Plato : tujuan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari tujuan negara dan politik karena tujuan pendidikan adalah menjadikan manusia warga negara yang baik.Â
Kohnstamm : proses pemanusiaan diri sendiri agar mencapai ketentraman batin, tanpa mengganggu, dan membebani orang lain.
M.J. Langeveld : upaya dalam membimbing manusia yang belum dewasa kearah kedewasaan
Notonagoro : tercapainya kebahagiaan sempurna dimana kebahagiaan sempurna adalah suatu keadaan yang menimbulkan kepuasan sepuas-puasnya hingga tidak menimbulkan keinginan lagi dan kekal atau abadi.
Pendidikan multikultur belum menjadi sesuatu yang dapat dikatakan popular di Indonesia, paham tentang konsep pendidikan multikultur masih tergolong baru. Pendidikan multikultur merupakan bentuk proses pengembangan dari seluruh potensi manusia yang menghargai pluralitas dan heterogenitasnya, sebagai konsekuensi adanya keberagaman budaya, etnis, suku, dan aliran agama. Pendidikan multikultur menekankan sebuah filosofi pluralisme budaya ke dalam sistem pendidikan yang didasarkan pada prinsip-prinsip persamaan (equality), saling menghormati dan menerima serta memahami dan adanya komitmen moral untuk sebuah keadilan sosial.Â
Pendidikan multikultur merupakan bentuk pendidikan alternatif yang seharusnya dikembangkan dan dijadikan model pendidikan di Indonesia. Terdapat beberapa alasan terkait dengan pengembangan pendidikan multikultur sebagaimana diuraikan oleh Maslikhah (2007) yang terurai dalam urutan;Â
1. Adanya realitas bahwa Indonesia adalah negara yang dihuni oleh berbagai suku, bangsa, etnis agama, dengan bahasa yang beragam dan membawa budaya yang heterogen serta tradisi dan peradaban yang beraneka ragam.Â
2. Terdapat pluralitas yang secara inheren sudah ada sejak bangsa Indonesia ini terbentuk.Â
3. Masyarakat menentang pendidikan yang berorientasi bisnis, komersialisasi, dan kapitalis, yang mengutamakan golongan atau orang tertentu.Â
4. Program pendidikan multikultur memberikan harapan dalam mengatasi berbagai gejolak masyarakat yang terjadi akhir-akhir ini.Â
Pendapat lain dari Tilaar dalam Murniati (2015) tentang Pendidikan multikultur merupakan suatu upaya untuk meminimalisir terjadinya pergesekan atau ketegangan yang diakibatkan oleh berbagai perbedaan di dalam masyarakat. Dalam pandangan Tilaar, pendidikan multikultur berawal dari berkembangnya gagasan tentang "interkulturalisme yang mencakup berbagai macam perspektif budaya yang berbeda. Jadi sangat relevan jika di Indonesia menerapkan Pendidikan Multikultur. Pendidikan Multikultur dapat melatih siswa untuk menghormati dan toleransi terhadap semua kebudayaan.Â