Mohon tunggu...
Vincent Tanvaltin
Vincent Tanvaltin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Janji Manis Kampanye: Antara Harapan dan Kenyataan

15 Desember 2023   00:47 Diperbarui: 15 Desember 2023   16:46 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelumnya, janji tersebut sudah kerap ia gaungkan sejak pemilihan presiden tahun 2014 dan 2019 lalu. Kemudian, untuk memenuhi janji manis tersebut, negara juga harus mengeluarkan dana sekitar 300 hingga 400 triliun per tahun. Gokilll!!! gede banget ya duitnya. 

Namun, apakah yakin uang 300 triliun tidak dipotong sana sini, takut nantinya malah cuma 3 m upsss. 

Janji manis tersebut juga mendapatkan kritikan dari Direktur Eksekutif Core Indonesia, Mohammad Faisal. Terdapat beberapa kritik yang ia berikan terkait janji yang ditawarkan, salah satunya adalah beban APBN. 

Masalah anggaran sebesar 400 triliun untuk melaksanakan program tersebut, Faisal mengatakan bahwa dana sebesar 400 triliun itu jumlah yang besar jika dibebankan kepada APBN. 

Nah, dengan anggaran sebesar itu berarti ada anggaran yang harus dikorbankan gak sihh? Misalnya, pembangunan dan sebagainya. Akankah janji manis ini benar-benar akan terwujud atau pepesan kosong semata? Mari kita pikirkan 1000 kali lagi.

  • Pasangan Calon no urut 3, Ganjar-Mahfud

Pasangan capres satu ini menebar janji manis demi meraih simpati para guru atau tenaga pendidik di Indonesia yaitu memberikan janji untuk menaikkan gaji guru menjadi 30 juta/bulan. 

Sah-sah saja sih sebenarnya menebar janji manis seperti itu, tetapi kita juga sah dong untuk melihat rekam jejak pak Ganjar dalam menjabat sebagai gubernur selama 10 tahun di Jawa Tengah. Sudahkah para guru di Jawa Tengah mendapatkan gaji yang layak??? 

Faktanya, ratusan guru di Kudus, Jawa Tengah masih belum mendapatkan gaji yang layak hingga mengadu ke DPRD. Bahkan, PGRI atau Persatuan Guru Republik Indonesia pun masih memperjuangkan nasibnya. 

Logikanya, Jateng saja belum layak, bagaimana mau seluruh Indonesia?? Bukannya jika hal tersebut terjadi, sudah seharusnya itu dikerjakan PDIP dari 10 tahun lalu?? Sebab, PDIP adalah partai yang sedang berkuasa dan Ganjar adalah kader PDIP. Lalu, PDIP 10 tahun tidak menyejahterakan guru dong? ngapain aja tuh kira-kira selama 10 tahun. 

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun ajaran 2022/2023 saat ini, Indonesia memiliki setidaknya 3,37 juta guru. Logikanya, jika rata-rata gaji guru dinaikan menjadi 20 juta, maka anggaran yang harus dikeluarkan oleh negara adalah sebanyak 67,4 triliun perbulan atau sekitar 808 triliun rupiah pertahun. 

Lagi-lagi uang darimana?? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun