Figure 2. Budaya Tadarus.
 https://smk-gelang-patah.blogspot.com/2019/06/tadarus-al-quran-sempena-bulan-ramdhan.html
         Implementasi budaya mutu di sekolah dapat diawali oleh pengembangan pada nilai spiritual dan juga nilai moral lainnya. Hal ini meliputi pengembangan nilai-nilai yang berhubungan langsung dengan Tuhan misalnya keimanan dan ketaqwaan, rasa kebersamaan, rasa tanggung jawab, serta hubungan antar seluruh warga sekolah. Untuk memotivasi semangat peserta didik dalam menjalankan nilai-nilai tersebut, antara lain yaitu menciptakan susana religius dengan selalu berdoa sebelum dan sesudah belajar serta pembacaan kitab suci sesuai agamanya masing-masing. Pembiasaan tersebut dapat meningkatkan spiritual, nilai religius dan menguatkan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa.
         Membentuk nilai-nilai kebersamaan dengan menerapkan hubungan dan etika komunikasi dalam melakukan interaksi seperti pada kegiatan sekolah dan saling membantu sesama teman yang kesulitan. Nilai-nilai saling menghargai dapat diterapkan agar terbentuk akhlak yang baik pada diri peserta didik dan kepedulian yang baik terhadap lingkungan sekitarnya. Contoh pengimplementasiannya yaitu memberi salam kepada guru, hormat kepada yang lebih tua, serta bertanggung jawab atas segala kewajibannya, seperti melaknakan tugas yang bersifat akademik maupun non-akademik.
- Pengembangan teknis sekolah
Pengembangan teknis sekolah yakni mengembangkan berbagai macam alur dan syarat kerja atau prosedur manajemen erbasis sekolah yang juga mencakup sarana serta kebiasaan kerja tak lepas akan adanya peran spirit dan nilai-nilai mutu yang menjadi budaya di sekolah.
Pengembangan teknis dalam meningkatkan budaya mutu sekolah antara lain memperhatikan dan memahami struktur organisasi, deskripsi tugas, tata tertib, sanksi, program kerja, ekstrakurikuler, peraturan kebersihan dan keamanan, strategi belajar, dan standar sistem pembelajaran.
Kebijakan yang dikembangkan adalah dengan membuat peraturan atau tata tertib yang jelas pada seluruh kegiatan budaya mutu di sekolah, mengadakan musyawarah, rapat kerja program sekolah, dan mendukung hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai budaya mutu sekolah.
Penyelenggaraan pendidikan sekolah yang STAR-LIKE (Supportif, Tekun, Aktif, Religius, Literasi, Inovatif, Kreatif, Edukatif) dapat berjalan lancar dan baik, karena adanya pembagian tugas yang terarah, adanya koordinasi yang fungsional, serta adanya pola-pola manajemen yang bersifat adaptif dan dinamis. Dengan begitu, maka pelaksanakan tugas pokok dan fungsi lembaga pendidikan di sekolah dapat dilaksanakan dengan baik, efektif dan efisien.
- Pengembangan sosial.
Pengembangan sosial dalam hal budaya mutu sekolah adalah proses yang menjadi sebagai suatu kebiasaan di sekolah dan di luar sekolah. Kebiasaan-kebiasaan tersebut kebijakannya dibahas dengan kesepakatan seluruh warga sekolah. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan budaya mutu sekolah, sebab dengan adanya keterlibatan semua pelaku pendidikan maka akan menumbuhkan rasa saling memiliki.
Suasana interaksi formal dan informal dibangun untuk mendorong dan memperkuat keterlibatan seluruh warga sekolah, dan suasana kondusif yang dibangun oleh:
Adanya relasi kepala sekolah dengan seluruh warga sekolah melalui koordinasi yang berkelanjutan,