Proposal Bisnis Produksi Helm Motor Garuda
Latar Belakang
Penjelasan singkat mengenai bisnis yang diproposalkan bahwa ini untuk membentuk sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif yang lebih khususnya pada segmen keselamatan atau safety riding. Kita disini sudah mengetahui bahwa penduduk Indonesia mayoritas memiliki dan mengendarai kendaraan roda dua atau motor.
Menurut Badan Pusat Statistik (2022) yang bersumber dari Kepolisian Republik Indonesia, data menunjukkan bahwa jumlah motor terletak pada posisi paling banyak di angka 125.305.322 motor. Hal ini ditambahkan dengan banyak kasus pelanggaran dengan tidak menggunakan perlengkapan berkendara motor yakni helm dan jumlah kecelakaan yang menyebabkan kematian. Oleh karena itu, hal ini merupakan latar belakang untuk melakukan proposal untuk membangun bisnis produksi helm motor.
Produk yang ditawarkan dalam proposal bisnis ini tentu helm motor. Kami  berencana untuk memproduksi helm dengan fitment atau ukuran sesuai kepala orang Indonesia ditambah dengan kenyamanan busa yang terasa premium. Segi keselamatan dari produksi helm motor tersebut yakni bahwa semua helm ini akan dibekali dengan bahan dasar shell thermoplastic yang kuat dan ringan. Hal ini untuk meminimalisir cedera kepala yang fatal apabila ada pembeli kami yang mengalami kecelakaan.
Helm yang kami akan produksi ini juga memiliki variatif yang banyak dari segi tipe dan warna sehingga dapat menarik perhatian calon pembeli. Meskipun dengan kualitas yang premium untuk memberikan rasa kenyamanan dan keamanan kepada pembeli tanpa harga yang mahal, sehingga estimasi harga helm yang akan kami produksi ini dari Rp. 450.000 hingga Rp. 1.200.000.
Visi
Menciptakan sistem penyediaan helm untuk kendaraan roda dua yang inovatif, memiliki keamanan yang berstandar tinggi, stylish, meningkatkan pengalaman berkendara serta memimpin klasemen produksi helm motor di Indonesia.
Misi
- Menghasilkan helm motor yang memiliki kualitas tinggi serta memenuhi standar keselamatan internasional dan memberikan perlindungan optimal kepada pengendara di Indonesia.
- Mengintegrasikan bahan dasar helm yang berkualitas tinggi dalam desain helm untuk meningkatkan kenyamanan dan performa, sambil tetap memprioritaskan keamanan pengendara.
- Berkomitmen untuk berinovasi terus-menerus dalam desain, material, dan fitur helm guna memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan yang terus berkembang.
- Mendorong kesadaran akan pentingnya penggunaan helm motor melalui kampanye sosial dan pendidikan masyarakat tentang manfaat keselamatan berkendara motor di Indonesia.
- Menjadi mitra yang dapat diandalkan bagi pelanggan, distributor, dan pemasok dengan menyediakan layanan pelanggan yang unggul, keandalan produk, dan kemitraan yang saling menguntungkan.
- Berkomitmen terhadap praktik bisnis yang berkelanjutan dengan memperhatikan dampak lingkungan dan sosial dari kegiatan produksi helm motor.
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)
Strengths
- Desain Inovatif: Kemampuan untuk menghasilkan helm motor dengan desain inovatif dan menarik bertujuan untuk menjadi keunggulan kompetitif dalam pasar yang kompetitif.
- Kualitas Tinggi: Memiliki reputasi untuk menghasilkan helm motor berkualitas tinggi yang memenuhi standar keselamatan SNI atau sesuai Undang-Undang sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan.
- Teknologi Terkini: Mengintegrasikan teknologi terbaru dalam desain helm, seperti ventilasi yang disesuaikan, dapat meningkatkan daya tarik produk.
- Jaringan Distribusi yang Kuat: Memiliki jaringan distribusi yang luas dan efisien dapat mempermudah distribusi produk ke pasar dalam negeri, serta berharap untuk dapat melakukan ekspor.
- Keterlibatan dalam CSR: Terlibat dalam kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan seperti kampanye kesadaran keselamatan berkendara dapat meningkatkan citra merek dan memperkuat hubungan dengan pelanggan.
Weaknesses
- Biaya Produksi Tinggi: Produksi helm motor berkualitas tinggi seringkali melibatkan biaya produksi yang tinggi, yang dapat mengurangi profitabilitas perusahaan dan bersaing dalam menetapkan harga jual dengan kompetitor.
- Ketergantungan pada Bahan Baku: Bergantung pada pasokan bahan baku tertentu dapat meningkatkan risiko terhadap fluktuasi harga atau ketersediaan bahan baku untuk pembuatan helm motor.
- Rendahnya Kesadaran Masyarakat: Tidak semua masyarakat memiliki kesadaran yang cukup tentang pentingnya penggunaan helm motor, hal ini dilihat dari kurangnya kepedulian keselamatan diri saat berkendara.
- Persaingan yang Ketat: Industri helm motor merupakan industri yang sangat kompetitif dengan banyak pesaing yang menawarkan berbagai pilihan produk kepada konsumen. Terutama di Indonesia merk helm lokal sudah banyak seperti contohnya KYT, NHK, INK, Â dll.
- Rentan terhadap Regulasi: Perubahan dalam peraturan keselamatan kendaraan bermotor atau regulasi lingkungan dapat memengaruhi proses produksi dan biaya operasional perusahaan.Â
Opportunities
- Pertumbuhan Pasar yang Meningkat: Adanya pertumbuhan pasar kendaraan bermotor di Indonesia yang dapat meningkatkan permintaan akan helm motor.
- Inovasi Produk: Kesempatan untuk terus mengembangkan fitur-fitur baru dalam helm motor, seperti teknologi keselamatan canggih atau desain yang disesuaikan, dapat memperluas pangsa pasar.
- Ekspansi Internasional: Mengeksplorasi pasar baru di luar negeri.
- Kemitraan Strategis: Melakukan kerja sama bersama dengan merek kendaraan bermotor terkemuka atau perusahaan teknologi dapat membantu dalam mengembangkan produk-produk baru dan memperluas jangkauan pasar.
Threats
- Persaingan yang Ketat: Persaingan dari merek-merek besar dan pesaing lokal dapat mengancam pangsa pasar dan profitabilitas perusahaan.
- Fluktuasi Harga Bahan Baku: Kenaikan harga bahan baku seperti polikarbonat atau thermoplastic dapat meningkatkan biaya produksi dan mengurangi margin keuntungan.
- Regulasi yang Ketat: Perubahan dalam peraturan keselamatan kendaraan bermotor atau persyaratan sertifikasi dapat memerlukan investasi tambahan dan produksi untuk memenuhi standar. Hal ini berkaitan dengan perubahan standarisasi ECE setiap 5 tahun.
- Risiko Ekonomi Global: Ketidakstabilan ekonomi global, fluktuasi mata uang, atau resesi ekonomi dapat mempengaruhi daya beli konsumen dan permintaan akan produk helm motor.
Analisis STP (Segmentation, Targeting, Positioning)
Segmentation
- Demographic Segmentation
- Usia: Segmen pengendara muda (usia 18-30 tahun) yang aktif secara sosial, memiliki hobi motoran dan mencari helm dengan desain yang stylish untuk keperluan touring ataupun harian.
- Pendapatan: Segmen pengendara kelas menengah ke atas yang mampu membeli helm dengan fitur-fitur premium.
- Lokasi: Segmen pengendara di perkotaan yang sering menggunakan sepeda motor sebagai sarana transportasi sehari-hari.
- Psychographic Segmentation
- Gaya Hidup: Segmen pengendara yang mengutamakan gaya hidup aktif dan petualangan, mencari helm yang sesuai dengan kegiatan mereka seperti touring atau adventure riding dan sport riding.
- Nilai dan Minat: Segmen pengendara yang peduli akan keselamatan dan kualitas produk, mencari helm yang memberikan perlindungan maksimal dan teruji secara klinis dan sesuai SNI.
- Behavioral Segmentation
- Frekuensi Berkendara: Segmen pengendara yang menggunakan sepeda motor setiap hari untuk bepergian ke tempat kerja, sekolah, atau kegiatan touring.
- Pengalaman Berkendara: Segmen pengendara yang memiliki pengalaman berkendara tinggi dan mencari helm dengan fitur-fitur khusus untuk meningkatkan performa dan kenyamanan.
Targeting
- Targeting pada pengendara muda di perkotaan yang mengutamakan gaya hidup aktif dan mencari helm motor dengan desain yang stylish dan fitur-fitur inovatif.
- Targeting pengendara kelas menengah ke atas yang peduli akan keselamatan dan kualitas produk, dan bersedia membayar lebih untuk helm motor premium yang menawarkan perlindungan maksimal.
Positioning
- Posisi sebagai merek helm motor yang menggabungkan desain stylish dengan teknologi terkini untuk menciptakan produk yang tidak hanya memberikan perlindungan maksimal, tetapi juga meningkatkan gaya berkendara.
- Posisi sebagai merek helm motor yang dipercaya oleh pengendara yang memprioritaskan keselamatan dan kualitas, dengan menawarkan standar keselamatan tertinggi dan fitur-fitur premium untuk pengalaman berkendara yang lebih baik.
Analisis 7P Formula (Product, Price, Place, Promotion, People, Process, Physical Evidence)Â
Product
- Desain Helm: Helm motor dengan desain inovatif, ergonomis, dan menarik yang menawarkan perlindungan maksimal dan kenyamanan saat berkendara.
- Fitur Tambahan: Helm motor dengan fitur-fitur tambahan seperti ventilasi yang disesuaikan, visor anti-kabut, atau fitur-fitur keamanan canggih.
- Koleksi Produk: Berbagai model dan variasi helm motor untuk berbagai keperluan dan gaya berkendara, termasuk helm touring, adventure, sport, dan retro.
Price
- Penetapan Harga Premium: Menetapkan harga yang mencerminkan kualitas dan fitur unggulan helm motor, serta memberikan nilai tambah kepada konsumen.
- Penawaran Khusus: Menawarkan diskon atau paket bundling (helm beserta aksesorisnya) untuk meningkatkan daya tarik harga bagi konsumen dan meningkatkan penjualan.
Place
- Distribusi Melalui Dealer Resmi: Menjual helm motor melalui jaringan dealer resmi yang tersebar luas untuk memastikan ketersediaan produk di berbagai lokasi geografis.
- Penjualan Online: Menyediakan kemudahan pembelian melalui toko online resmi seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak dengan pengiriman yang cepat dan aman.
PromotionÂ
- Kampanye iklan cetak dan digital: Menggunakan iklan di media cetak, daring, dan sosial untuk meningkatkan kesadaran merek dan mempromosikan produk-produk unggulan.
- Sponsorship Event: Menjadi sponsor acara atau kompetisi motorsport untuk meningkatkan visibilitas merek dan menjangkau audiens target yang relevan.
- Program Endorsement: Menggandeng tokoh atau influencer di industri otomotif atau motorsport untuk mendukung produk dan merek helm motor.
People
- Karyawan: Memastikan karyawan yang terlatih dengan baik dan berpengalaman dalam memberikan layanan pelanggan yang ramah, kompeten, dan responsif.
- Desainer dan Insinyur: Tim profesional yang terampil dalam merancang dan mengembangkan helm motor yang inovatif dan berkualitas tinggi.
ProcessÂ
- Proses Produksi: Memiliki proses produksi yang efisien dan terstandarisasi untuk memastikan konsistensi kualitas produk dan pengiriman tepat waktu.
- Layanan Pelanggan: Menyediakan sistem layanan pelanggan yang responsif dan efektif untuk menangani keluhan, pertanyaan, dan permintaan pelanggan dengan baik.
Physical Evidence
- Kualitas Material: Helm motor yang terbuat dari bahan berkualitas tinggi, seperti polikarbonat atau thermoplastic.
- Kemasan Produk: Kemasan helm motor yang menarik dan informatif untuk meningkatkan kesan pertama pelanggan dan memberikan informasi yang jelas tentang produk.
Analisis Johari Model
Open Self
- Bagian yang mencakup informasi yang diketahui individu dan juga pihak lain. Pengetahuan diri dan juga dari orang lain ini dalam bisnis dapat berupa kesadaran dan pengetahuan mengenai apa yang ingin dituju. Hal ini termasuk informasi dasar seperti visi, misi, hingga strategi bisnis yang dapat diungkapkan secara terbuka antar semua pihak yang terkait dalam suatu bisnis.
Hidden Self
- Bagian yang mencakup informasi yang diketahui oleh individu, tetapi tidak diketahui oleh pihak lain yang terlibat dalam bisnis. Contohnya bisa berupa kelemahan internal perusahaan yang mungkin hanya diketahui oleh manajemen tingkat atas.
Blind Self
- Bagian yang mencakup informasi yang tidak diketahui oleh individu, tetapi diketahui oleh pihak lain yang terlibat dalam bisnis. Ini bisa menjadi persepsi atau masalah yang belum disadari oleh individu, tetapi diketahui oleh orang lain, seperti kekurangan dalam rencana bisnis yang dapat dilihat oleh pihak luar.
Unknown Self
- Bagian yang mencakup informasi yang tidak diketahui oleh individu dan tidak diketahui oleh pihak lain yang terlibat dalam bisnis. Ini mungkin termasuk informasi sensitif atau rahasia yang tidak dibagikan kepada siapa pun.
Analisis BCG (Boston Consulting Group)
Stars
- Produk-produk baru atau inovatif yang memiliki pasar yang besar dan berada di pasar yang berkembang pesat.
- Contoh: Model helm motor terbaru dengan teknologi canggih dan fitur-fitur unggulan, yang mendominasi pasar di segmen helm premium.
Question Marks
- Produk-produk dengan pasar kecil tetapi berada di pasar yang berkembang pesat atau memiliki potensi pertumbuhan tinggi.
- Contoh: Helm motor dengan desain khusus untuk segmen pengendara adventure, yang masih dalam tahap pengembangan dan belum memiliki pasar yang mapan.
Cash Cows
- Produk-produk yang memiliki pasar besar dalam pasar yang relatif stabil atau matang.
- Contoh: Model-model helm motor klasik yang telah ada dalam pasar untuk waktu yang lama dan tetap menjadi pilihan utama bagi pengendara yang mencari kualitas dan keandalan.
Dogs
- Produk-produk dengan pangsa pasar kecil dalam pasar yang matang atau menurun.
- Contoh: Helm motor dengan fitur dasar dan desain yang standar, yang kehilangan daya saing di pasar yang semakin kompetitif.
Analisis Porter's
Buyer Power
- Pembeli dalam industri helm motor memiliki kekuatan tawar yang signifikan karena banyaknya pilihan yang tersedia dan rendahnya biaya beralih antara merek helm motor. Konsumen sering kali memiliki informasi yang baik tentang produk dan harga, memungkinkan mereka untuk membandingkan dan memilih opsi yang terbaik.
- Perusahaan harus mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi konsumen dengan cermat, serta berinovasi dalam desain, fitur, dan harga untuk memenuhi tuntutan pasar yang beragam.
Threat of Substitutes
- Produk pengganti dalam industri helm motor bisa menjadi kendaraan alternatif seperti mobil, sepeda, atau transportasi umum. Selain itu, ada juga opsi lain seperti helm buatan lokal atau merek-merek asing yang bisa menjadi pesaing dalam pasar.
- Perusahaan harus terus memperbaiki produk mereka untuk memberikan nilai tambah yang jelas bagi konsumen dan membedakan diri dari produk pengganti. Hal ini dapat dilakukan melalui inovasi produk, kualitas, dan pelayanan.
Supplier Power
- Pemasok bahan baku untuk produksi helm motor, seperti bahan baku untuk shell helm atau sistem penutup helm, dapat memiliki kekuatan tawar jika mereka terbatas dalam jumlahnya atau jika mereka memiliki teknologi atau bahan baku yang unik.
- Perusahaan perlu menjalin hubungan yang kuat dengan pemasok dan mungkin mencari alternatif sumber bahan baku untuk mengurangi risiko ketergantungan pada satu pemasok.
Threat of Competitive Rivalry
- Persaingan dalam industri helm motor sangatlah tinggi dengan banyaknya merek dan produsen yang bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar yang terbatas.
- Perusahaan harus terfokus pada strategi diferensiasi, inovasi produk, dan layanan pelanggan untuk membedakan diri dari pesaing dan mempertahankan pangsa pasar mereka.
Threat of New Entrants
- Ancaman masuknya peserta baru relatif rendah dalam industri helm motor karena adanya hambatan masuk yang signifikan seperti biaya modal untuk memulai produksi, teknologi yang diperlukan, serta merek dan reputasi yang sudah mapan.
- Namun, dengan perkembangan teknologi manufaktur dan distribusi yang semakin canggih, serta perubahan regulasi atau kebijakan industri, mungkin akan mendorong munculnya pesaing baru di pasar.
Â
Analisis Kepemimpinan
Dalam bisnis produksi helm motor Garuda, gaya kepemimpinan yang paling optimal dalam berjalannya operasional perusahaan yakni:
- Kepemimpinan Berorientasi pada Inovasi: Seorang pemimpin dalam bisnis produksi helm motor perlu memiliki kemampuan untuk mendorong inovasi dalam desain, teknologi, dan proses produksi untuk menjaga daya saing perusahaan di pasar yang terus berubah.
- Kepemimpinan Berorientasi pada Keselamatan: Karena helm motor adalah produk yang berhubungan dengan keselamatan pengguna, seorang pemimpin harus mengutamakan keselamatan dalam setiap aspek bisnis, termasuk desain produk, kontrol kualitas, dan kebijakan keselamatan kerja.
Analisis Perencanaan BEP Unit dan Perencanaan Laba
BEP Unit = Biaya Tetap / Margin Kontribusi per UnitÂ
BEP dalam Rupiah = BEP Unit x Harga Jual per Unit
Biaya Tetap (Fixed Costs): Rp. 75.500.000
Biaya Variabel per Unit (Variable Costs per Unit): Rp. 950.000
Harga Jual per Unit (Selling Price per Unit): Rp. 1.250.000 / helm
Margin Kontribusi per Unit = Harga Jual per Unit - Biaya Variabel per Unit = Rp. 1.250.000 - Rp. 950.000 = Rp. 300.000Â
BEP Unit = Biaya Tetap / Margin Kontribusi per Unit = Rp. 75.500.000 / Rp.300.000 =Â 251,67 Â (sekitar 252 helm motor)Â
BEP dalam Rupiah = BEP Unit x Harga Jual per Unit = 252 x Rp. 1.250.000 = Rp.315.000.000
Perencaan Laba
- Target laba = Rp. 100.000.000/bulan
- = FC + π / P - VC
- = 75.500.000 + 100.000.000 / 1.250.000 - 950.000
= 175.500.000/300.000
= 585 Unit
- Target penjualan kami harus dapat menjual 585 unit helm setiap bulan untuk mencapai laba sebesar Rp 50,000,000.
- Target Penjualan dalam Rupiah:
Rumus: Q x P
= 585 x 1.250.000
= Rp. 731.250.000
- Jadi, kami harus mencapai penjualan sebesar Rp 731,000,000 setiap bulan untuk mencapai laba sebesar Rp 100,000,000.
Analisis Cost-Volume-Profit (CVP) untuk Helm Garuda
Cost-Volume-Profit (CVP) analysis adalah alat yang berguna untuk memahami hubungan antara biaya, volume penjualan, dan keuntungan. Dalam analisis ini, kita akan menghitung berbagai metrik yang penting untuk keputusan bisnis, seperti titik impas (Break-Even Point), margin kontribusi, rasio margin kontribusi, dan volume penjualan yang diperlukan untuk mencapai target laba.
Data yang Diperoleh:
Harga Jual Per Unit (P): Rp 1.250.000
Biaya Variabel Per Unit (VC): Rp. 950.000
Biaya Tetap (FC): Rp 75.500.000 per bulan
Target Laba (Ï€): Rp 100.000.000 per bulan
Margin kontribusi per unit adalah selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit. Ini menunjukkan berapa banyak kontribusi yang diberikan setiap unit produk terhadap penutupan biaya tetap dan laba.
Margin Kontribusi per Unit= P − VC
Menghitung margin kontribusi per unit:
Margin Kontribusi per Unit =Rp. 1.250.000 - Rp. 950.000=Rp. 300.000
Rasio Margin Kontribusi
Rasio margin kontribusi adalah persentase dari penjualan yang tersedia untuk menutupi biaya tetap dan laba.
Rasio Margin Kontribusi= Margin Kontribusi per Unit/P
Rasio Margin Kontribusi = Rp. 300.000/Rp.1.250.000 = 2.4%
Volume Penjualan untuk Mencapai Target Laba
Q = FC + π /Margin Kontribusi per UnitQ = 75.500.000 + 100.000.000/300.000
= 175.500.000 /300.000
=  585 unit
Target Penjualan dalam Rupiah
Target Penjualan = Q × P
Target Penjualan = 585 × 1.250.000 =Rp. 731.250.000
Analisis SensitivitasUntuk melihat bagaimana perubahan dalam harga jual, biaya variabel, atau biaya tetap akan mempengaruhi BEP dan laba, kita bisa melakukan analisis sensitivitas. Misalnya, jika biaya variabel per unit meningkat menjadi Rp 1.000.000, kita bisa menghitung ulang BEP dan target penjualan.
Biaya Variabel Baru (VC): Rp 1.000.000
Margin Kontribusi Baru
Margin Kontribusi per Unit =Rp. 1.250.000 - Rp. 1.000.000=Rp.250.000
BEP Baru dalam Unit
BEP Unit = Rp. 75.500.000 / Rp.250.000 =Â 302 unit
BEP Baru dalam Rupiah
 BEP Unit x Harga Jual per Unit = 302 x Rp. 1.250.000 = Rp.377.500.000
Volume Penjualan Baru untuk Mencapai Target Laba
Q = FC + π /Margin Kontribusi per UnitQ = 75.500.000 + 100.000.000/250.000
= 175.500.000 /250.000
=  702 unit
Target Penjualan Baru dalam Rupiah
Target Penjualan = 702 × 1.250.000 =Rp. 877.500.000
Payback Periode
Asumsi Dasar
Investasi Awal : Rp .500.000.000
Arus Kas Bersih Tahunan (Annual Net Cash Flow):
Tahun 1: Rp 70.000.000
Tahun 2: Rp 90.000.000
Tahun 3: Rp 110.000.000
Tahun 4: Rp 150.000.000
Tahun 5: Rp 200.000.000
Tingkat Diskonto: 10%
Payback Period adalah waktu yang diperlukan untuk memulihkan investasi awal dari arus kas bersih tahunan.
Tahun 1: Rp 70.000.000
Tahun 2: Rp 90.000.000
Tahun 3: Rp 110.000.000
Tahun 4: Rp 150.000.000
Tahun 5: Rp 200.000.000
Total kumulatif arus kas hingga masing-masing tahun:
Akhir Tahun 1: Rp 70.000.000
Akhir Tahun 2: Rp 160.000.000 (70.000.000 + 90.000.000)
Akhir Tahun 3: Rp 400.000.000 (160.000.000 + 240.000.000)
Payback Period terjadi antara Tahun 2 dan Tahun 3:
Jumlah yang diperlukan pada akhir Tahun 2 untuk mencapai investasi awal: Rp 500.000.000 - Rp 160.000.000 = Rp 340.000.000
Proporsi tahun ketiga yang diperlukan: Rp. 340.000.000 / Rp. 400.000.000 = 0.85
Jadi, Payback Period = 2 + 0.85 = 2.85 tahun
Discount Payback Periode
Discounted Payback Period memperhitungkan nilai waktu uang dengan mendiskontokan arus kas.
Menghitung arus kas yang didiskontokan:
Tahun 1: 90.000.000/(1+0.10)¹ = 81.818.182
Tahun 2: 100.000.000(1+0.10)2= 82.644.628
Tahun 3: 120.00.000(1+0.10)3 = 90.157.776
Tahun 4: 180.000.000(1+0.10)4= 122.942.422
Tahun 5: 220.000.000(1+0.10)5= 137.370.357
Total kumulatif arus kas yang didiskontokan hingga masing-masing tahun:
Akhir Tahun 1: Rp. 81.818.182
Akhir Tahun 2: Rp 164.462.810 (81.818.182 + 82.644.628)
Akhir Tahun 3: Rp 284.462.810 ( 164.462.810 +120.000.000)
Discounted Payback Period terjadi antara Tahun 2 dan Tahun 3:
Jumlah yang diperlukan pada akhir Tahun 2 untuk mencapai investasi awal: Rp 500.000.000 - Rp 284.462.810 = Rp215.537.190
Jadi, Discounted Payback Period = 2 + 1.04 = 3.04 tahun
NPV (Net Present Value)
NPV adalah selisih antara nilai sekarang dari arus kas masuk dan nilai sekarang dari arus kas keluar.
NPV = 90.000.000/(1+0.10)1 + 100.000.000/(1+0.10)2 + 120.000.000/(1+0.10)3 + 180.000.000/(1+0.10)4 + 220.000.000/(1+0.10)5 −500,000,000
NPV = 605.091.141 − 500.000.000 = 105.091.141
IRR (Internal Rare of Return)
Langkah 1: Menghitung NPV pada Tingkat Diskonto Berbeda
Pertama, coba dua tingkat diskonto yang berbeda untuk mendekati IRR. Misalkan, 20% dan 30%.
NPV pada 20%:
 = 90.000.000/(1+0.20)1 + 100.000.000/(1+0.20)2 + 120.000.000/(1+0.20)3 + 180.000.000/(1+0.20)4 + 220.000.000/(1+0.20)5 −500,000,000
= 75.000.000 + 69.444.444 + 69.444.444 + 86.830.680 + 88.424.437 −500.000.000
=389.144.005 −500.000.000
NPV 1= 110.855.995
NPV pada 30%:
 = 90.000.000/(1+0.30)1 + 100.000.000/(1+0.30)2 + 120.000.000/(1+0.30)3 + 180.000.000/(1+0.30)4 + 220.000.000/(1+0.30)5 −500,000,000
= 69.230.769 + 59.171.598 + 54.619.936 + 63.023.003 + 59.252.396 −500.000.000
= 301.527.095 −500.000.000
NPV 2= 301.527.096
Langkah 2: Menginterpolasi untuk Mendekati IRR
IRR berada di antara 20% dan 30%.
IRR ≈ r1+(NPV1/NPV1−NPV2) × (r2−r1)
Di mana:
r1=20%
r2=30%
NPV1=110.855.995
NPV2=301.527.096
Menghitung IRR:
IRR ≈ 20% + (110.855.995/110.855.995−301.527.096) × (30%−20%)
IRR ≈ 20%+ (110.855.995/190.671.141) × 10%
IRR ≈ 20%+0.58 ×10%
IRR≈20%+5.8%
IRR ≈ 25.8%
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H