Mohon tunggu...
Vincent Setiawan
Vincent Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - A person who loves to write and inspire others

I love to live a life that full with logic. I love to write for inspiring you and helps you escape this mystical night ride

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Semua Agama Itu Baik Adanya ? (Perspektif dari seorang yang tidak memercayai agama)

23 Februari 2021   08:50 Diperbarui: 23 Februari 2021   10:35 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Islam itu buruk ! Agama para Teroris !

Kristen itu jahat ! Selalu lakuin kristenisasi di mana-mana! Penista agama semuanya dari Kristen !

Buddhisme itu mata duitan! Sedikit-sedikit berdana! Uangnya pasti ga sampai ke yang membutuhkan !

Pernah mendengar kata-kata di atas? Pernah merasakan ketersinggungan dari kata-kata tersebut? Atau bahkan mungkin anda yang pernah mengatakan hal-hal tersebut dan menjadi sama dengan mereka? Kalau pernah, tidak apa, tetapi jangan diulangi lagi ya.

Lantas sebenarnya apakah kata-kata di atas itu benar? Menurut saya tidak. Tidak ada satupun agama di dunia ini yang murni mengajarkan kebaikan ataupun keburukan. Semua yang dituliskan agama adalah baik adanya, meskipun beberapa sudah tidak relevan dengan moralitas yang ada pada saat ini. Hal inilah yang seringkali menjadi kesalahpahaman di antara umat beragama dan dijadikan sebagai bahan untuk saling mengolok satu sama lainnya. 

Marilah kita ambil contoh dalam 1 Samuel 15 ayat 3 , ayat yang sering dijadikan acuan untuk memperolok agama Kristen,

Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu , lembu maupun domba, unta maupun keledai.

dalam ayat tersebut memang akan terdengar mengerikan, tetapi jikalau kita runut kembali ke dalam konteks alkitabiah dan sejarah, ayat tersebut baik adanya karena dalam konteks perang. Dan marilah kita bandingkan dengan ayat yang memuat perintah Yesus terhadap seluruh umatnya,

Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.  "

Adapula jikalau kita melihat dari konteks Islam, akan ditemukan ayat-ayat serupa yang seringkali dijadikan oleh kaum-kaum Teroris sebagai ayat dasar untuk membunuh orang-orang yang dianggap kafir. Padahal jikalau kita mengutip salah satu Hadist, akan ditemukan hal yang sebaliknya,

Dari Abdullah ibn Amr, dari Nabi bersabda:

Siapa yang membunuh orang (kafir) yang telah mengikat perjanjian (dengan pemerintahan Muslim), maka ia tidak akan bisa mencium harum surga, padahal harum surga dapat dicium dari jarak empat puluh tahun perjalanan.

Adapun beberapa orang pun seringkali memperolok agama Buddha sebagai agama yang menyembah berhala, akan tetapi jikalau kita melihat lebih dalam kepada Kalama Sutta, Sang Buddha bahkan menganjurkan untuk tidak memercayai Kitab Suci jikalau kita tidak menimbangnya terlebih dahulu

Janganlah percaya begitu saja terhadap suatu berita,hanya karena anda telah mendengarnya.

Janganlah percaya begitu saja terhadap suatu tradisi, hanya karena telah dilakukan secara turun-temurun.

Janganlah percaya begitu saja terhadap sesuatu, hanya karena telah dibicarakan dan didesas-desuskan oleh banyak orang.

Janganlah percaya begitu saja terhadap sesuatu, hanya karena sudah tercatat di dalam kitab suci.

Janganlah percaya begitu saja terhadap sesuatu, hanya karena diwejangkan oleh para guru atau para tetua.

Tetapi setelah melakukan pengamatan dan kajian yang mendalam, sehingga  menemukan bahwa segala sesuatu tersebut beralasan, sesuai, dan berkaitan dengan hal- hal yang baik dan berguna, tidak tercela, yang mana kalau diteruskan, akan membawa kebahagiaan, maka selayaknya anda menerima dan hidup sesuai dengan hal-hal tersebut.

Sang Buddha (Anguttara Nikaya Vol. 1, 188-193)

Dari pembabaran beberapa ayat di atas, kita bisa melihat bahwasanya semua agama adalah sama adanya. Tidak ada satupun agama yang absolut benar, absolut berasal dari surga. Semua agama adalah cara manusia memandang Tuhan yang satu, yang Esa, yang tak tergambarkan menurut para theis. Ataupun agama adalah hanya salah satu jenis untuk menolak Tuhan dengan menunjukkan bahwa hanya Tuhan merekalah yang benar menurut pemikiran para Atheis.

Entah pemikiran apa yang anda ambil dan anda pakai, semua agama memiliki satu kesamaan, bahwa mereka adalah cara seseorang memandang dunia yang dibukukan. Maka tidaklah perlu kita saling memperolok cara pandang hidup orang lain, entah apapun itu cara pandang hidupnya. Sekali lagi saya tegaskan, semua agama itu baik maka tidaklah perlu gontok-gontokan.

Jikalau kita melihat garis merah dari semua agama yang ada, maka akan lebih banyak ditemukan kesamaan dibandingkan perbedaan. Jikalau lebih banyak yang sama dibanding yang berbeda, lalu untuk apa kita gontok-gontokan hanya karena masalah agama ?

Banyak orang yang membenci agama satu sama lain karena mereka tidak mengenal dan tidak tahu persamaan dengan yang lainnya. Sesungguhnya kesamaan di antara agama jauh lebih banyak daripada perbedaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun