Mohon tunggu...
Vincent Setiawan
Vincent Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - A person who loves to write and inspire others

I love to live a life that full with logic. I love to write for inspiring you and helps you escape this mystical night ride

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Amoral Tidak Dapat Dikaitkan dengan Atheisme

4 September 2021   19:07 Diperbarui: 4 September 2021   19:12 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oh tentu tidak. Kebanyakan teroris yang ada di dunia ini justru terafiliasi dengan suatu agama atau aliran spiritualitas tertentu. Contohlah, Al-Qaeda, ISIS, Taliban, Aum Shinrikyo, dan lainnya. 

Atau mungkin yang paling dekat dengan kita, Ashin Wirathu yang menjadi teroris terhadap etnis Rohingya di Myanmar. 

Dengan melihat fakta-fakta yang ada pula, kita bisa melihat bahwasannya banyak pula Atheis yang menjadi seorang yang baik dan berguna di dunia. 

Contohlah, Einstein dan juga Bill Gates. Apakah mereka adalah seorang yang Atheis atau Agnostik? Iya. Apakah mereka Amoral? Tidak tentunya. 

Dari kedua buah pemisahan tadi, seharusnya kita bisa melihat dan berpikir dengan jernih bahwasannya tidak ada suatu hubungan antara spiritualitas dengan perilaku amoral. Seorang bisa saja sangat taat beribadah namun melakukan perilaku bejat dan amoral setelahnya. 

Sebaliknya, orang bisa saja berlaku sangat baik namun dia tidak memercayai adanya Tuhan. Karena memang moralitas dan spiritualitas adalah dua buah hal yang amat sangat berbeda. 

Spiritualitas adalah ranah pribadi yang sifatnya privat dan hanya anda yang tahu. Sedangkan moralitas, adalah sebuah konsensus yang menyangkut adanya penilaian masyarakat terhadap tindakan anda berdasarkan kepada norma-norma yang ada di masyarakat. 

Maka, dari sekarang, mulailah kita bisa menghormati orang yang memiliki spiritualitas yang sifatnya berbeda dengan kita. Dan mulailah kita harusnya bisa menginstropeksi diri kembali. 

Apakah kita yang merasa memiliki spiritualitas lebih baik dari orang lain masih bersikap amoral atau tidak? Karena terkadang, gajah di pelupuk mata tak terlihat namun semut di sebrang pulau terlihat jelas. 

Semoga Coki Pardede dan semua orang yang tengah terjerat kasus hukum karena tindakan mereka yang melawan norma serta nilai moralitas yang ada di masyarakat dapat tetap menjalani hukuman dengan sebaik-baiknya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun