Arsip yang ditampilkan berupa arsip tekstual, visual, lisan, dan sejarah lisan yang sudah ditata dam ditafsirkan secara kreatif agar pengunjung tidak bosan dan diorama arsip jogja sebaik mungkin memberikan sajian yang edukatif, informatif serta menghibur.
Tampilan visual yang estetik, menampilkan animasi yang diproyeksi pada layar, serta menggunakan hologram yang mengusung konsep modern namun tetap on point pada sejarah menjadi salah satu daya tarik museum diorama arsip ini.
Diorama satu dengan lainnya memiliki cerita yang berbeda namun masih bersambung dengan diorama sebelumnya. Dalam diorama tersedia barcode yang bisa di scan dan menampilkan gambar 3D.
Wisata sejarah identik dengan rasa bosan, namun ditempat ini kamu akan merasakan sensasi belajar sejarah yang sangat menyenangkan. Setiap diorama diberi batasan waktu (sesi) setelah itu akan lanjut ke ruang diorama berikutnya dan seterusnya.
Waktu tour yaitu 90 menit, namun itu tidak terasa lama karena terlalu asyik. Tempat yang beruansa modern juga membuat tidak berhenti kagum dengan diorama arsip jogja ini. Bahkan ada diorama yang membuatku merinding karena teringat kejadian Gempa di Yogyakarta tahun 2006 silam. Jadi gimana sobat kompasianers? Tertarik datang ke Diorama Arsip Jogja? Kataku sih Harus Bangett datang!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H