Hal yang serupa pun terjadi pada Buddha Gautama. Ketika beliau menjelaskan bahwa tidak ada yang namanya Tuhan yang mendikte dan menciptakan dunia, Brahma Baka berkeras hati tidak mau. Lalu, sang Buddha pun terlibat dengan adu argumentasi. Masih berkeras hati? Buktikan! Lalu, selesailah masalah tersebut.
Maka dari 2 kisah berikut, saya menyadari kalau cara yang terbaik untuk menyebarkan pandangan yang menurut kita baik adalah dengan menjalankannya dan membuktikannya. Buktikan bahwa dengan perpindahan agamamu, kamu bisa menjadi lebih baik. Bukan malah menyebarkan kisah-kisah gaib, melakukan kesaksian-kesaksian yang palsu dan penuh glorifikasi atau dramatisir.Â
Epilog
Karena memang sesungguhnya iman/keyakinan atau apapun itu, sebaiknya kita lakukan dengan berdasarkan kepada pembuktian. Tidaklah elok menyebarkan sesuatu ajaran hanya dengan "testimoni". Kalau hanya dengan kesaksian dan "testimoni" belaka, saya rasa kolom komentar akun-akun penjual di shopee jauh lebih oke untuk dijadikan ajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H