Mohon tunggu...
Vincentia Ivena
Vincentia Ivena Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Imperfect: Belajar Menghargai Orang Lain dan Diri Sendiri

20 Oktober 2020   01:16 Diperbarui: 20 Oktober 2020   01:54 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: liputan6.com
sumber: liputan6.com

Dalam paradigma kritis juga membahas realitas sosial yang terbentuk adanya kekuatan sosial serta budaya. Dari sisi budaya ditunjukkan dari kegiatan ibu Rara yang sering dilakukan yaitu berkumpul dengan teman-temannya dan membicarakan soal kecantikan tubuh mereka

Sedangkan kekuatan sosial ditunjukkan dari scene Rara mendapatkan tawaran kenaikan jabatan oleh bosnya, Kelvin. Namun Kelvin mengatakan bahwa marketing manager tidak cukup pakai otak saja, melainkan harus berpenampilan menarik. Hal tersebut menunjukkan bahwa orang cantik saja yang hanya bisa naik jabatan.

Hal yang cukup penting dari perfilman yaitu tahap konsumsi. Imperfect meluncurkan video trailer pada 8 November 2019 dan tayang di bioskop Indonesia pada 19 Desember 2019. Selama tayang 36 hari, film tersebut meraup penonton sebanyak 2,6 juta. Mengalahkan film keempat Ernest Prakasa, Cek Toko Sebelah yang rilis pada 2016. Imperfect juga dapat dikatakan sebagai film terlaris pada tahun 2019 (Sembiring, 2020).

Selain itu, Ernest Prakasa, Meira Anastasia serta beberapa pemain melakukan roadshow diberbagai kota guna mempromosikan film kelima mereka.

Imperfect dapat dilihat dari sisi ekonomi politik, ditunjukkan pada adegan saat Ali yang diperankan oleh Uus sedang menagih hutang kepada Ibu Dika. Dalam hal tersebut dapat dilihat bahwa orang-orang yang berada di kelas sosial bawah memiliki hutang untuk kepentingan mendesak dan tinggal di sebuah perkampungan yang ramai.

Berbeda dengan keadaan rumah Rara, cenderung terlihat perumahan mewah dan sepi di sekitar rumahnya. Karena orang yang termasuk dalam kelas sosial atas merupakan orang yang sibuk bekerja, dan tidak sempat untuk bersosialisasi dengan tetangga.

"Orang yang datang untuk menyumbang banyak tapi untuk yang mau menyumbang tenaga itu sedikit" yang dikatakan oleh Siska yang diperankan oleh Asri Welas pada adegan Rara dan Dika sedang berbicara santai dengan Siska selepas mengajar anak-anak.

sumber: hipwee.com
sumber: hipwee.com

Dari kalimat yang diucapkan Siska memperlihatkan bahwa orang-orang kelas sosial atas menganggap bahwa menyumbang dalam bentuk uang saja sudah cukup, namun nyatanya anak-anak juga perlu belajar.

Sedangkan untuk mengajarkan anak-anak perlu tenaga, kesabaran serta waktu yang ekstra. Dapat dilihat bahwa orang-orang tidak mau repot untuk membantu sesama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun