Adapun beberapa orang pun seringkali memperolok agama Buddha sebagai agama yang menyembah berhala, akan tetapi jikalau kita melihat lebih dalam kepada Kalama Sutta, Sang Buddha bahkan menganjurkan untuk tidak memercayai Kitab Suci jikalau kita tidak menimbangnya terlebih dahulu
Janganlah percaya begitu saja terhadap suatu berita,hanya karena anda telah mendengarnya.
Janganlah percaya begitu saja terhadap suatu tradisi, hanya karena telah dilakukan secara turun-temurun.
Janganlah percaya begitu saja terhadap sesuatu, hanya karena telah dibicarakan dan didesas-desuskan oleh banyak orang.
Janganlah percaya begitu saja terhadap sesuatu, hanya karena sudah tercatat di dalam kitab suci.
Janganlah percaya begitu saja terhadap sesuatu, hanya karena diwejangkan oleh para guru atau para tetua.
Tetapi setelah melakukan pengamatan dan kajian yang mendalam, sehingga  menemukan bahwa segala sesuatu tersebut beralasan, sesuai, dan berkaitan dengan hal- hal yang baik dan berguna, tidak tercela, yang mana kalau diteruskan, akan membawa kebahagiaan, maka selayaknya anda menerima dan hidup sesuai dengan hal-hal tersebut.
Sang Buddha (Anguttara Nikaya Vol. 1, 188-193)
Dari pembabaran beberapa ayat di atas, kita bisa melihat bahwasanya semua agama adalah sama adanya. Tidak ada satupun agama yang absolut benar, absolut berasal dari surga. Semua agama adalah cara manusia memandang Tuhan yang satu, yang Esa, yang tak tergambarkan menurut para theis. Ataupun agama adalah hanya salah satu jenis untuk menolak Tuhan dengan menunjukkan bahwa hanya Tuhan merekalah yang benar menurut pemikiran para Atheis.
Entah pemikiran apa yang anda ambil dan anda pakai, semua agama memiliki satu kesamaan, bahwa mereka adalah cara seseorang memandang dunia yang dibukukan. Maka tidaklah perlu kita saling memperolok cara pandang hidup orang lain, entah apapun itu cara pandang hidupnya. Sekali lagi saya tegaskan, semua agama itu baik maka tidaklah perlu gontok-gontokan.
Jikalau kita melihat garis merah dari semua agama yang ada, maka akan lebih banyak ditemukan kesamaan dibandingkan perbedaan. Jikalau lebih banyak yang sama dibanding yang berbeda, lalu untuk apa kita gontok-gontokan hanya karena masalah agama ?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!