Mohon tunggu...
Vina Fitrotun Nisa
Vina Fitrotun Nisa Mohon Tunggu... Penulis - partime journalist

Senang bercerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Persahabatan Tanti dan Dewi

1 Juli 2022   04:27 Diperbarui: 1 Juli 2022   04:34 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: https://hellosehat.com/

Pada bulan Ramadhan tahun 1430 H, Tanti beserta orangtua dan kedua adiknya pergi ke kota kediri. Disana ia akan mengunjungi rumah paman dari pihak bapaknya. Orangtua tanti berencana untuk mengikutkan anak-anaknya dalam program diklat Ramadhan di rumah om Hadi yang merupakan guru mengaji di kampungnya.

 Malam hari setibanya di kota kediri, Tanti beserta keluarga disambut hangat oleh keluarga om Hadi, Tante emi menghidangkan ikan bakar dan beraneka kue tradisional lainnya. Vega yang merupakan sepupu Tanti langsung berbincang akrab sambil sesekali terdengar suara cekikikan.

  Keesokah harinya mama dan papa Tanti berpamitan kepada om Hadi untuk pergi lagi ke Banjarmasin, mama dan papa menitipkan tanti dan adiknya agar dapat mengikuti program diklat selama bulan Ramadhan

 Tanti yang sudah diberikan pengertian sebelumnya tidak terlihat sedih saat momen perpisahan itu. sebaliknya ia meminta doa agar dapat mendalami ilmu agama selama tinggal di kediri.

 7 hari berlalu dan kegiatan tanti berjalan dengan sangat menyenangkan, ia menemukan banyak pengalaman dan teman baru selama disana. Tanti sangat senang bisa menghabiskan waktu dengan banyak teman sebayanya sambil mengkaji ilmu agama.

 Disana, tanti bersahabat dengan seorang remaja baik hati bernama dewi, dewi adalah anak petani yang cerdas, selain mengikuti pengajian, tanti senang menghabiskan waktu di sawah sambil ngobrol bersama dewi. 

Tak jarang tanti pun menginap di rumah dewi. Tanti sangat senang memiliki sahabat seperti dewi yang baik dan pengertian.

 Suatu hari pada malam 28 ramadhan, usai melaksanakan shalat tarawih tanti bekata dengan sedih kepada dewi. Ia berpamitan kalau tgl 29 ia dan kedua adiknya akan kembali pulang ke Banjarmasin. Sebagai kenang-kenangan tanti memberikan jam tangan kesayangannya kepada dewi, dewi pun memberikan sebuah Al-qur'an sebagai kenang-kenangan.

 Tanggal 29 pun tiba, orangtua tanti datang untuk menjemput anak-anaknya. Dalam momen perpisahan itu tanti berpamitan kepada orang-orang kampung termasuk Om Hadi, tante emi dan juga Dewi. Tanti memeluk dewi erat dan berpesan agar dewi sering memberi kabar kepadanya.

 Hari terus berlalu, tanpa terasa tanti sebentar lagi akan menjadi mahasiswa di sebuah perguruan tinggi negeri di Yogyakarta, Tanti diterima sebagai mahasiswa jurusan kedokteran gigi

Hari pertama ospek pun tiba. tanti menyambut hari itu dengan senang dan gelisah. Waktu menunjukkan pukul 07.00 pagi, saking sibuknya menyiapkan persyaratan ospek di malam hari, tanti lupa menyetel alarm.

 Tanti terbangun saat petugas kebersihan di kostnya akan merapikan kamar tanti. Seketika Tanti bangun dan terburu0buru mengenakan baju dan membawa seluruh persyaratan yang diminta. Tanti bahkan tidak sempat mandi dan sarapan. Ia pun lupa tidak membawa alat tulis seperti yang telah diperintahkan.

 Tanti lari tergesa-gesa karena takut telah, tanti tahu apap konsekuensi yang ia akan dapatkan jika datang telat ke tempat ospek. Saat tiba di kampus pertamanya Tanti ditanya dan diperiksa tentang alat kelengkapan yang ia bawa. 

 Saat kaka tingkatnya memminta tanti untuk menunjukkan buku dan pulpen seketika tanti meraba-raba ke dalam tas yang ia bawa. Ternyata buku dan pulpen yang sudah ia sipakan tertinggal di atas meja.

 Dengan alasan tersebut ahirnya tanti diminta untuk berdiri bersama teman lainnya yang melakukan pelanggaran. Saat ia berbalik badan menuju tempat mahasiswa dihukum ia bertabrakan dengan seorang perempuan.

 Caping dan tas milik tanti seketika berhamburan, tanti sedikit kesal. Namun saat melihat wajar teman barunya ia merasa tidak asing dengan sosok itu. sosok yang beberapa tahun lalu sering menghabiskan shalat tarawih bersama dan sorogan bersama di dalam masjid. Ya itulah dewi sahabat Tanti.

 Dewi belum menyadari kalau orang yang ditabraknya adalah tanti, ia masih sibuk merapikan barang tanti yang berhamburan.

 "Dewiiii" tanya tanti dengan senang

 Dewi melihat dan baru menyadari kalau yang ada di depannya adalah tanti.

 "Tantii, Ya Allah" jawan dewi

 Keduanya tidak menyangka kalau mereka akan sama-sama menjadi mahasiswa kedokteran di kampus impiannya.

 Dewi lalu bertanya tentang alasan kenapa ia dihukum, setelah tanti menceritakan kejadiannya dewi tertawa dan langsung merogoh tasnya.

 "ini tanti, enggak tau kenapa aku kok pengen bawa buku dan pulpen yang vbanyak" jawab dewi

 Ahirnya tanti pun tidak jadi dihukum dan keduanya sukses menjadi mahasiswa kedokteran di universitas ternama. Kini Tanti dan Dewi sama-sama menjadi dokter dan tinggal berdekatan 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun