Model, metode dan teknik penilaian risiko banyak digunakan untuk mengendalikan risiko dalam suatu proyek software. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan penilaian risiko yang jelas dan analisis yang tepat, yang dapat menunjukkan kemungkinan hasil apa pun. Hasil yang buruk adalah berupa resiko dan hasil yang baik adalah berupa kemungkinan untuk menghasilkan software yang baik.
Salah satu analisis risiko yang akurat adalah menggunakan suatu alat yang bekerja secara otomatis dalam menyimpan, mengatur, dan memproses data menjadi pengetahuan yang bermakna, Boehm dkk (1989).
Pada saat ini, banyak proyek software yang ketika diterapkan, menunjukkan kesalahan yang berlebihan dan keandalan hasil yang sangat rendah. Dan meskipun industri software secara aktif menggunakan teknik manajemen risiko dalam pengelolaan resiko mereka, namun tetap saja, hanya sedikit laporan yang tersedia, yang berisi perancangan alat visualisasi pengelolaan risiko software.
Pengembangan Software menggunakan Model Air TerjunÂ
Royce memperkenalkan model proses pengembangan suatu software yang sangat tradisional yaitu "Model Air Terjun" pada tahun 1970. Kemudian, Boehm memperluas model ini pada tahun 1981 dengan menambahkan langkah-langkah tambahan. Model air terjun ini, diilustrasikan pada Gambar 2.
Pada model air terjun ini memungkinkan langkah dapat mundur ke tahap sebelumnya jika diperlukan. Model air terjun ini telah menjadi dasar bagi sebagian besar standar akuisisi software di pemerintahan dan industri Boehm dkk (1988). Model air terjun memiliki tujuan yang jelas dimana setiap proses mengambil masukan dari langkah sebelumnya.
Menurut Gillian et al (2004), masalah mendasar dari model air terjun adalah bahwa model ini tetap memiliki risiko tinggi di sepanjang siklus pengembangannya. Hal ini dikarenakan proses air terjun mengasumsikan bahwa setiap tahapan dapat didefinisikan sepenuhnya tanpa memerlukan umpan balik dari tahapan berikutnya.
Sumbu X menunjukkan waktu, dan sumbu Y memplot fungsionalitas dan tingkat risiko proyek. Seperti yang ditunjukkan pada grafik di atas, risikonya tetap tinggi hingga tahap terakhir pengembangan software. Risiko ini secara bertahap berkurang seiring dengan pembuatan, integrasi, dan pengujian pengkodean. Untuk menghasilkan perangkat lunak yang baik, penting untuk memperhitungkan risiko. Masalah mendasarnya adalah bahwa dalam model air terjun, risiko proyek tetap tinggi sepanjang proses pengembangan suatu software.
Pengembangan Software menggunakan Model Spiral