Mohon tunggu...
vincentius alfanodigi
vincentius alfanodigi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa tahun ke tiga program studi ekonomi pembangunan unpar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuliah Umum Unpar Bertajuk Peluang dan Tantangan Pemilu 2024

25 Juli 2023   19:00 Diperbarui: 25 Juli 2023   19:04 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr. Adiyana Slamet (ketua Komisi Penyiaran Indonesia-Jawa Barat) pada kuliah umum di Universitas Katolik Parahyangan Bandung, Selasa (25/07/2023). Dokpri

Universitas katolik parahyangan (Unpar) menggelar kuliah umum pendidikan pancasila bertajuk “Peluang dan Tantangan Pemilu 2024 di Era Digital” (25/07/2023)

Dalam kuliah umum yang diadakan di ruang audio visual geise Fisip ini Unpar menghadirkan Dr. Adiyana Slamet, ketua Komisi Penyiaran Indonesia-Jawa Barat.

“Kemajuan peradaban tidak serta merta ditandai dengan hanya kemajuan berfikir manusia salah satu yang menopang kemajuan peradaban itu adalah institusi media atau media,” pesan Dr. Adiyana Slamet.

Beliau menegaskan bahwa media memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat dewasa ini.

Media khususnya media sosial juga memiliki dampak yang signifikan dalam dunia politik dalam konteks modern. Media sosial telah mengubah cara politik dijalankan, dipahami, dan diakses oleh masyarakat khususnya kaum muda.

Begitu juga dalam kehidupan politik saat ini. Media sosial dan politik memiliki hubungan yang sangat kuat pada pemilu 2024.

“saya pernah meneliti lima kampus negri pada 2018 dan kalau disimpulkan hasilnya bahwa anak-anak muda mengakses informasi politik di media sosial,” jelas Dr. Adiyana Slamet.

Namun, para anak muda ini hanya sekedar mengakses tanpa memahami lebih lanjut. Mereka cenderung malas membaca berita politik yang sesungguhnya sangat penting.

“tapi kawan-kawan muda pada waktu itu 2018-2019 itu malas untuk membaca berita-berita politik karena dianggap terlalu berat,” tegas Dr. Adiyana Slamet.

Hal ini berbahaya karena dapat berdampak pada negara. Ketika anak muda malas membaca tentang politik, mereka cenderung kurang berpartisipasi dalam proses politik dan pemilihan umum.

“pilihan itu bukan hanya siklus lima tahunan. Pilihan itu menentukan nasib negara ini kedepan seperti apa,” ucap Dr. Adiyana Slamet.

Jika para anak muda acuh terhadap politik dan calon yang akan dipilih tidak berkompeten maka seluruh negara akan terkena imbasnya.

Anak muda yang malas membaca tentang politik mungkin juga menjadi lebih rentan terhadap manipulasi politik dan retorika populis.

Mereka mungkin mudah dipengaruhi oleh janji-janji kosong tanpa mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari kebijakan politik.

Dr. Adiyana Slamet juga menjelaskan, adapula tantangan dalam politik digital yaitu distrupsi informasi.

“kita butuh pemahaman betul supaya distribusi informasi tidak terjebak pada isu isu yang memecah belah bangsa,” tegas Dr. Adiyana Slamet

Distrupsi informasi bertujuan untuk menyebarkan informasi palsu atau menyesatkan agar tampak sebagai fakta yang sah, sehingga dapat mempengaruhi opini publik, memanipulasi pemikiran, dan menciptakan kebingungan atau ketidakpercayaan terhadap fakta yang sebenarnya.

“bahwa kadang politisi itu membangun citra politiknya secara berlebihan,” ucap Dr. Adiyana Slamet.

Sehingga sebagai masyarakat khususnya anak-anak muda harus membaca lebih dalam tentang politik dan menyaring isu-isu yang bertujuan memecah belah bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun