Mohon tunggu...
Vilka Adidtya Rahayu
Vilka Adidtya Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya adalah pemain bola voli, kepribadian saya itu saya mudah berteman dengan orang lain, dan konten terpopuler saya adalah konten Alwi Assegaf karena kontennya banyak berisi dakwah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gambaran Pendidikan Melalui Sanggar Seni

4 Juni 2023   19:37 Diperbarui: 4 Juni 2023   19:52 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap peserta didik selalu ingin mendapatkan proses pembelajaran yang menyenangkan sesuai dengan keinginan mereka melalui tenaga pendidik yang profesional pengertian dan ahli dalam bidangnya. Sebagai seorang peserta didik, kita juga ingin tenaga pendidik mengerti tentang hal apa yang kita butuhkan, bukan hanya pemberian materi pembelajaran semata. Akan tetapi, kita juga ingin apa yang guru atau tutor berikan kepada kita bisa hendaknya dipahami tanpa adanya kendala atau kesulitan, hambatan dan tantangan. 

Agar peserta didik bisa meningkatkan potensi yang dia miliki, maka harus ada dukungan dari seorang tenaga pendidik Melalui strategi mengajar khusus agar pelaksanaan pendidikan yang akan dituju dapat dicapai secara maksimal.

              Ada sebuah ilmu yang harus dikuasai oleh seorang tenaga Didik di dalam melaksanakan proses belajar mengajar, di mana ilmu ini akan membantu sekali tenaga pendidik untuk menangani kesulitan dalam melakukan pengajaran terhadap peserta didiknya. Ilmu itulah yang disebut dengan ilmu pedagogi. Di dalam menerapkan ilmu ini, tenaga pendidik harus mempersiapkan diri mereka untuk membimbing peserta didik yang akan dibina, Untuk mencapai nilai dan karakter serta pengaplikasian yang baik ke dalam kehidupan sehari-hari dari peserta didik.

             Di dalam pelaksanaan pendidikan tidak akan lepas dari proses interaksi antara pendidik dan peserta didik satu sama lain. Untuk membangun proses interaksi yang baik, dibutuhkan daya mengajar yang baik dan benar dari tenaga pendidik. Tenaga pendidik harus memiliki pemahaman yang berbasis pedagogi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari tentang gaya mengajar terhadap peserta didik dalam pemahaman karakter dan kebutuhan mereka, tentang tentang apa saja yang mereka inginkan di dalam pembelajaran serta ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku dan perbuatan dari peserta didiknya.

           Pemahaman tentang pedagogik bertujuan untuk mendorong anak di kemudian hari agar mampu menjalani kehidupannya, supaya peserta yang Didik bisa menguasai ilmu yang diajarkan, kita harus menerapkan pengetahuan tentang seputar kehidupan, apa arti nilai-nilai dari hidup lalu kita ajarkan secara nyata. Tugas pendidik diantaranya adalah mengajar, mendidik, membimbing, dan mengelola tempat pembelajaran. Di dalam pelaksanaan tugas tersebut tentunya didominasi oleh sebuah cara yang baik. Sebagai calon tenaga pendidik, kita harus mengetahui seberapa efektifkah cara pengajaran pedagogi dalam pembelajaran, khususnya pada program pendidikan non formal.

             Di dalam bentuk perluasan akses pendidikan, maka pendidikan luar sekolah sekarang juga sangat berperan penting untuk memberikan pelayanan dan pembelajaran terhadap masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang terkendala dalam melanjutkan pendidikan formal. Peran pendidikan luar sekolah sebagai pengganti penambah dan pelengkap tentunya akan membawa pengaruh yang positif bagi masyarakat di sekitar. Terlebih lagi bagi anak yang putus sekolah, mereka bisa melanjutkan sekolah mereka kembali melalui program kejar paket atau pendidikan kesetaraan, yaitu paket A (setara SD),B (secara SMP), dan C (setara SMA).

             Selain itu, jenis pendidikan non formal juga meliputi tiga jenis yaitu pendidikan kesetaraan, pemberdayaan masyarakat dan diklat. Salah satu bentuk pembahasan yang akan dibahas di sini yaitu pemberdayaan masyarakat berbentuk pelestarian budaya melalui sanggar seni. Zaman sekarang, sedikitnya minat anak-anak dalam mempelajari atau melestarikan budaya atau adat yang ada, sehingga lama-kelamaan budaya itu akan hilang jikalau tidak dilestarikan. Oleh karena itu, selain untuk pendidikan kesetaraan pendidikan non formal juga bertujuan untuk memberikan peluang bagi para peserta didik, khususnya masyarakat untuk lebih mengenal budaya melalui sanggar seni.

              Paradigma baru terhadap pemberdayaan masyarakat adalah sebuah bentuk pemikiran yang progresif serta mengkritis akan pentingnya proses pembaharuan, penyempurnaan dan tatanan ulang sejumlah demokrasi dan kesejahteraan rakyat. Itu semua dapat kita wujudkan melalui proses pendidikan. Permasalahan yang berkaitan dengan sistem perencanaan di sini adalah sistem perencanaan tidak didominasi kepada kepentingan masyarakat atau kelompok sasaran.

Perencanaan pembangunan seringkali menciptakan suatu hal yang harmonis dari pihak atas, sehingga menciptakan kesulitan dalam perencanaan pembangunan bagi pihak bawah. Menurut Scoones(2008), implementasi program yang berorientasi pada waktu, administrasi lainnya mengutamakan proyek fisik yang lebih mudah untuk mengukur sebuah keberhasilan. Hal inilah yang disebut dengan melakukan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan. Pemberdayaan yang dilakukan tidak terlepas dari ilmu pedagogi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kepribadian seorang siswa atau peserta didik di dalam proses pelaksanaan belajar mengajar. 

              Pembangunan dan pengembangan masyarakat merupakan suatu proses berkesinambungan yang meliputi segala bidang aspek kehidupan di masyarakat, seperti aspek sosial, ekonomi dan politik serta budaya. Di sini, tujuan utama yang akan dibahas adalah budaya yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Di dalam pengembangannya, pendidikan memiliki peran yang sangat penting dan strategis, di mana pendidikan menciptakan sumber ilmu pengetahuan yang berguna untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat kedepannya. 

Pendidikan merupakan investasi yang sangat penting di dalam menghadapi masa depan, maka pendidikan harus mampu menyiapkan generasi muda yang unggul, beda ya sayang yang tinggi dan mampu bekerja sama guna mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Mengingat pentingnya pendidikan sebagai investasi di masa depan, tentunya modal manusia di dalam pencapaian pendidikan juga harus besar seperti pelatihan yang diperlukan meskipun pada nantinya investasi itu akan terlihat sekitar beberapa puluhan yang akan datang.

            Di dalam proses pelaksanaan pendidikan, gurumu maka peranan penting terutama di dalam mendesain karakter bangsa serta memicu perkembangan potensi peserta didik. Kehadiran guru tidak pernah tergantikan oleh unsur lain terutama masyarakat multikultural dan multidimensi, di mana di era zaman sekarang proses pembelajaran berperan sangat penting melalui teknologi. Guru memegang peranan yang sangat penting di dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan, di mana gurunya profesional diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas. 

Menurut Sulistiyanto (2015), guru harus siap untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran bagi siswa di dalam kelas. Di dalam proses belajar mengajar, guru wajib untuk melakukan dorongan, bimbingan dan memberikan pengaruh yang positif terhadap siswanya. 

Seorang guru yang menjalankan tugasnya sebagai pendidik butuh informasi bagaimana seharusnya cara mendidik anak yang baik dan benar tanpa harus selalu menyampaikan materi ajar. Selain itu, guru juga harus bisa mengembangkan karakter anak serta mengasah hati nuraninya. Ilmu pedagogi adalah ilmu yang paling tepat digunakan, yaitu ilmu yang mempelajari tentang cara mendidik anak, bagaimana guru harus memperlakukan siswanya dan apa tugas guru dalam membesarkan anak melalui tiga aspek yaitu mendidik, mengajar dan melatih.

              Di dalam pasal 35 ayat 1 undang-undang republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa standar nasional pendidikan yang terdiri atas standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana standar pembiayaan, standar pengelolaan, dan standar penilaian pendidikan harus ditingkatkan secara bertingkat dan berkala. Di dalam pendidikan sikap profesionalisme harus dimaknai sedemikian rupa bahwa seorang guru sebagai seorang pendidik harus memiliki naluri untuk mengerti dan memahami anak didiknya. 

Guru harus memiliki sikap integritas profesional dan mampu meningkatkan harkat dan martabatnya. Menurut R.Soelistijanto(2015), seorang guru harus mampu menguasai materi pembelajaran sesuai dengan tuntutan pengajaran dan kemampuan di dalam penyampaian materi kepada siswa secara mutlak di dalam mengajar di kelas.

              Kunandar(2009:76) mengungkapkan bahwa kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu, kompetensi guru yang harus dimiliki yaitu: pengenalan peserta didik secara mendalam, penguasaan bidang studi baik ilmu maupun bahan ajar di dalam kurikulum sekolah, penyelenggara pembelajaran yang mendidik, dan peningkatan profesionabilitas secara berkelanjutan.

Di dalam pendidikan luar sekolah, pedagogi berperan sangat besar di dalam melaksanakan kegiatan belajar karena pls memiliki sifat yang lentur, fleksibel, dan cocok untuk memenuhi kebutuhan warga yang mendesak. Suparna(1993:46-79) mengungkapkan bahwa satuan pendidikan, program pengelolaan pls sangat beragam berkembang di dalam kecenderungan yang searah dan sejajar dengan kebutuhan pendidikan saat ini. Salah satu bentuk layanan pendidikan non formal yang juga dianggap penting di lingkungan masyarakat adalah dengan melakukan pemberdayaan masyarakat, khususnya berbasis pelestarian kebudayaan melalui lembaga sanggar seni.

            Di dalam pelaksanaan pemberdayaan ini, peran tutor dan warga belajar sangat penting untuk mengkolaborasikan kegiatan mereka untuk menuju keberhasilan di dalam pencapaian belajar. Di dalam pelaksanaannya, tidak ada perbedaan antara tutor dengan warga belajar. Tutur tidak hanya memiliki satu peran sebagai penyedia informasi bagi masyarakat, tetapi ia juga membantu masyarakat untuk menjadi subjek sambil belajar dengan menjadi panutan bagi warga belajar. Untuk melaksanakan pelestarian budaya, sangar seni sangat besar manfaatnya bagi kegiatan pembelajaran pendidikan non formal diantaranya yaitu membantu meningkatkan keakraban di antara pendidik dan peserta didik. 

Organisasi-organisasi yang berbasis seni sangat berperan penting di dalam mempertahankan keberlangsungan budaya mereka sekaligus mereformasinya kepada hal yang baru, sesuai dengan perkembangan zaman. Namun, seiring berkembangnya waktu dan semakin canggihnya teknologi, semakin banyak anak muda yang ikut menghilangkan budaya-budaya yang ada. Sehingga semakin berkembangnya zaman semakin hilang pula adat dan budaya yang ada di daerah tersebut. Dalam pelaksanaan pembelajarannya, ada banyak tantangan yang pasti dihadapi di dalam menerapkan ilmu pedagogi terhadap sanggar seni.

              Sanggar adalah sebuah tempat atau lokasi yang digunakan oleh suatu komunitas atau kelompok yang beranggotakan masyarakat untuk melakukan sebuah kegiatan. Qodratilah(2011,71) menyatakan bahwa sanggar merupakan tempat untuk melukis menari dan kegiatan lainnya yang berbau seni, proses informal yang menawarkan resosialisasi anak jalanan terhadap sistem nilai dan standar yang berlaku di masyarakat.

Keberadaan sanggar merupakan sebuah langkah awal bagi masyarakat untuk mengembangkan potensi pendidikan non formal berbasis pemberdayaan masyarakat seperti mengembangkan budaya yang hampir punah. Pada dasarnya perluasan program kegiatan di sanggar harus sejalan dengan pemikiran baru tentang proses pembelajaran, di mana belajar terkesan hanya berlangsung di sekolah tergeser oleh pemikiran luar dari pendidikan per sekolahan.

            Di dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa tantangan di dalam penerapan pedagogi terhadap sanggar seni. Masalah pendidikan non formal tidak hanya seputar persoalan masyarakat yang tidak bisa membaca, akan tetapi ada beberapa permasalahan yang menyebabkan sebuah tantangan dalam pelaksanaan sanggar seni, seperti ketidakjelasan penyelenggara pendidikan non formal dari jaminan mutu pendidikan, ketidakjelasan sistem bagi pendidik dan tenaga kependidikan non formal di dalam pelaksanaan kegiatan sanggar, banyak penyelenggara lembaga yang masih belum profesional atau ahli, dan kekurangan penjamin lembaga dari pemerintahan. 

Selain itu, permasalahan lain yang dihadapi oleh pelaksanaan program kegiatan sanggar seni yaitu dari peserta didik yang selalu menganggap bahwa kegiatan ini hanya dilaksanakan untuk masyarakat miskin pengangguran, terdiskriminasi, masyarakat yang kurang beruntung, anak jalanan dan warga pedalaman. Hal lain yang menimbulkan tantangan dari penerapan pedagogi dalam lingkungan sanggar yaitu kurang pedulinya kita sebagai masyarakat untuk ikut berpartisipasi di dalam pengembangan budaya dan kurangnya minat dan efektivitas dari pemuda di dalam melakukan kegiatan pelestarian budaya tersebut.

Tantangan lain yang dihadapi ketika pelaksanaan pendidikan non formal di dalam lingkungan sanggar seni yaitu masih banyaknya warga belajar yang belum mengerti mengenai pentingnya pembudidayaan sanggar seni di tengah-tengah mereka. Mereka menganggap bahwa hal yang dilakukan bersifat sepele dan tidak berguna, sehingga banyak warga masyarakat yang mengabaikan bahkan menganggap bahwa kegiatan pelestarian budaya di sanggar seni itu hanya akan berujung sia-sia. 

Oleh karena itu, sebagai calon pendidik dari pendidikan luar sekolah, kita harus bisa menyesuaikan keadaan dan perkembangan kesamaan tanpa menghilangkan unsur budaya yang asli, dengan berlandaskan ilmu pedagogi dan strategi belajar mengajar.

Ilmu pedagogi adalah ilmu yang mempelajari tentang karakter dan kepribadian yang dimiliki oleh peserta didik yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik. Di dalam pelaksanaan pendidikan non formal, ada tiga jenis bentuk pendidikan yakni pendidikan kesetaraan, pemberdayaan masyarakat dan diklat. Di dalam pelaksanaan pendidikan non formal, sebagai tenaga pendidik kita tidak akan lepas dari strategi belajar mengajar dalam rangka mengetahui dan memahami karakter peserta didik melalui ilmu pedagogi. 

Sebagai pendidik, harus mampu memberikan perluasan akses pendidikan melalui mengajar, membimbing dan mendidik. salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yang bisa dilakukan oleh lembaga pendidikan non formal adalah dengan mendirikan sebuah lembaga sanggar seni, yang bertujuan untuk melestarikan budaya yang hampir punah. Di dalam penerapannya, terdapat banyak tantangan dan hambatan baik dari tenaga pendidik maupun warga belajarnya. Untuk itu dalam mengatasi hal tersebut, diharapkan bagi tenaga pendidik dan peserta didik untuk melakukan kolaborasi yang baik demi mencapai tujuan pembelajaran yang optimal dan maksimal.

Sedikit saran, sebagai tenaga pendidik kita harus mempunyai potensi dan kompetisi untuk meningkatkan pemahaman dan karakter kita terhadap peserta didik. Seorang tenaga Didik juga harus mengerti apa yang dibutuhkan oleh peserta didik mereka serta kita harus mengajarkan nilai-nilai hidup dan menerapkan pengetahuan. Sebagai warga belajar, kita hendaknya lebih peka terhadap pelaksanaan atau program yang dibangun untuk melestarikan budaya yang ada. Jangan sampai budaya yang ada di daerah lambat laun akan hilang. Oleh karena itu, sebagai generasi muda kita berperan sangat besar di dalam meningkatkan budaya daerah kita dengan bantuan pendidikan non formal melalui sanggar seni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun