Menurut penelitian Susilowati (2016) alasannya adalah bekerja sebagai petani dianggap kurang menguntungkan dan penuh dengan ketidakpastian. Namun tren penurunan minat tersebut ternyata bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi terjadi juga di negara agraris lainnya.
Chaudary (2015) misalnya melakukan pengamatan di India mengenai alasan para petani masih bertahan disebabkan karena dukungan dari pemerintah. studi lain yang dilakukan Sri Heri Susilowati (2016) mengungkapkan bahwa petani yang didominasi oleh mereka yang berusia tua bukan hanya terjadi di Indonesia.Â
Di Amerika, Eropa dan Australia pun hampir mengalami fenomena serupa di negara Asia tenggara Lainnya seperti Thailand dan Vietnam yang juga regenerasi petaninya mengalami penurunan
Regenerasi petani menjadi sangat penting diwacanakan, manakala teknologi pertanian masih minim digunakan, oleh karenanya sektor prtanian harus dibuat menarik dan menguntungkan.Â
Saat ini kebanyakan petani masalahnya masih menguasai lahan pertanian yang kecil sehingga mereka tak dapat menjual hasilnya untuk memenuhi kebutuhan lain. pola hidup subsisten ini tidak hanya terjadi di Indonesia.Â
Di Vietnam yang sama-sama negara agraris pun hampir mengalami masalah serupa. Sempitnya lahan yang dikuasai menurunkan petani mengkomersilkan hasil pertaniannya
Permasalahan umum lainnya yang  terjadi di Indonesia adalah, kebanyakan yang bekerja sebagai petani berstatus sebagai buruh tani. Terdapat pula pola pembayaran upah yang masih tradisional.Â
Di wilayah Jawa misalnya sudah menjadi hal umum dengan istilah kedokan yaitu pemilik lahan mennyapakati perjanjian dengan buruh tani tentang pengurusan padi dan hasil panen yang kelak akan dibagi dengan pemilik lahan.Â
Selain itu terdapat pola pembayaran tradisional lain seperti upah bawon yaitu para buruh tani yang ikut serta mengurus dan memanen padi dibayarkan dengan hasil panen yang dibagi rata
Dengan metode pembayaran upah yang masih kultural, maka wajarlah bila kehidupan para buruh tani jauh dari kesejahteraan, dan bahkan petani sendiri pun tidak ingin meregenerasi kepada anak-anaknya.Â
Kultur seperti ini sangat sulit dihilangkan karena barangkali pemilik lahan dan buruh tani sama-sama diuntungkan dan keadaan tersebut dilakukan dengan terpaksa atau sukarela karena tak punya pilihan lain, kecuali para buruh tani diberikan lahan atau diikutkan dalam program transmigrasi untuk mengelola lahan kosong, upaya-upaya untuk menyejahterakan petani harus didukung oleh masyarakat dan digalakan oleh pemerintah