Hari pertama ospek pun tiba. tanti menyambut hari itu dengan senang dan gelisah. Waktu menunjukkan pukul 07.00 pagi, saking sibuknya menyiapkan persyaratan ospek di malam hari, tanti lupa menyetel alarm.
 Tanti terbangun saat petugas kebersihan di kostnya akan merapikan kamar tanti. Seketika Tanti bangun dan terburu0buru mengenakan baju dan membawa seluruh persyaratan yang diminta. Tanti bahkan tidak sempat mandi dan sarapan. Ia pun lupa tidak membawa alat tulis seperti yang telah diperintahkan.
 Tanti lari tergesa-gesa karena takut telah, tanti tahu apap konsekuensi yang ia akan dapatkan jika datang telat ke tempat ospek. Saat tiba di kampus pertamanya Tanti ditanya dan diperiksa tentang alat kelengkapan yang ia bawa.Â
 Saat kaka tingkatnya memminta tanti untuk menunjukkan buku dan pulpen seketika tanti meraba-raba ke dalam tas yang ia bawa. Ternyata buku dan pulpen yang sudah ia sipakan tertinggal di atas meja.
 Dengan alasan tersebut ahirnya tanti diminta untuk berdiri bersama teman lainnya yang melakukan pelanggaran. Saat ia berbalik badan menuju tempat mahasiswa dihukum ia bertabrakan dengan seorang perempuan.
 Caping dan tas milik tanti seketika berhamburan, tanti sedikit kesal. Namun saat melihat wajar teman barunya ia merasa tidak asing dengan sosok itu. sosok yang beberapa tahun lalu sering menghabiskan shalat tarawih bersama dan sorogan bersama di dalam masjid. Ya itulah dewi sahabat Tanti.
 Dewi belum menyadari kalau orang yang ditabraknya adalah tanti, ia masih sibuk merapikan barang tanti yang berhamburan.
 "Dewiiii" tanya tanti dengan senang
 Dewi melihat dan baru menyadari kalau yang ada di depannya adalah tanti.
 "Tantii, Ya Allah" jawan dewi
 Keduanya tidak menyangka kalau mereka akan sama-sama menjadi mahasiswa kedokteran di kampus impiannya.