Mohon tunggu...
Vincent Aldy Hermawan
Vincent Aldy Hermawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya anak seru dan kritis

Selanjutnya

Tutup

Film

Jefri Nicho Diburu Tenaga Milter?

26 Maret 2024   19:27 Diperbarui: 26 Maret 2024   19:27 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aum!" mengangkat latar belakang tahun 1990-an, masa dimana Indonesia melalui periode reformasi yang penuh gejolak, mengakhiri era rezim Orde Baru. Dalam film ini, kita disajikan dengan suasana era tersebut melalui berita di radio mobil pada adegan pembuka. Kekuasaan otoriter Orde Baru tercermin dalam lima sumber utama: represi, kekuasaan material yang terkonsentrasi, wacana politik partikularistik, subordinasi bisnis terhadap negara, dan pengendalian birokrasi sipil dan militer. Alur cerita "Aum!" secara khusus menyoroti pilar represi dari rezim tersebut.

Bagian pertama film sukses membangun suasana tegang yang kerap dirasakan masyarakat pada masa itu, melalui aksi kejar-kejaran dan ancaman represif terhadap aktivis reformasi. Pemerintah Orde Baru dengan tegas memadamkan segala bentuk oposisi, terutama dari kalangan aktivis yang mengkritiknya. Badan intelijen dan militer dibentuk untuk mengontrol masyarakat, dengan Kopassus sebagai salah satu lembaga yang terlibat dalam tindakan represif. Meskipun agak klise, adegan kejar-kejaran tersebut mampu menampilkan semangat dan kesulitan para aktivis dalam memperjuangkan reformasi.

Bagian kedua film menghadirkan perspektif yang lebih intim terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat di bawah rezim Orde Baru. Penonton disuguhkan dengan gambaran nyata tentang kehidupan di masa tersebut, dengan segala ketegangan yang terselubung. Meskipun hidup dalam tekanan, masyarakat masih menemukan ruang untuk bernapas dan tertawa, meski di balik kesederhanaan itu, ada ketidakstabilan dan ketakutan yang melanda.

Suatu hal yang menarik adalah ketika Linda, sutradara film pro-reformasi, melakukan tindakan korupsi kecil di kebun binatang untuk membiarkan krunya terus merekam. Adegan ini mengingatkan kita bahwa korupsi tidak hanya dilakukan oleh pejabat, tetapi bisa terjadi di semua lapisan masyarakat. Film "Aum!" berhasil menggambarkan suasana perjuangan reformasi dengan perspektif yang unik, layak direkomendasikan untuk kalangan remaja dan dewasa muda.

Kelebihan yang dapat dilihat dari film "Aum!" adalah plot twist yang menarik berbeda dengan film-film pada umumnya. Meskipun mengambil latar pada tahun 1998, suasana film tersebut tidak terasa kuno dan ketinggalan zaman. Film "Aum!" dapat menceritakan perjuangan reformasi secara menyeluruh dan detail pada situasi umum yang sering terjadi dan membawa kritik sosial di akhir Orde Baru dan sedikit kekinian pada era pemerintahan saat ini. 

Dengan kelebihan tersebut tentunya suatu film terdapat kekurangan, seperti beberapa adegan yang tidak sesuai dengan tujuan film melenceng dengan apa yang diinginkan film. Selain itu, ada juga  akhir filmnya terlihat plot twist agak dipaksakan dan menjadi ending yang cukup janggal.

Film "Aum!" merupakan karya Bambang Kuntara yang mengambil latar belakang era 1998. Akting yang diberikan oleh Jefri Nichol, Chicco Jerikho, Aksara Dena, dan Agnes Natasya Tjie menjadi salah satu unsur yang menggambarkan kemampuan akting aktor dan aktris yang patut dinantikan. Akting adalah segala kegiatan dalam berbentuk dialog dan mampu melakukan improvisasi yang dilakukan aktor untuk meyakinkan penonton dan membuat penonton percaya (Anita Dwi Susanti, 2019).  Menurut saya, para aktor dalam film "Aum!" memberikan segalanya, tidak ada kejanggalan, setiap aktor mendalami karakternya masing-masing. Contohnya adalah Satriya, yang diperankan oleh Jefri Nichol, melakukan persiapan ekstrim demi karakter Satriya, seperti tidak makan dalam jangka lima hari. Sosok Satriya merupakan sosok yang dianggap pemberani dalam menyuarakan semangat perjuangan yang mengambil latar pada era reformasi. 

Selain akting yang menakjubkan, film "Aum!" memiliki nilai moral mendalam, seperti menggambarkan perjuangan mahasiswa untuk mengubah dunia dan mencari keadilan yang telah dilakukan oleh pemerintahan. Nilai moral adalah norma-norma atau kaidah-kaidah yang dianggap baik dan buruk oleh manusia dan makhluk hidup yang lainnya (Muhammad Firwan, 2017). Hal tersebut menunjukan bahwa nilai moral yang ingin dituju adalah menentang kejahatan dan mencari keadilan serta kebenaran. Menurut saya, film ini memiliki nilai moral yang dapat kita pelajari, sebagai mahasiswa tentu kita perlu membetulkan segala hal yang salah karena sebagai pemuda Indonesia kita harus berpikir secara kritis.

Bagi para pecinta film yang menggali isu-isu sosial dan politik, saya sangat merekomendasikan "Aum!". Film ini mengangkat isu-isu yang relevan dengan periode reformasi Indonesia. Dengan narasi yang mendalam dan karakter-karakter yang kuat, "Aum!" tidak hanya menghibur, tetapi juga mampu menginspirasi penonton untuk merenungkan peran mereka dalam perubahan sosial. Kualitas produksi yang tinggi dan pesan moral yang kuat membuat "Aum!" menjadi sebuah karya yang memukau dan patut untuk ditonton.

DAFTAR PUSTAKA

(n.d.). Wikipedia. Diakses March 26, 2024, dari 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun