Mohon tunggu...
Vilya Lakstian
Vilya Lakstian Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Penulis adalah Dosen Linguistik di Jurusan Sastra Inggris dan Pusat Pengembangan Bahasa IAIN Surakarta, Akademi Bahasa Asing Harapan Bangsa, dan International Hospitality Center. Selain mengajar mahasiswa, dia juga mengajar untuk staff hotel, pelayaran, dan pramugari. Penulis adalah lulusan Pascasarjana Prodi Linguistik Deskriptif di Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Sarjana Sastra Inggris konsentrasi Linguistik di IAIN Surakarta. Penulis aktif dalam penelitian dan kajian sosial. Penulis juga sering menulis untuk media massa, dan penelitian untuk jurnal. Dalam berbagai kajian bahasa yang telah dilakukannya, linguistik sistemik fungsional menjadi topik yang sering dibahas dan dikembangkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar untuk Bekerja, Mandiri, dan Sejahtera

3 April 2017   14:13 Diperbarui: 5 April 2017   02:00 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Profesional dan berkualitas

Berjalannya pendidikan vokasi yang aktif dan produktif menjadi cara yang unik untuk menghadirkan semangat rakyat yang gigih dan mandiri. Hasil yang dicetak oleh pendikan vokasi dapat menjadi pemicu tumbuhnya kesejahteraan mulai dari setiap individu hingga memberikan manfaat kepada sekitarnya.

Selain itu, mobilitas mereka yang aktif antar negara dapat menjadi komparasi mutu tenaga kerja. Apalagi, kompetisi tenaga kerja saat ini yang bebas memerlukan semangat yang kompetitif. Sebagaimana ditulis dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (2015: 2), Indonesia telah meratifikasi berbagai konvensi internasional seperti GATS (General Agreement on Trade in Services – 5 April 1994), WTO (World Trade Organization– 1 Januari 1995), AFTA (Asean Free Trade Area - 1992 ), Regional Convention, serta the Recognition of Studies, Diplomas and Degrees In Higher Education in Asia and the Pacific (16 Desember 1983 yang kemudian diperbaharui pada tanggal 30 Januari 2008). Sumber daya manusia yang secara optimal dicetak oleh vokasi dapat menghadirkan mutu tenaga kerja yang berkualitas. Tidak hanya hard skill yang tampak dari keterbiasaannya melakukan praktik, tetapi juga pengaruhnya terhadap produk yang dapat dihasilkan.

Di bidang akademik, pendidikan vokasi juga memberikan kesempatan untuk berkarir. Terdapat jenjang pendidikan hingga S3, yaitu untuk mendapatkan gelar Doktor Ilmu Terapan.  Bahkan dosen program doktor terapan diperbolehkan jadi pembimbing utama jika sudah pernah memublikasikan minimal dua karya ilmiah pada jurnal internasional terindeks yang diakui Ditjen Dikti (Permendikbud No. 49/2014 Pasal 26 Ayat 10(b)).

Jadi, tidak ada yang dikhawatirkan dari vokasi sebagai pilihan pendidikan yang bergensi. Pendidikan vokasi bukan untuk “tukang”, tetapi menjadi praktisi yang handal – dimana kehadirannya diperlukan di masyarakat dengan seluruh kebutuhannya sehingga kehidupan dapat berjalan dengan baik. Kemudian, keinginan untuk meniti karir akademik tetap terbuka lebar, bahkan hingga professor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun