Mohon tunggu...
Vina Fitrotun Nisa
Vina Fitrotun Nisa Mohon Tunggu... Penulis - partime journalist

Senang bercerita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Suka Duka Naik KRL

7 Juni 2024   23:27 Diperbarui: 10 Juni 2024   08:28 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai salah satu orang yang beraktivitas di Jakarta, kehadiran kendaraan umum masal apapun bentuknya adalah anugerah yang tak terhingga. Bagaimana tidak, arus mobilitas manusia dari luar menuju Jakarta di pagi hari terjadi secara bersamaan, bergitu pula dengan mobilitas keluar dari Jakarta menjelang malam hari. Maka tak heran jika Jakarta selalu dilanda kemacetan setiap hari.

Saya tidak membayangkan berapa besar kerugian material yang didapatkan saat seseorang terjebak dalam kemacetan. Berapa lama ia terjebak dalam kemacetan, berapa uang tambahan yang dikeluarkan untuk membeli bahan bakar, berapa banyak kesempatan yang hilang karena kemoloran dalam perjalanan. Ibarat kata, transportasi masal adalah penyelamat kemacetan.

Salah satu moda transportasi masal yang rutin saya gunakan adalah KRL. Meskipun dapat mempercepat waktu tempuh dari Depok ke Jakarta, bukan naik KRL tidak ada suka dan dukanya. Bagi para pengguna rutin yang berangkat pukul 07.00 dan pulang pada jam 17.00, kondisi yang saya ceritakan pasti sangat related. Berikut adalah cerita prihatin para pengguna KRL.

1. Saling Dorong Saat Masuk Gerbong

Sumber gambar: vina
Sumber gambar: vina


Apakah gerbong kereta pada jam berangkat dan pulang kerja selalu penuh jawabannya tidak. Ini sangat tergantuk dengan rute yang teman-teman pilih. Jika teman-teman berangkat dari Jakarta menuju Depok pada pagi hari, suasana di atas umumnya tidak berlaku, Namun jika teman-teman berangkat pagi hari dari Bogor atau Depok menuju Jakarta, maka bersiaplah menanamkan mental pejuang.

Apalagi jika kalian tidak berangkat dari stasiun awal keberangkatan, sudah dipastikan kalian harus bersiap berebut posisi setiap kali kereta datang. Mengapa demikian, karena space yang tersedia setiap kereta datang sangatlah terbatas. Ketika kalian naik di Stasiun Depok Baru, jangan harap kereta yang datang akan membawa gerbong sepi penumpang. Saat kereta datang, seluruh bagian kereta sudah terisi penu. Sehingga, kita harus sedikit nekat dengan mendorong masuk orang yang berada di pintu untuk masuk ke dalam rangkain kereta.

Bagaimana jika kita terganjal di pintu kereta? pemandangan itu sangat umum terjadi, saking nekatnya ingin sampai ke kantor tepat waktu, para pelanggan biasanya sampai memaksakan diri masuk meskipun sudah tidak ada tempat tersisa, alhasil, saat dirinya terganjal di pintu kerata, pintunya akan otomatis terbuka Kembali. 

Untungnya, selalu ada orang baik entah petugas keamanan maupun sesame penumpang lainnya yang mendorong masuk para penumpang yang terganjal tadi. Mengejutkannya lagi, gerbong  KRL seringkali sudah padat penumpang bahkan sejak jam 06.00 pagi, saat masyarakat di daerah lain mungkin masih terlelap dalam tidurnya.

2. Dinamika dalam Gerbong Kereta

Sumber gambar: Vina
Sumber gambar: Vina

Jam berangkat dan jam pulang kerja adalah masa-masa krisis para penumpang. Kondisi psikologis penumpang pada jam-jam tersebut berada dalam keadaan yang kurang ideal, lelah dengan keramaian, tuntutan masuk tepat waktu, hingga stres dalam perjalanan membuat situasi mudah chaos.

Meskipun berada di gerbong khusus perempuan, satu penumpang dengan penumpang lain biasanya bersitegang karena masalah sepele. Misalnya tidak sengaja terdorong penumpang lain saat pemberhentian kereta tidak mulus, atau pergeseran penumpang yang ada di dalam kereta menuju pintu kereta.

Belum lagi drama saat penumpang yang akan turun sulit bergeser  menuju pintu kereta. Ada juga penumpang yang enggan bergeser ke belakang saat penumpang lain akan turun kereta. Belum lagi drama di pagi hari saat penumpang hanya terpusat berkumpul di dekat-dekat pintu dan membiarkan bagian tengah kereta kosong. Ahirnya, penumpang yang di luar tidak dapat masuk karena tertahan penumpang lain yang berada di dekat pintu.

