Bagi si bebal, perjalanan menuju pertobatan cenderung mengalami dulu dosa dan konsekwensi yang adalah maut.
Bukan dengan menahan diri berpuasa dari suatu tindakan senang-senang, ketika berencana untuk melakukan suatu kesenangan yang berdosa, di ingatan teringat konsekwensi setelah kesenangan yg pendek itu diperoleh apa pantas dan setimpal bayarannya. Apa nga kemahalan.
Kesenangan itu pendek, dan tuntutan untuk memperoleh yang lebih menyenangkan membawa derita karena tidak pernah tercukupi dan akibatnya yaitu pergolakan jiwa yang tidak stabil naik turun.
Baik senang maupun bahagia adalah gejolak jiwa. Mengikuti suatu pola aksi reaksi jiwa akan membuat kita masuk ke siklus ketidakseimbangan akibat mengikuti dorongan jiwa. Senang sedih, nyaman sakit, dlsb.
Yang agak tetap adalah di kondisi perasaan kecukupan akibat sudah terpenuhi (telah menerima keselamatan akhirat dari kematian Tuhan Yesus dan kecukupan hidup masih terpelihara) . Mungkin bisa kita katakan itu mirip sifat Roh yang tetap, tidak berubah.
"Tuhan Yesus tidak berubah, tidak berubah selama lama nya."
Setelah kita menyadari dari mengalami langsung bukan teori pelajaran agama bahwa "Lebih menguntungkan untuk tidak berdosa, maka buat apa mengalami dosa/kesenangan yang bayarannya terlalu mahal."
Contoh: "Kemerdekaan secara Finansial"
Arti1: Memiliki uang yang cukup untuk membeli apapun yg diinginkan.
Arti2: Tidak menginginkan apa apa, sehingga semua sudah terpenuhi.
Catatan:
Kadang terlihat rela menderita tetapi tujuan sebenarnya masih mencari kebahagiaan. Pada kasus orang masokis memang memilih jalan yang ada penderitaannya, sehingga ingin merasa mendapatkan suatu nilai khusus bagi diri sendiri dari penderitaan dan kesulitan yang dilalui.
Pada tokoh misal:
*Tuhan Yesus (di kalimat "Eli, Eli, Lama Sabachthani" artinya "Allahku, ya Allahku, mengapa Kau tinggalkan Aku? " Ini memilih untuk menjalani, meski sebenarnya dalam hati mungkin masih ada perlawanan dan kekecewaan, berharap harap tengah proses ya ditolong. Coba tonton "The Last Temptation of Christ (1988)" film ini dilarang tayang di banyak negara misalnya: Turki, Singapura, Argentina, Chlie, dan di negara bagian Queensland.)
*Rasul Paulus (dorongan nya membenci pengikut Yesus meski oleh Roh Kudus dibuat tindakan nya lain)
*Mother Teresa (ada di artikel yang menunjukkan kekecewaan dalam iman nya. Artinya memang watak ingin menolong orang lain ada sebagai bawaan lahir, tetapi masih konteks mengharapkan kebahagiaan cari "Lettrs reveal Mother Theresia's doubt about faith")