Profesional dan berkualitas
Berjalannya pendidikan vokasi yang aktif dan produktif menjadi cara yang unik untuk menghadirkan semangat rakyat yang gigih dan mandiri. Hasil yang dicetak oleh pendikan vokasi dapat menjadi pemicu tumbuhnya kesejahteraan mulai dari setiap individu hingga memberikan manfaat kepada sekitarnya.
Selain itu, mobilitas mereka yang aktif antar negara dapat menjadi komparasi mutu tenaga kerja. Apalagi, kompetisi tenaga kerja saat ini yang bebas memerlukan semangat yang kompetitif. Sebagaimana ditulis dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (2015: 2), Indonesia telah meratifikasi berbagai konvensi internasional seperti GATS (General Agreement on Trade in Services – 5 April 1994), WTO (World Trade Organization– 1 Januari 1995), AFTA (Asean Free Trade Area - 1992 ), Regional Convention, serta the Recognition of Studies, Diplomas and Degrees In Higher Education in Asia and the Pacific (16 Desember 1983 yang kemudian diperbaharui pada tanggal 30 Januari 2008). Sumber daya manusia yang secara optimal dicetak oleh vokasi dapat menghadirkan mutu tenaga kerja yang berkualitas. Tidak hanya hard skill yang tampak dari keterbiasaannya melakukan praktik, tetapi juga pengaruhnya terhadap produk yang dapat dihasilkan.
Di bidang akademik, pendidikan vokasi juga memberikan kesempatan untuk berkarir. Terdapat jenjang pendidikan hingga S3, yaitu untuk mendapatkan gelar Doktor Ilmu Terapan. Bahkan dosen program doktor terapan diperbolehkan jadi pembimbing utama jika sudah pernah memublikasikan minimal dua karya ilmiah pada jurnal internasional terindeks yang diakui Ditjen Dikti (Permendikbud No. 49/2014 Pasal 26 Ayat 10(b)).
Jadi, tidak ada yang dikhawatirkan dari vokasi sebagai pilihan pendidikan yang bergensi. Pendidikan vokasi bukan untuk “tukang”, tetapi menjadi praktisi yang handal – dimana kehadirannya diperlukan di masyarakat dengan seluruh kebutuhannya sehingga kehidupan dapat berjalan dengan baik. Kemudian, keinginan untuk meniti karir akademik tetap terbuka lebar, bahkan hingga professor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H