Mohon tunggu...
Vincent Setiawan
Vincent Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - A person who loves to write and inspire others

I love to live a life that full with logic. I love to write for inspiring you and helps you escape this mystical night ride

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Bentuk Kiamat yang Paling Dekat Menurut Sains

19 April 2023   22:37 Diperbarui: 19 April 2023   22:41 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : https://0701.static.prezi.com/

Pada saat ini, maka yang dominan di dalam semesta adalah lubang hitam. Mereka akan mencoba untuk menelan segala sesuatu yang ada di sekitarnya dan menyebabkan kegelapan yang dominan. Namun, lubang hitam pun akan menghilang setelah mengeluarkan radiasi hawking dalam waktu yang cukup lama. Dalam skenario ini, alam semesta akan lenyap begitu saja dalam kedinginan absolut, sekali lagi jikalau alam semesta tidak memiliki batas. 

Sumber Gambar : https://miro.medium.com/
Sumber Gambar : https://miro.medium.com/

Kebalikan dengan hipotesa Cold Death, jikalau semesta memiliki batas, maka semua lubang hitam akan saling bertemu di satu titik, menyebabkan tumbukan antar lubang hitam, dan sekali lagi membuat semesta jatuh pada gravitasinya sendiri. Skenario ini adalah skenario yang sama dengan Big Crunch dalam skenario Big Rip tadi. Hanya saja, jikalau kita mengasumsikan, semua yang runtuh dalam konsep Big Rip adalah partikel yang tercerai berai, maka dalam kebalikan Cold Death, kemungkinannya hal tersebut adalah lubang hitam yang runtuh dalam gravitasinya sendiri. 

Heat Death

Skenario ini nampaknya akan menjadi yang paling mungkin terjadi, karena kenaikan entropi di dalam semesta ini selalu meningkat. Jikalau entropi dari seluruh semesta mencapai titik puncak, maka heat death akan terjadi.

Sederhananya, ketika kita melakukan segala sesuatu, kita tidak akan bisa mengembalikannya persis seperti sebelum kita melakukan hal tersebut. Perubahan yang tidak dapat dikembalikan itu, adalah konsep dasar daripada entropi. Sayangnya, menurut termodinamika, entropi akan bergerak menuju puncaknya. 

Sumber Gambar : https://0701.static.prezi.com/
Sumber Gambar : https://0701.static.prezi.com/

Nah, di sinilah konsep Heat Death muncul. Ketika entropi menuju puncak, maka dapat dikatakan telah terjadi keseimbangan energi di alam semesta. Dengan kata lain, kita telah berada di titik keseimbangan termodinamika. Saat itu terjadi, maka tidak akan ada lagi kegiatan transfer energi. Ketika tidak ada kegiatan pentransferan energi, maka secara tidak langsung, pergerakan pun akan terhenti. 

Kematian yang benar-benar stagnan dan tidak berujung inilah yang disebut sebagai Heat Death. Dan hal ini adalah satu-satunya skenario yang dapat dikatakan pasti terjadi. Karena pada satu titik, entropi di dalam semesta ini akan mencapai maksimum, dan ketika itu terjadi maka Heat Death akan benar-benar tercapai. 

Big Bounce

Skenario yang terakhir dan yang paling unik adalah Big Bounce. Skenario ini adalah skenario lanjutan dari pemikiran mengenai Big Crunch. Jikalau semua massa yang berada di dalam semesta runtuh kepada satu titik, maka kita akan menyimpan semua energi yang ada pada satu titik yang maha padat. 

Sumber Gambar : Kurzgesagt
Sumber Gambar : Kurzgesagt

Satu titik, maha padat, penuh energi. Sudah pasti titik ini adalah titik yang amat sangat panas. Dan ketika itu terjadi, maka keseimbangan akan menjadi sulit dicapai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun