Mohon tunggu...
vincentius EkaPutra
vincentius EkaPutra Mohon Tunggu... Lainnya - penulis

selamat datang, terimakasih telah berkunjung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pola Pemikiran Konfusius Mengenai Te (Kebajikan) Filsafat Timur

8 November 2022   22:33 Diperbarui: 8 November 2022   23:04 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Paham pemikiran Konfusius tentang Te (kebajikan)

Te merupakan suatu kekuatan moral bagi manusia yang memilikinya dan akan menyinarkan sesuatu wibawa bagi orang lain yang ada di sekitarnya. la adalah orang yang berbahagia labir dan batin. Orang harus mencari dan menyukai kebaikan. Lao Tzu menggambarkan: bahwa kebaikan itu laksana air.

Air memberi hidup kepada semua yang ada, meski pun ia mengalir ke tempat yang rendah. semua air akan mengalir ke laut ke tempat yang lebih rendah, tak ada yang lebih halus dan lebih dan lemah dari pada air, akan tetapi air juga bisa mengalahkan dan mampu menguasai benda yang keras. Berdasarkan gambaran ini orang yang memiliki kebajikan pasti tidak akan merasa sombong, tidak akan ada permusuhan dan perkelahian, maka sudah dipastikan ia tidak memiliki musuh, ia tidak egois ia malahan mau membantu kepentingan orang banyak. Perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan, perbuatan jahat akan dibalas juga dengan kebaikan.

 Setiap manusia memiliki kesempatan untuk memperoleh Te dengan jalan menyesuaikan diri pada Tao melalui wu-wei yaitu tidak berbuat apa-apa, yang artinya: Pertama, tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan alam semesta, orang harus hidup dekat dengan alam. Orang harus hidup dalam pembawaan sejak ia lahir, menghindari adat-istiadat yang telah ditetapkan dan berjanji tidak memiliki ambisi yang sangat berlebihan dalam memenuhi keinginan-keinginan. 

Konfusius mengajarkan para murid-muridnya, agar dalam berhubungan dengan orang lain selalu bersikap sopan. Konfusius biasa menerima adat-istiadat atau upacara-upacara apabila kegiatan tersebut dapat diterima secara rasional dan masuk akal.

Alasan yang masuk akal inilah yang membuat konfusius bisa menilai apakah manusia itu bermoral atau tidak sama sekali, karena dalam adat-istiadat ada peraturan-peraturan yang harus dijalankan, melalui adat-istiadat itulah menjadi pedoman yang sangat penting dalam mengatur masyarakat.

Kesimpulan

Ada banyak nilai-nilai yang bisa diambil dari ajaran Konfusiusnisme, nilai-nilai yang ada dalam ajaran ini dapat dipakai dalam kehidupan zaman sekarang ini. Konfusiusnisme ini mengajarkan nilai-nilai yang sangat bermakna dalam kehidupan, terkadang manusia lupa akan nilai-nilai yang baik, dengan melupakan nilai-nilai tersebut kehidupan manusia menjadi kurang bermakna orang akan mudah mengalami kejenuhan dan kebosanan.

Perang merupakan sebuah bencana bagi umat manusia, karena adanya perang banyak manusia yang mati dan mengorbankan nyawanya, bahkan korban yang paling mengerikan adalah mati nya kemanusiaan seseorang orang dengan mudah menghilangkan kebahagiaan orang lain.

Matinya kemanusiaan mendorong kalangan yang peduli untuk mencari solusi mereka mengajarkan bagaimana orang harus selalu merasa bahagia, melalui ajaran konfusius inilah manusia kembali menemukan jati dirnya sebagai mahluk yang berbudaya, salah satu ajaran yang baik dari konfusius ini adalah moral atau kebajikan, seseorang akan menjadi baik apabila orang terus berusaha mengembangkan nilai-nilai kebajikan kepada sesama. 

Maka ajaran konfusius ini harus melekat pada diri setiap orang, agar orang lain merasakan kebaikan dan kebahagiaan yang mereka dambakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun