“Setahu saya di Desa ini belum ada pemanfaatan dan pengelolaan botol bekas kak. Saya biasanya mengumpulkan dan menjualnya ke tukang rongsok. Namun, saya sering melihat anak-anak dan remaja sekarang membuang sampah sembarangan, main lempar saja tanpa malu. Sekarang saya dan masyarakat lain merasakan dampaknya, sungainya menjadi kumuh, baunya tidak sedap dan tidak enak di pandang” ujarnya. Ketika beliau di tanya tentang pemanfaatan dan pengelolaan limbah.
Program pemanfaatan botol bekas menjadi pot vertikultur terdiri dari 2 tahapan yaitu penyuluhan dan pelatihan budidaya tanaman vertikultur. Penyuluhan dilakukan dengan penyampaian singkat tentang limbah botol plastik dan budidaya vertikultur. Pelatihan budidaya vertikultur dilakukan dengan cara mengajari anak-anak cara pembuatan pot dari botol bekas dan dilanjut dengan penanaman. “Kak, ternyata botol dimanfaatkan sebagai pot gini bagus ya, aku mau coba di rumah ntar. Terima kasih kak, sudah mengajari kami buat pot dari botol bekas. Besok-besok botolnya mau ku kumpulin” ujar Tiwi, salah satu anak yang ikut kegiatan ini. Diharapkan kedua program tersebut dapat berjalan berkelanjutan dan masyarakat merasakan dampaknya.
Penyusun : Vina Rofikoh-FPP-Agroekoteknologi.
Editor : Ragil Saputra, S.Si., M.Cs.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H