"Organ yang sering digunakan akan berkembang dan tumbuh membesar, sedangkan organ yang tidak digunakan akan mengalami pemendekan atau penyusutan, bahkan akan menghilang."
Ada banyak juga contoh-contoh tulang yang "menghilang". Contohnya adalah tulang jari kaki kuda yang sebelumnya ada 4 jari menjadi 1 jari. Tujuannya agar kaki kuda dapat menopang lebih kuat tubuhnya, serta ditungganggi oleh orang-orang jaman purba untuk berburu atau melakukan perjalanan.
Kesimpulan dari penulis adalah tulang yang tidak berguna lambat laun pasti akan terdegenerasi atau hilang. Tetapi tenang saja, karena pada faktanya semua tulag itu memiliki fungsinya sendiri-sendiri. Tidak ada tulang yang tidak memiliki fungsi, bahkan coccyx ( tulang ekor ) yang sering dikatakan tidak ada gunanya itu memiliki fungsi. Fungsinya sebagai tempat keseimbangan dan penyangga ketika kita duduk.
Untuk tulang yang menghilang, ada beberapa factor yang dapat menyebabkan tulang menghilang, yaitu :
- Tulang tidak digunakan, jadinya tidak mendapatkan pasokan energy
- Tulang tidak dilatih, jadi tulang tidak siap untuk melakukan kerja yang berat
- Faktor eksternal dari alam yang menyebabkan tulang untuk berubah
- Otot-otot yang menekan tulang yang dalam posisi lemah akan menyebabkan tulang menjadi pendek dan bahkan menghilang
- Dan yang terakhir adalah factor kesehatan, karena jika kesehatan kita kurang baik, maka pastinya fisik akan melemah dan terjadi pelemahan organ.
Pesan dari penulis adalah agar para pembaca menjaga kesehatannya sendiri, agar tidak mengalami rudimentasi pada tulang. Rajin berolahraga dan jangan terlalu terpaku pada HP. HP boleh digunakan untuk refreshing, tapi jangan lupa untuk berolahraga agar tulang juga dilatih, sehingga tulang akan tetap kuat sampai akhir hayat.
Akhir dari tulisan ini, penulis akan menutupnya dengan quotes dari Charles Darwin
"it is not the strongest of the species that survive, nor the most intelligent species that survive. It is the one that is the most adaptable to change" - Charles Darwin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H