Mohon tunggu...
Vina Nadhifa
Vina Nadhifa Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia

Kita terlahir untuk menjadi nyata, bukan bayangan. Maka, Abaikan semua yang membayangimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Benang dan Jarum

8 Juni 2020   17:00 Diperbarui: 8 Juni 2020   17:02 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebelumnya....

Aku sudah menduga akan berujung seperti titik ini

Titik dimana hal yang tak biasa menjadi sebuah adat kebiasaan

Kau hina.....

Kau marah....

Aku selalu tak pernah merasa tersakiti

Lantas apa dan siapa yang ingin disalahkan akan titik ini

Aku.... Kamu atau Dia....

Jujur, aku membenci diri sendiri

Hingga saat ini hati yang patah pun masih sanggup kugabungkan

Siapa yang bodoh?

Aku.... mungkin itu yang selalu ada dibenakmu

Selalu terlihat bodoh dimatamu sebab candaku

Selalu bersikap bodoh jika berada didekatmu

Itu dia.....

Aku terlalu melangitkan harapan padamu

Harapan yang sudah nyata tak akan kau izinkan terwujud...

Harapan yag sudah sering kau palingkan bersamaku

Pergi...

Salah satu langkah lanjutanku

Bukan untuk menjauhimu bahkan membencimu

Aku hanya cukup tau diri

Bahwa aku hanya benang pelengkap jarummu

Yang ketika kusut, kau hanya memotongku

Tidak menguraiku

Pesan : Jangan pernah berharap ama manusia, dijamin kecewa...  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun