Perfilman Indonesia di akhir 2019 meluncurkan sebuah film yang dibuat oleh sepasang suami istri, Ernest Prakasa dan Meira Anastasia dengan isu sensitif bullying yaitu Imperfect (2019). Film tersebut diperankan oleh Jessica Mila dan Reza Rahardian.
Sepasang suami istri ini mengambil isu bullying karena berdasarkan pengalaman mereka serta maraknya kasus bully di sekitar kita, ditambah dengan adanya media sosial.
Dengan adanya film tersebut, diharapkan para penonton lebih berhati-hati dalam berucap agar tidak menimbulkan sakit hati, tidak melakukan bullying atau body shaming yang dapat membahayakan mental seseorang.
Selain itu, kita diajarkan untuk menerima kekurangan dari diri kita sendiri, percaya diri. Karena cantik tidak melulu soal fisik. Serta kasus bullying di Indonesia semakin berkurang.
Dalam Imperfect, kita juga tidak perlu iri atas pencapaian orang lain, apalagi hingga menjatuhkan orang lain.
Film kelima Ernest Prakasa ini memiliki genre drama-romantis. Dapat disebut drama karena adanya tagline karier, cinta & timbangan, serta gambar timbangan. Termasuk romantis karena dalam poster terdapat gambar laki-laki dan perempuan sebagai sepasang kekasih serta pemeran utama dalam film tersebut.
Judul film yaitu Imperfect yang tertulis jelas, besar, berwarna orange, dan terletak di tengah. Dalam poster film terdapat pemeran utama yaitu Jessica Mila dan Reza Rahardian, serta beberapa pemeran pendamping yaitu Yasmin Napper, Karina Suwandi, Shareefa Daanish, Dion Wiyoko, Boy William, Clara Bernadeth, Dewi Irawan, serta Ernest Prakasa.
Bagian bawah poster terdapat tanggal rilis film tersebut, 19 Desember 2019. Ternyata Imperfect merupakan hasil adaptasi dari sebuah buku karya Meira Anastasia yang berjudul Imperfect: A Journey to Self-Acceptance dapat menjadi nilai tambahan dalam penjualan film.
Dalam setiap film memiliki pesan yang disampaikan kepada penonton, hal tersebut dapat dilihat dari sebuah paradigma film. Imperfect memiliki paradigma fenomenologi yang berarti menjelaskan makna dan pengalaman hidup seseorang mengenai suatu fenomena atau gejala.
Hal tersebut ditunjukkan dalam pengalaman Rara (Jessica Mila) yang terlahir gemuk yang selalu mendapatkan sikap diskriminatif di lingkungan kerjanya. Hingga pada akhirnya ia melakukan diet untuk mempercantik diri dan mendapatkan promosi menjadi manager marketing di perusahaan tempat ia bekerja.
Dalam lingkungan Rara, termasuk keluarga dan pekerjaan memiliki persepsi bahwa orang cantik memiliki rambut lurus, langsing, berkulit putih. Hal tersebut ditunjukkan saat teman-teman ibu Rara mengatakan bahwa ia gemuk.
Selain itu Rara mendapatkan perilaku yang tidak mengenakan di kantor, dalam adegan saat di kamar mandi Marsha dan kedua temannya mengejek Rara dengan kalimat "memimpin perusahaan? Gimana kalo belajar dandan dulu?".
Scene tersebut dilakukan oleh Marsha dan kedua temannya dalam keadaan sadar yang membuat Rara sakit hati saat mendengarnya dari bilik kamar mandi.
Fenomena perilaku buruk yang didapatkan Rara terlihat jelas pada saat istirahat makan siang. Pada saat itu Rara dan sahabatnya mencari tempat duduk untuk menyantap makan siang mereka. Rara meminta izin untuk bergabung, namun ditolak oleh kedua lelaki yang terlihat sudah selesai menikmati makanan mereka.
Berbeda pada saat Marsha dan kedua temannya datang. Lelaki tersebut langsung mempersilahkan Marsha untuk duduk dengan teman-temannya. Terlihat jelas bahwa Rara dan sahabatnya mendapatkan diskriminasi.
Namun dengan ejekan teman-temannya, Rara memiliki kemauan untuk merubah penampilannya. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari rambut Rara yang awalnya bergelombang menjadi lurus, badannya yang menjadi langsing, serta sepatu yang dikenakan Rara.
Perilaku manusia yang ada dalam film Imperfect yaitu terjadinya body shaming yang tidak hanya terjadi dalam diri Rara, melainkan anak-anak pemulung yang diajar oleh Rara dan Dika, pacarnya.
Ditunjukkan saat Rara telah mengajar anak-anak, dan salah satu dari mereka mendapat ejekan hitam, mata sipit sehingga timbul pertikaian kecil. Kemudian, dengan cepat Rara melerai anak-anak tersebut dan memberi pengertian bahwa tindakan tersebut salah.
Selain itu, film Imperfect juga merupakan paradigma kritis yang adanya kesadaran sosial guna merubah kondisi kehidupan manusia. Ditunjukkan bahwa hanya orang-orang cantik yang selalu dibanggakan sehingga merubah kondisi Rara yang awalnya tidak merawat tubuh berubah dengan sering olahraga, menjaga pola makan, hingga menggunakan make up.
Dalam paradigma kritis juga membahas realitas sosial yang terbentuk adanya kekuatan sosial serta budaya. Dari sisi budaya ditunjukkan dari kegiatan ibu Rara yang sering dilakukan yaitu berkumpul dengan teman-temannya dan membicarakan soal kecantikan tubuh mereka
Sedangkan kekuatan sosial ditunjukkan dari scene Rara mendapatkan tawaran kenaikan jabatan oleh bosnya, Kelvin. Namun Kelvin mengatakan bahwa marketing manager tidak cukup pakai otak saja, melainkan harus berpenampilan menarik. Hal tersebut menunjukkan bahwa orang cantik saja yang hanya bisa naik jabatan.
Hal yang cukup penting dari perfilman yaitu tahap konsumsi. Imperfect meluncurkan video trailer pada 8 November 2019 dan tayang di bioskop Indonesia pada 19 Desember 2019. Selama tayang 36 hari, film tersebut meraup penonton sebanyak 2,6 juta. Mengalahkan film keempat Ernest Prakasa, Cek Toko Sebelah yang rilis pada 2016. Imperfect juga dapat dikatakan sebagai film terlaris pada tahun 2019 (Sembiring, 2020).
Selain itu, Ernest Prakasa, Meira Anastasia serta beberapa pemain melakukan roadshow diberbagai kota guna mempromosikan film kelima mereka.
Imperfect dapat dilihat dari sisi ekonomi politik, ditunjukkan pada adegan saat Ali yang diperankan oleh Uus sedang menagih hutang kepada Ibu Dika. Dalam hal tersebut dapat dilihat bahwa orang-orang yang berada di kelas sosial bawah memiliki hutang untuk kepentingan mendesak dan tinggal di sebuah perkampungan yang ramai.
Berbeda dengan keadaan rumah Rara, cenderung terlihat perumahan mewah dan sepi di sekitar rumahnya. Karena orang yang termasuk dalam kelas sosial atas merupakan orang yang sibuk bekerja, dan tidak sempat untuk bersosialisasi dengan tetangga.
"Orang yang datang untuk menyumbang banyak tapi untuk yang mau menyumbang tenaga itu sedikit" yang dikatakan oleh Siska yang diperankan oleh Asri Welas pada adegan Rara dan Dika sedang berbicara santai dengan Siska selepas mengajar anak-anak.
Dari kalimat yang diucapkan Siska memperlihatkan bahwa orang-orang kelas sosial atas menganggap bahwa menyumbang dalam bentuk uang saja sudah cukup, namun nyatanya anak-anak juga perlu belajar.
Sedangkan untuk mengajarkan anak-anak perlu tenaga, kesabaran serta waktu yang ekstra. Dapat dilihat bahwa orang-orang tidak mau repot untuk membantu sesama.
Anak-anak pemulung yang tidak bisa sekolah menunjukkan bahwa anak-anak dari kelas sosial bawah tidak memiliki uang yang cukup untuk membiayai mereka sekolah. Dan tinggal di lingkungan yang kumuh, penuh sampah, barang bekas yang tak layak untuk ditinggali terlihat dari tempat Rara dan Dika mengajar.
Hal tersebut juga membuat orang yang tidak terbiasa menjadi tidak nyaman, ditunjukkan saat Dika mengajak Teddy (Ernest Prakasa) dengan mengatakan "ngapain sih pergi ke tempat ini?".
Daftar Pustaka
Sembiring, Ira Gita N. 2020. Lampaui Cek Toko Sebelah, Imperfect Jadi Film Terlaris Ernest Prakasa. Diakes pada 19 Oktober 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H