3. Drama Kursi Prioritas

Sumber gambar: Vina
Sumber gambar: Vina

Keunggulan utama transportasi masal terutama KRL adalah kecepatan, jangan harap aspek kenyamanan dan kondisi ideal akan mudah didapatkan di jam-jam sibuk. Sebagian penumpang mungkin sering melihat drama penumpang yang pura-pura tidur, padahal mereka duduk di bangku prioritas.

Saat kereta penuh lalu ada ibu hamil atau lansia yang memintanya, seringkali penumpang tersebut sulit diminta dengan sukarela. Bahkan seringkali harus ada teriakan kecil dulu dari penumpang lain.

Selain sulitnya memberikan kursi prioritas dengan sukarela, saya juga pernah melihat kasus berbeda saat ibu hamil yang berdiri melewati 2 stasiun. Hal itu terjadi bukan karena kesalahan penumpang lain, namun saat kondisi kereta terlalu padat, ibu hamil tersebut sulit bergerak karena rawan terjepit. Ahirnya, setelah berdiri melewati 2 stasiun, ia pun mendapatkan tempat duduknya.

4. Dilema Desak-Desakan di Gerbong Campuran

Sumber gambar: Vina
Sumber gambar: Vina

Sebagaimana kita tahu, KRL menyediakan 2 jenis gerbong bagi penumpang. 2 disediakan khusus bagi penumpang kereta berada di rangkaian paling depan dan paling belakang. Sementara gerbong tengah disediakan untuk penumpang laki-laki maupun penumpang perempuan.

Kondisi yang sangat serba salah akan terjadi saat kita terpaksa masuk ke gerbong campuran. Dalam kondisi padat, sudah tentu kita akan berdesakan dengan penumpang di sebelah kanan, kiri, depan dan belakang kita. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, seringkali penumpang perempuan menyimpan tasnya di bagian depan, untuk melindunginya bersikutan dengan penumpang di depannya. Namun bagian belakang tubuhnya pasti akan berhimpitan dengan penumpang yang ada di belakang dia.

Namun saat kita bersikap terlalu sensitif terhadap gerakan yang dilakukan oleh penumpang yang akan di sekeliling kita pun akan menjadi serba salah, karena tidak ada ruang yang tersisa pula bagi mereka untuk bergeser menjauh dari badan kita.

Berdasarkan cerita penumpan perempuan KRL. Alasan mengapa diusulkan ada gerbong khusus Wanita adalah karena seringnya kasus pelecehan seksual yang terjadi di gerbong kereta. Banyaknya pihal yang memanfaatkan momen berdesakan tersebut, melatarbelakangi kebijakan tersebut.

5. Antrian Panjang Saat Menuruni Tangga

Sumber gambar: dokumentasi pribadi
Sumber gambar: dokumentasi pribadi
Masuk antri keluar pun antri. Meskipun perjalanan Depok-Jakarta dapat ditempuh dalam 40 menit, keluar kereta dan antri di tangga ini bisa dibilang tahap ahir yang masih membutuhkan kesabaran juga. Berdasarkan pengalaman pribadi, rata-rata waktu yang dihabiskan untuk keluar dari gerbong, menuruni tangga hingga mendapatkan mode transportasi lanjutannya bisa memakan waktu 15 hingga 20 menit. Hal ini dikarenakan jumlah tangga yang tersedia di setiap stasiun masih terbatas.

Misalnya, stasiun kecil hanya menyediakan 2 tangga naik dan turun. Dalam kondisi ramai, tangga yang tersedia biasanya kurang cukup untuk menampung lonjakan jumlah penumpang, kerapkali dalam jam orang berangkat kantor pun masih banyak ibu-ibu dan bapak-bapak yang sudah berumur yang masih beraktivitas dengan kereta. Saat mereka menuruni anak tangga, kecepatan mereka tidak dapat disamakan dengan cara anak muda menuruninya.

Pada ahirnya, meskipun banyak sekali drama dan dinamika yang terjadi selama masuk, di dalam gerbong hingga keluar dari gerbong kereta, banyak juga manfaat yang bisa dirasakan saat naik KRL dan menjadi nilai tambah tersendiri dibandingkan dengan moda transportasi lain. Misalnya naik kereta lebih cepat dan ekonomis. Titik-titik stasiun nya pun mudah di akses ke tempat strategis. Adapun berbagai macam dinamika yang terjadi harusnya dianggap sebagai ujian kecil yang harus dihadapi para pekerja menuju ke kantornya masing-masing. Semoga kita selalu dberikan kesehatan, kekuatan dan ketabahan dalam melaluinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun