Mohon tunggu...
Vincent Setiawan
Vincent Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Elektro President University

Mahasiswa Teknik Elektro President University

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Merdeka Belajar: Melawan Keterjajahan Pikiran

13 Mei 2023   13:25 Diperbarui: 13 Mei 2023   13:27 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau kamu punya ayah yang memilih jurusan kuliah yang sama dengan yang kamu jalani sekarang, kemungkinan ilmu yang kalian pelajari sama. Kalau kamu punya teman di SMA kelas 10, kemungkinan materi yang diajarkan tetap itu-itu juga. Bukan karena ilmu yang dipelajari statik atau tidak berkembang, tetapi karena memang kita terjajah secara ilmu. Bagaimana maksudnya?

Ilmu yang kita pelajari seringkali merupakan ilmu yang tidak diperbaharui. Kita dijajah dengan pemikiran bahwa guru tahu segalanya. Kita dijajah dengan buku-buku sekolah yang berkata bahwa A adalah A. Padahal belum tentu A itu masih A sekarang ini. Orang-orang di masa lalu belajar tentang taksonomi 5 kerajaan, sedangkan faktanya sistem takson sekarang ini sudah berubah banyak. 

Sumber Gambar : https://static.guim.co.uk/
Sumber Gambar : https://static.guim.co.uk/

Kita dijajah dengan keterkungkungan akan batasan-batasan ilmu. Padahal, ilmu itu sendiri secara fundamentalnya bebas. Kita dipaksa untuk mengikuti ilmu pengetahuan seperti kita mengikuti aturan kitab suci. 

Mungkin dengan pemikiran inilah, pemerintah di bawah pimpinan dan bimbingan dari Kemendikbudristek, mencanangkan merdeka belajar. Salah satu inti fundamental dari Merdeka Belajar adalah ilmu yang tidak dikurung dalam ruang kelas. Semua orang dapat mencoba dan mendapatkan ilmu dari manapun. 

Filosofi Merdeka Belajar


Filosofi inti dari merdeka belajar ini juga yang membuat pemerintah secara sadar mengadakan program-program unggulan seperti yang pernah saya tuliskan dalam artikel ini. Filosofi bahwa pendidikan tidak boleh dibatasi oleh siapa yang menyampaikan, dan media apa yang menyampaikan. Itulah inti dari Semarak Merdeka Belajar yang terus digaungkan oleh Kemendikbudristek. 

Sekarang, semua orang dapat mencoba untuk merasakan pengalaman kebebasan berpikir dan belajar dengan berbagai kemudahan. Untuk anak SMA, ada kurikulum merdeka yang berorientasi kepada siswa. Meskipun, kita ketahui dan sadari bahwa praktiknya mungkin belum 100% seperti yang dicanangkan. 

Dari bangku perkuliahan, kita mengerti bahwa pemerintah menyediakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka untuk membuka wawasan dan keterbatasan bangku kuliah dalam menyampaikan materi-materi yang benar-benar terjadi di dunia kerja. Bukan artinya kita membawa bangku kuliah berorientasi pada industri. Namun, kita berusaha untuk menyesuaikan para mahasiswa dengan dunia nyata dan pasar tenaga kerja. 

Ini menjadi penting!

Tentu saja ini menjadi sebuah terobosan yang penting. Dengan terbukanya akses informasi sekarang ini, seperti banyaknya AI dan juga banyaknya para konten kreator, para pelajar dituntut untuk jauh lebih kritis. Dan bagaimana caranya pelajar dapat menjadi kritis kalau semisal mereka tidak diberikan kebebasan dalam berpikir?!

Sumber Gambar : https://www.analyticsinsight.net/
Sumber Gambar : https://www.analyticsinsight.net/

Oleh sebab itu, pemerintah lewat program merdeka belajar mengubah paradigma sekolah dari sebelumnya tempat untuk menuntut ilmu, menjadi tempat untuk menuntut kematangan berpikir. Sekolah dan kampus dijadikan sebagai lembaga yang secara fundamental mengajarkan  cara untuk berpikir dan menentukan arah hidup, namun dengan pengarahan dari orang yang jauh sudah lebih profesional. 

Dengan adanya paradigma yang seperti ini, peran aktif dan juga kebebasan berpikir siswa menjadi dihargai. Siswa yang mau belajar menjadi seorang akuntan misalnya, tidak perlu mengambil sosiologi seumur hidupnya. Karena dengan mengorbankan pengetahuannya akan sosiologi, yang dahulu harus dipelajari oleh para siswa jurusan IPS, mereka bisa lebih fokus dan mengkritisi lebih dalam bidang yang akan mereka ambil dan mereka minati.

Adapun juga bagi para mahasiswa, mereka dapat menyiapkan diri mereka dan mencoba untuk "fit-in" ke dunia kerja dengan program-program seperti Bangkit ataupun Magang Merdeka. Atau jikalau mereka ingin melanjutkan ke dunia riset, mereka bisa mengambil Studi Independen Bersertifikat. Pilihan yang mungkin di zaman dahulu menjadi sangat susah dan juga terbatas karena pengetahuan dianggap hanya ada di bangku kuliah dan sekolah. 

Sumber Gambar : //campuspedia.id
Sumber Gambar : //campuspedia.id

Epilog

Maka, sudah layak dan sepantasnya, kita para pelajar serta mahasiswa untuk mendukung Semarak Merdeka Belajar ini. Tetapi, ini bukan hanya tugas kita para pelajar dan mahasiswa, ini juga harus menjadi tanggung jawab para pengajar, orang tua, dan semua orang yang terlibat dalam kegiatan pencerdasan kehidupan bangsa ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun