Mohon tunggu...
VINA INDRI P D
VINA INDRI P D Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Akuntasi Universitas Mercu Buana

55522110046 - Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana, Program Studi Audit Sistem Informasi, Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo, M.Si., Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kuis 5 - Pengintegrasian antara Manajemen Resiko dengan SDLC (System Development Life Cycle), dan Kerangka Resiko menurut ISO 270

15 Desember 2023   03:55 Diperbarui: 15 Desember 2023   04:32 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Model, metode dan teknik penilaian risiko banyak digunakan untuk mengendalikan risiko dalam suatu proyek software. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan penilaian risiko yang jelas dan analisis yang tepat, yang dapat menunjukkan kemungkinan hasil apa pun. Hasil yang buruk adalah berupa resiko dan hasil yang baik adalah berupa kemungkinan untuk menghasilkan software yang baik.

Salah satu analisis risiko yang akurat adalah menggunakan suatu alat yang bekerja secara otomatis dalam menyimpan, mengatur, dan memproses data menjadi pengetahuan yang bermakna, Boehm dkk (1989).

Pada saat ini, banyak proyek software yang ketika diterapkan, menunjukkan kesalahan yang berlebihan dan keandalan hasil yang sangat rendah. Dan meskipun industri software secara aktif menggunakan teknik manajemen risiko dalam pengelolaan resiko mereka, namun tetap saja, hanya sedikit laporan yang tersedia, yang berisi perancangan alat visualisasi pengelolaan risiko software.

Pengembangan Software menggunakan Model Air Terjun 

Royce memperkenalkan model proses pengembangan suatu software yang sangat tradisional yaitu "Model Air Terjun" pada tahun 1970. Kemudian, Boehm memperluas model ini pada tahun 1981 dengan menambahkan langkah-langkah tambahan. Model air terjun ini, diilustrasikan pada Gambar 2.

Pada model air terjun ini memungkinkan langkah dapat mundur ke tahap sebelumnya jika diperlukan. Model air terjun ini telah menjadi dasar bagi sebagian besar standar akuisisi software di pemerintahan dan industri Boehm dkk (1988). Model air terjun memiliki tujuan yang jelas dimana setiap proses mengambil masukan dari langkah sebelumnya.

Dokumen Pribadi 2
Dokumen Pribadi 2

Menurut Gillian et al (2004), masalah mendasar dari model air terjun adalah bahwa model ini tetap memiliki risiko tinggi di sepanjang siklus pengembangannya. Hal ini dikarenakan proses air terjun mengasumsikan bahwa setiap tahapan dapat didefinisikan sepenuhnya tanpa memerlukan umpan balik dari tahapan berikutnya.

Dokumen Pribadi 3
Dokumen Pribadi 3

Sumbu X menunjukkan waktu, dan sumbu Y memplot fungsionalitas dan tingkat risiko proyek. Seperti yang ditunjukkan pada grafik di atas, risikonya tetap tinggi hingga tahap terakhir pengembangan software. Risiko ini secara bertahap berkurang seiring dengan pembuatan, integrasi, dan pengujian pengkodean. Untuk menghasilkan perangkat lunak yang baik, penting untuk memperhitungkan risiko. Masalah mendasarnya adalah bahwa dalam model air terjun, risiko proyek tetap tinggi sepanjang proses pengembangan suatu software.

Pengembangan Software menggunakan Model Spiral

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun