Namun secara perlahan, kita sebenarnya sedang mengarah ke sana. Konsumsi bahan bakar minyak dan juga penggunaan energi yang dilakukan secara tidak bijak oleh negara-negara berkembang memperparah kondisi ini. Apalagi, dengan banyaknya konflik bersenjata yang tentu saja mengeluarkan banyak emisi ke udara.Â
3. Kiamat Tata Surya
Kedua skenario kiamat yang telah dijelaskan adalah kiamat yang berasal dari internal bumi, lalu bagaimana jikalau kita memandang dari eksternal? Sayangnya, kiamat pasti akan terjadi ketika matahari yang kita kenal berubah menjadi bintang merah raksasa. Matahari akan menelan beberapa planet yang dekat dengannya, dan akan jauh lebih "mendingin" dibandingkan keadaannya saat ini. Saat itu terjadi, bumi akan menjadi salah satu planet yang akan ditelannya.Â
Hal ini memang masih sangat jauh terjadi, sekitar 8 miliar tahun lagi dari sekarang. Namun, jikalau memang manusia masih ada hingga saat itu, dan mereka berhasil menjadi peradaban antar planet, mungkin mereka akan merasakan kiamat ini.Â
4. Kiamat Level Semesta
Jikalau tadi kita membahas mengenai kiamat yang ada di bumi, maka kita akan beranjak ke level semesta. Dalam skala semesta, kiamat didefinisikan sebagai berakhirnya semesta kita ini. Sejauh ini sains mengenal ada beberapa buah skenario besar yang mungkin saja terjadi sebagai kiamat dalam level semesta ini.Â
Big Rip
Kematian semesta versi ini hanya akan terjadi jikalau gravitasi melemah di satu waktu. Ekspansi semesta yang berlangsung secara eksponensial dengan kecepatan pengembangan ruang yang melebihi kecepatan cahaya akan membuat gravitasi tidak dapat "menjangkau" titik terjauh dari semesta yang terus mengembang. Hingga akhirnya, semua benda di dalam semesta akan tercerai berai, saling menjauh tidak karuan.Â
Jikalau memang semesta tidak "bertepi", maka big rip akan membuat semua yang ada di dalam semesta ini hancur lebur karena konsep gravitasi mengalami kehancuran. Ruang itu sendiri, yang menurut Einstein adalah penyebab gravitasi dapat eksis, akan terkoyak dan semua materi yang ada di atasnya akan goyah.Â
Namun, jikalau semesta bertepi, maka di satu titik gravitasi akan runtuh dalam dirinya sendiri. Menyebabkan terjadinya big crunch (tumbukan besar) yang berkejadian sebagai kebalikan dari big bang (ledakan besar). Gravitasi yang kalah dengan percepatan ruang akan runtuh dalam satu buah titik di alam semesta.Â
Cold Death x Big Crunch
Sebenarnya argumentasi mengenai penyebab Cold Death adalah argumentasi yang sama dengan terjadinya Big Rip. Hanya saja, alur yang ditawarkan sedikit berbeda.Â
Dalam skenario Cold Death, semua hal yang ada di dalam semesta ini akan menjauh. Pada saat itu, maka gravitasi akan terlalu lemah untuk membuat bintang-bintang baru. Bukan hanya terlalu lemah untuk membuat bintang-bintang baru, akan tetapi bintang-bintang lama pun akan benar-benar mati.Â