Tidak hanya hal yang berhubungan dengan natal namun juga hati kita juga harus bersih agar layak menyambut kedatangan Immanuel.Â
Sepantasnya kita mempersiapkan diri dengan bertobat. Dalam minggu adven I, injil mengajak kita untuk berjaga-jaga. Putra manusia datang pada saat yang tidak diduga(Mat 24:44). Hal itu berkaitan pula dengan sikap batin kita dan dosa-dosa kita. Tidaklah layak jika kita menyambut putera manusia dengan penuh dosa. Maka sikap yang tepat ialah pengakusan dosa.
Berkaitan dengan pengakusan dosa, seringkali kita lupa bahwa bobot dosa kita, apakah ringan atau berat?. Sebelum kita menentukan dosa kita berat atau ringan, kita harus mengerti terlebih dahulu apa itu dosa berat dan apa itu dosa ringan.
Dosa Berat
Dosa berat merupakan kasih di dalam hati manusia oleh satu pelanggaran berat melawan hokum Allah. Di dalamnya manusia memalingkan diri dari Allah, tujuan akhir dan kebahagiaannya dan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih rendah. (bdk. KGK art 1855)
Â
Dosa Ringan
Dosa ringan membiarkan kasih tetap ada, walaupun ia telah melanggarnya dan melukainya. (bdk. Art 1855
Â
Dari penjelasan diatas, kita tahu apa yang menjadi inti dari bobot dosa yaitu kasih. Apabila manusia melakukan pelanggaran kasih terhadap Allah sedangkan kasih itu adalah rahmat dari Allah sendiri maka itu merupakan pelanggaran atau dosa berat. Bagaimana mungkin kasih digantikan dengan hal yang lebih rendah sedangkan Allah itu kasih (Deus Caritas Est). Berbeda dengan dosa ringan, walaupun kita melanggar atau melukainya namun kasih tetap ada dalam diri manusia dan tidak menggantikannya dengan yang lebih rendah.Â
Meskipun seperti itu, dosa ringan jika diabaikan akan menimbulkan atau membawa pada dosa berat. Syarat Dosa berat juga atas persetujuan dan kesadaran penuh dari pelaku bahwa ia melanggar kasih Allah. Namun berbeda dengan ketidaktahuan berbuat dosa karena orang lain (lih. KGK art 1860). Hal itu bisa ditoleran bahkan ditiadakan karena orang yang melakukan tanpa kesadaran penuh. Terlepas dari dosa berat dan dosa ringan, Allah yang akan menjadi pengadil sebab Allah mahabijaksana.
Â