Mohon tunggu...
Vina Tan
Vina Tan Mohon Tunggu... -

Tentang aku: Ibu dari dua orang anak yang sangat menikmati profesinya sebagai 'Home Manager'. Waktu luang diisi dengan memberikan seminar parenting di sekolah-sekolah (Jakarta dan sekitarnya). Ikut Toastmasters Club untuk 'self development' dan meningkatkan kemampuan 'public speaking'. Kegiatan lain: Parent Coaching, Relationship Coaching & les vokal. Hobby: membaca, menyanyi dan menulis. Percaya bahwa hidup adalah untuk memberi (to live is to give). Blog pribadi: http://www.sangkudaapi.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membesarkan Anak Laki-Laki

26 Februari 2010   07:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:43 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa adanya dukungan dari orang terdekatnya, ibu cenderung menjadikan anak laki-laki sebagai objek pelampiasan psikologis. Jiwa yang haus tentu tidak akan mampu menyirami hati yang sedang butuh kesejukkan, bukan? Dukungan keluarga yang dimiliki oleh ibu akan membuat anak laki-laki belajar menghargai perempuan.

Saat memasuki usia remaja, seorang anak laki-laki sudah siap berpisah secara psikologis dari ibunya. Ia akan berpindah dari ketergantungan kepada ibu pada tahun-tahun awalnya menju kemandirian emosional selama remaja dan kedewasaan awal untuk kemudian bergerak menuju fase saling tergantung dengan pasangan saat berkeluarga. Jika seorang anak laki-laki tidak berpisah secara psikologis dari ibunya, ia akan sulit menjadi mandiri sehingga akan bermasalah saat membina hubungan dengan pasangannya setelah menikah.

3. Figure Ayah

Seorang ayah yang baik:


  • Harus punya kesadaran untuk menjadi seorang ayah.
  • Harus memiliki jati diri karena bagaimana mungkin seorang ayah bisa membesarkan anak laki-lakinya jika ia adalah ayah yang tidak memiliki jati diri, tertutup dan tidak matang?
  • Harus belajar cara berkomunikasi dengan anak laki-laki yang ia besarkan.
  • Mau mempelajari keahlian-keahlian baru untuk mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anak laki-lakinya.
  • Harus tahu kapan saatnya melepaskan anaknya seraya tetap menjadi teladan/panutan.


Kembali kepada kasus Liana pada awal tulisan ini. Anak laki-laki tertuanya saat ini duduk di kelas satu Sekolah Menengah Atas untuk kedua kalinya karena tidak naik kelas di tahun sebelumnya. Walaupun sudah mengulang, tetap saja nilainya tidak baik sehingga ada kemungkinan harus keluar dari sekolah tersebut. Ayah yang lemah dan tidak mampu berperan layaknya seorang ayah walaupun secara fisik hadir di tengah-tengah keluarga telah membuat tugas Liana sebagai seorang Ibu menjadi semakin sulit dan berat.

Terakhir, ada satu hal penting lagi yang saya tanyakan pada Liana. Apakah anaknya suka main game? Ketika jawabannya iya maka semakin lengkapkah keterpurukan yang mungkin terbayangkan dalam benak ini. Apa yang akan terjadi dengan masa depan anak yang tidak bisa bertanggung jawab pada dirinya sendiri? Ketika tidak ada kesadaran diri mungkinkah terbentuk kontrol diri? Saat kontrol diri tidak ada, apakah jika dewasa nanti akan mampu jadi kepala keluarga yang siap membimbing anak-anaknya?

Terus terang, anak laki-laki yang tidak dibesarkan dengan baik bukan hanya menciptakan beban tambahan bagi keluarganya tapi juga akan memperberat masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat. Kekerasan dalam rumah tangga akan semakin banyak terjadi dan tingkat kriminalitas pasti akan terus meningkat. Sehingga, jika kita ingin menghindari masalah yang lebih runyam untuk masa yang akan datang, mulai saat ini perhatikan dan berikanlah yang terbaik bagi anak laki-laki kita di rumah. Agar kelak mereka siap menjadi laki-laki dewasa sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun