Sementara itu, anggaran dari APBN tahun 2023 hanya sebesar 612,2 triliun. Itu artinya negara boncos lebih dari 200 triliun. Itu hanya buat gaji guru dan anggaran 612 triliun itu pasti masih terbagi-bagi lagi tidak hanya buat gaji guru saja.Â
Kira-kira realistiskah Ganjar Pranowo dengan janjinya atau hanya ingin menarik simpati dari 3,37 suara aja. Hihihi hati-hati ya, namanya juga janji manis, bapak ibu guru.
Maka dari itu, masyarakat harus cerdas dalam menyikapi janji-janji manis kampanye yang ditawarkan. Masyarakat perlu riset lebih dalam untuk mengetahui apakah janji-janji yang ditawarkan masuk akal dan dapat terpenuhi. Masyarakat pun juga harus kritis dalam menyikapi janji-janji kampanye yang terkesan berlebihan atau tidak jelas.Â
Lalu, bagaimana tips untuk menyikapi janji kampanye yang berlebihan itu? Berikut adalah beberapa tips untuk menyikapi janji-janji kampanye:
- Cek Latar Belakang dan Track Record dari Masing-Masing PaslonÂ
Sebagai pemilih, kita harus mengetahui apakah tiap paslon tersebut memiliki pengalaman yang mumpuni dan apakah kapasitas yang dimiliki calon tersebut sudah cukup untuk memenuhi janji-janji yang mereka tawarkan? - Cari Tahu Sumber Anggaran yang Diperoleh untuk Memenuhi Janji-Janji yang Ditawarkan
Setiap paslon pasti memiliki rencana anggaran yang akan digunakan untuk memenuhi berbagai program unggulan mereka. Namun, apakah anggaran yang diperoleh itu realistis? - Mempertimbangkan Kondisi Politik dan Ekonomi Saat Ini
Secara realistis, apakah kondisi saat ini mendukung untuk setiap paslon dalam memenuhi janji-janji yang mereka tawarkan? - Bijaklah dalam Mengambil Sebuah Keputusan
Jangan mudah tergiur dengan janji-janji manis yang ditawarkan dan belum tentu dapat terpenuhi.
Janji kampanye yang manis memang membuat masyarakat tergiur. Namun, masyarakat harus cerdas dalam menyikapi berbagai janji manis yang mereka tawarkan. Masyarakat juga perlu riset lebih dalam dan kritis dalam menyikapi janji-janji yang ditawarkan.Â
Apakah janji-janji yang ditawarkan itu realistis dan dapat terpenuhi atau semata-mata hanya ingin meraih kekuasan saja?