Mohon tunggu...
Vincent WS
Vincent WS Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ketidakvalidan Lingkaran Tahun Tanaman Dikotil

21 September 2017   20:35 Diperbarui: 21 September 2017   20:51 2539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia memiliki 2 musim yaitu kemarau dan penghujan, 2 musim itu menyebabkan iklim indonesia berupa iklim sub tropis yang bersifat lembab. Pada umumnya musim penghujan terjadi mulai bulan oktober sampai bulan maret sedangkan musim kemarau terjadi mulai bulan april sampai bulan september. Akan tetapi ketepatan dalam perhitungan musim kemarau dan penghujan tidak lagi valid hal itu dikarenakan oleh faktor eksternal akibat aktivitas manusia yang merusak bumi tercinta ini. Dr. Ir. Subandiyah Azis, CES menuturkan pendapatnya tentang jadwal musim penghujan dan musim kemarau, yaitu  : "Padahal situasi dan kondisi saat ini sudah jauh berbeda. Seperti yang terjadi pada akhir-akhir ini, musim penghujan yang sebelumnya jatuh pada Oktober - Maret dan musim kemarau pada April - September, sudah jauh bergeser. Waktunya pun tidak tetap. Kadang musim penghujan berlangsung kurang dari 6 bulan, kadang lebih. 

Demikian juga sebaliknya. Hal ini terjadi sebagai dampak  terjadinya perubahan cuaca yang disebabkan terjadinya Perubahan Iklim Global (PIG)," tutur Subandiyah. Penulis pun setuju terhadap pendapat yang dituturkan oleh Dr. Ir Subandiyah Azis, CES, bahwa mulai tahun 2015-2017 jadwal musim penghujan dan musim kemarau yang tidak teratur seperti di tahun-tahun sebelumnya. Perubahan Iklim Global atau yang sering disebut PIG terjadi karena peningkatan temperatur/suhu global seiring dengan meningkatnya kandungan gas karbondioksida sehingga terjadi pemanasan global. 

Meningkatnya kandungan gas karbondioksida menyebabkan Evaporasi/penguapan yang sangat tinggi, Evaporasi menyebabkan presipitasi (curah hujan)dan selanjutnya presipitasi mempengaruhi aliran permukaan yang nantinya menyebabkan debit air akan sangat meningkat.. Intensitas hujan akan menjadi ekstrim dan tidak mempunyai ketentuan yang pasti. Menurut penulis, akibat dari PIG yaitu musim penghujan berlangsung sangat lama bahkan sekarang musim kemarau jarang sekali ditemukan. Dari pendapat ini didapatkan bahwa Suhudan Gas CO2 yang menjadi penyebab utama akan ketidakpastian musim kemarau dan musim penghujan.

Penulis akan menyajikan skema terjadinya pemanasan global oleh gas karbondioksida yang berakibat terhadap ketidakpastian jadwal musim penghujan dan kemarau :

Dapat dilihat bahwa asap pabrik-pabrik industri dan asap kendaraan menghasilkan kandungan gas karbondioksida yang tinggi. Gas karbondioksida tersebut naik ke arah atmosfer bumi dan membuat lapisan gas karbondioksida. Energi panas matahari yang dipancarkan masuk kedalam bumi tetapi sebagian besar energi panas matahari tersebut dipantulkan kembali oleh lapisan gas karbondioksida, sebagian kecil diserap oleh bumi dan terpantul keluar dari bumi. 

Prinsip pemantulan energi panas matahari oleh lapisan gas karbondioksida sama dengan prinsip rumah kaca karena rumah kaca hanya merefleksikan cahaya menjadi kalor dan kalor tersebut tidak dapat keluar karena adanya pantulan yang dilakukan oleh kaca, oleh karena itu akibat dari gas karbondioksida disebut sebagai Efek Rumah Kaca.Lalu energi panas tersebut memancar ke es di kutub utara, karena es tidak dapat memantulkan energi tersebut maka es akan mencair dan terjadinya global warming serta peningkatan debit air laut. Air laut yang mendapat pancaran dari energi panas akan menguap dengan intensitas yang tinggi, sehingga kemungkinan hujan akan sangat tinggi. Oleh karena itu rata-rata kemungkinan musim yang terjadi di Bumi ini adalah musim penghujan.

Dapat dilihat pada gambar, bahwa grafik kandungan karbondioksida bulanan di Mauna Loa, Hawaii menunjukan grafik nyata dengan grafik tahunan yang dibuat di tahun-tahun sebelumnya sangat berbeda. 

2.Pemakaian Pupuk dan Pemakaian Zat Kimia Menyebabkan PH Tanah dan Kandungan Mineral tidak stabil

Dijaman teknologi ini, manusia seringkali memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu pendukung pembuatan pupuk kimia dan zat kimia. Manusia dijaman ini kurang memperhatikan penggunaan pupuk dan zat kimia yang berlebih pada tanah. Pupuk kimia mengandung zat kimia paling banyak berupa Urea dan Kandungan Nitrogen. Yang mengakibatkan ph awal tanah yaitu 7 menjadi asam ataupun basa sehingga saat hujan, aliran air tanah mengalirkan zat kimia tersebut ke tanah bagian lain dan mungkin di tanah lain terdapat tumbuhan. Tanaman tersebut akhirnya terpengaruh oleh kandungan nitrogen dan urea oleh pupuk kimia tersebut sehingga kandungan mineral yang awalnya baik-baik saja dengan PH 7 akan mulai tidak stabil. Kandungan mineral tersebut akan diangkut oleh xilem dan menyebabkan adanya kesalahan terhadap pembentukan xilem. Ada kemungkinan pembentukan xilem akan terjadi secara ganda, yaitu pembentukan xilem pertama yang konsentris dan pembentukan xilem kedua yang berbeda lokasi atau tidak teratur. Sehingga akan tercipta lingkaran baru yang berbeda lokasi dan tidak simetris. Lalu organisme-organisme di dalam tanah akan mati karena tidak tahan terhadap zat kimia yang terkandung di pupuk kimia tersebut. Organisme-organisme seperti cacing yang membantu kesuburan tanah akan mati lalu menyebabkan tanaman tidak subur lagi dan mungkin akan mati. Tanaman tidak subur berarti terjadi masalah terhadap jaringan vaskuler yaitu jaringan xilem. Xilem akan tampak tidak teratur sehingga lingkaran tahun yang satu kemungkinan akan saling berhimpit sehingga sesungguhnya ada 10 lingkaran tahun lalu dihhitung hanya ada 8 lingkaran tahun saja. Mikroorganisme yang berfungsi sebagai pembusuk akan mati sehingga kesuburan tanaman tersebut pasti dipertanyakan. Oleh karena itu penggunaan pupuk buatan yaitu pupuk kompos yang berasal dari sampah daun dan kotoran hewan akan sangat dianjurkan karena memiliki nutrisi yang alami dan dibutuhkan dalam peningkatan kualitas kandungan mineral.

masagir-vs-kimia-59c3b13a5a676f1d19543142.jpg
masagir-vs-kimia-59c3b13a5a676f1d19543142.jpg
Kesimpulan yang didapat bahwa lingkaran tahun tidak lagi valid menjadi patokan usi tanaman karena adanya faktor iklim dan zat kimia. Penulis ingin kembali menegaskan bahwa penulis sangat setuju terhadap pernyataan berikut "Ketidakvalidan Lingkaran Tahun Tanaman Dikotil' .Akhir kata penulis ingin berterimakasih terhadap para kompasiana reader karena telah membaca artikel ini dan penulis meminta maaf jika ada pernyataan yang tidak sesuai serta kata-kata yang kurang berkenan di hati para reader. Semoga bermanfaat^^.

SUMBER :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun