Pengaruh pandemi Covid-19 membuat kualitas semua elemen pendidikan mengalami penurunan. Sistem dan administrasi sekolah yang berantakan karena perbedaan teknis dalam pelaksanaan pembelajaran dari luar jaringan menjadi dalam jaringan. Beberapa pengajar yang belum dapat beradaptasi dengan zaman yang serba digital.Â
Komunikasi antara guru dan orang tua yang sulit, serta siswa sekolah dasar yang kesulitan belajar karena media digital dan jaringan yang terbatas. Semua hal ini terbukti menurunkan kualitas pendidikan dalam pembelajaran.
Jika kita memandang jauh pada beberapa sekolah di daerah pedalaman, banyak dari siswa sekolah dasar yang sudah memasuki kelas tinggi ternyata belum bisa membaca dan atau belum lancar dalam membaca.Â
Peneliti memilih lokasi pengabdian atau tempat Kuliah Kerja Nyata (KKN) di bagian kota Purwakarta untuk meneliti dan membandingkan apakah sama, pembelajaran di daerah pedalaman dan kota tidak berjalan dengan baik.Â
Ternyata, pembelajaran di kota masih berjalan dengan optimal, hanya saja tidak menyeluruh, karena ada beberapa siswa yang tertinggal jauh dari capaian pembelajaran yang seharusnya.
Pada tanggal 26 Agustus 2021 sampai dengan 26 September 2021, peneliti menjalankan pengabdian dengan cara penguatan pembelajaran kepada beberapa peserta didik kelas 1 SDS Rabbani Purwakarta, yang masih kurang dalam literasi baca-tulis.Â
Kegiatan dilakukan seara home visit sebanyak tiga hari dalam sepekan, dengan jadwal mengajar sembilan puluh menit per hari. Peneliti menggunakan buku dan metode Montessori untuk pembelajaran membaca yang menarik, bermakna, dan mampu dikuasai oleh peserta didik dengan cepat.
Keunggulan dari buku Montessori ini adalah terstruktur, bergambar, berwarna, dan bermakna.Â
Buku Montessori terdiri dari empat seri warna, seri jingga untuk mengenal huruf konsonan yang berakhiran vokal, serta belajar mengucapkannya (fonix), seri merah muda untuk belajar dua dan tiga huruf dalam satu suku kata, seri biru untuk belajar satu suku kata yang berawalan huruf vokal dan berakhiran huruf konsonan, serta seri hijau untuk mengenal huruf diftong, ny, dan ng.Â
Pada buku Montessori juga disajikan gambar dan bulatan sebagai tempat jari menunjuk agar anak mudah dalam membaca. Bacaan yang disajikan juga bermakna.
Â
Hasil dari penerapan metode Montessori dalam membaca membuat siswi A senang, semangat, dan ada motivasi untuk terus belajar. Kemampuan siswi A dalam membaca semakin membaik dan lancar tanpa dieja.Â
Kekurangan siswi A dalam membaca saat ini adalah pada suku kata yang berawalan vokal dan berakhiran konsonan.
 Bukan hanya itu saja, permasalahan-permasalahan lain hadir di tengah pembelajaran. Peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa gaya belajar siswi A bukanlah visual tetapi audio, sehingga lumayan sulit belajar membaca jika tidak suka membaca.Â
Permasalahan lainnya, fokus siswi A hanya sebentar sekitar 10-15 menit. Sehingga dari permasalahan ini, harus diberikan tambahan media yang lain.
 Solusi yang peneliti terapkan saat siswi A sudah tidak semangat dalam membaca adalah dengan cara menggunakan media digital. Peneliti memfokuskan pada materi membaca yang belum dikuasai untuk diulas kembali menggunakan media yang berbeda.Â
Peneliti menggunakan laptop kemudian menggunakan platform youtube agar siswi A semakin tertarik dalam belajar membaca, serta menuliskan tulisan yang ada di buku Montessori pada aplikasi word di laptop.Â
Hasil dari penerapan metode Montessori pada siswi A dalam belaar membaca, serta dukungan dari media dan platform lain, membuahkan hasil yang sangat memuaskan walau dengan waktu yang singkat.
Terima kasih, peneliti ucapkan kepada kepala sekolah dan guru SDS Rabbani Purwakarta, siswi A kelas 1 SDS Rabbani Purwakarta, serta orang tua siswi A, atas kesempatan dan kepercayaannya.
Oleh: Vina Deviana Savira
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H