Belum lama kita, Kompasianer membahas soal ghosting. Benar saja, beberapa waktu kemudia muncullah kasus ghosting level nasional.
Mungkin inikah yang dimaksud oleh Pak Jokowi untuk membenci produk asing? Sehingga, tidak lama setelah diksi itu keluar dari mulut sang ayahanda, sang pangeran pun langsung melakukan kebijakan sang ayah.
Berawal dari unggahan sang ibu di media sosial, akhirnya isu ini pun menyeruak. Mulai dari kata-kata "dari professional menjadi personal", hingga munculnya isu karena persoalan agama yang membuat sang pangeran tidak bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih lanjut, keluar dari mulut netizen. Netizen pun mengaitkan dengan adanya "kudeta" (sudah kaya partai demo....) terhadap tahta calon putri kerajaan.Â
Tetapi, apapun alasannya dan kasus yang terjadi, sebenarnya kita semua bisa memetik beberapa poin penting dari kasus ghosting ini. Poin-poin ini adalah poin yang sangat berharga untuk menjalin hubungan yang langgeng dan penuh dengan keterbukaan.Â
Tentu saja, kita juga harus sembari mendoakan sang pangeran, Kaesang dan sang mantan calon putri, Felicia Tissue untuk tetap bisa saling move on satu sama lain.
Poin pertama, komunikasi adalah hal terpenting dalam hubungan.
Mungkin hal ini tanpa diberitahu pun semuanya sudah tahu. Tetapi, ada beberapa hal yang perlu kita garis bawahi mengenai hal ini. Komunikasi itu harus selalu berjalan 2 arah.Â
Iya, komunikasi harus selalu berjalan 2 arah, kecuali anda sedang berada dalam posisi monolog. Komunikasi dalam hubungan sangat bergantung kepada para pelakunya. Jikalau ada satu saja yang tidak melakukan komunikasi, sehingga komunikasi berubah menjadi berjalan 1 arah, maka hancurlah sudah.Â
Hal ini bisa kita lihat dalam hubungan Kaesang dan Felicia Tissue. Meskipun terlihat baik-baik saja, di akhir hubungan mereka, yang terjadi adalah hubungan komunikasi satu arah.Â
Lantas, pihak Felicia pun merasa ter-ghosting. Sakit hati yang terjadi akibat ghosting jauh lebih sakit daripada sakit hari akibat putus hubungan.Â
Oleh sebab itu, turunkanlah ego dan hasrat pribadi anda dalam hubungan. Jikalau ego dan hasrat telah dikikis, maka perilaku ghosting pasti dapat dihindari.