanjutnya, posisi pivot terakhir akan diperebutkan oleh 3 pemain yaitu Hidemasa Morita, Ao Tanaka, dan Gaku Shibasaki.
Posisi sayap kanan dapat dimainkan oleh 2 kandidat, yaitu antara Ritsu Doan yang telah mencetak 2 gol dan 2 asis di musim ini bersama Freiburg atau Junya Ito yang telah mencetak 4 gol dan 1 asis untuk klub Perancis, Reims. Sedangkan posisi sayap kiri tidak kalah sengit, sebab posisi ini akan diperebutkan oleh Takefusa Kubo, Kaoru Mitoma, dan Takumi Minamino.
Lini belakang Jepang mayoritas diisi oleh pemain tua dengan rata-rata usia 29.12 tahun. Yuto Nagatomo yang kini berusia 36 tahun merupakan satu-satunya bek kiri alami yang dimiliki Jepang saat ini. Maka kemungkinan besar ia akan dipasang di posisi tersebut. Takehiro Tomiyasu yang tampil baik bersama Arsenal musim ini bisa dicoba untuk berduet dengan Maya Yoshida di posisi bek tengah. Sedangkan posisi bek kanan dipastikan akan dimainkan oleh Hiroki Sakai.
Pemain kunci Jepang di turnamen ini jatuh kepada Daichi Kamada yang memegang peran hybrid sebagai pemain nomor 8 dan 10. Pemain berusia 26 tahun itu tampil baik di musim ini bersama Eintracht Frankfurt, dengan catatan 7 gol dan 3 asis di Bundesliga.
Kelemahan terbesar yang dimiliki Jepang berada di posisi striker. Tidak dipanggilnya Kyogo Furuhashi yang telah mencetak 10 gol untuk Celtic di musim ini cukup mencengangkan. Sementara Jepang kini hanya memiliki dua striker murni. Ayase Ueda yang saat ini bermain untuk klub Jepang, Cercle Brugge, belum pernah mencetak gol untuk timnas Jepang. Shuto Machino yang menjadi top scorer di liga Jepang musim ini menjadi pilihan paling menjanjikan. Takuma Asano dan Daizen Maeda yang aslinya bermain di posisi sayap juga pernah dicoba sebelumnya sebagai striker.
Kemungkinan susunan pemain: Gonda, Nagatomo, Yoshida, Tomiyasu, Sakai, Morita, Endo, Kamada, Kubo, Maeda, Ito
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H