Mohon tunggu...
Vilia
Vilia Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang yang biasa

Hay Semuanya, perkenalkan aku Vilia Aku suka menulis dan semua tulisanku, aku tuangkan disini Selamat membaca ya Aku sangat suka jikalau kalian memberikan komentar di setiap tulisanku, baik yang positif maupun yang mungkin kurang menurut kalian. Silahkan menikmati

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Misteri Hutan Mageia

17 Oktober 2023   15:03 Diperbarui: 17 Oktober 2023   15:08 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Aku berjalan pulang dan sampai dirumah. "Aku pulang." Kataku di teras, aku membersihkan diriku dan meminta izin kepada ayahku. "Dad, aku ingin mengerjakan tugas biologi jadi aku izin camping di hutan beberapa hari." "Tugas apa?" ayahku berkata penasaran, "Mencari makhluk hidup yang langka." Kataku pendek, coba saja kalau aku berkata aku mencari mahluk mistis pasti akan lebih susah menjelaskan. Ayahku mengizinkan dan aku segera pergi ke kamarku untuk mengemas barang, adik laki-lakiku lewat dan bertanya "lagi ngapain kak?" "Mau camping" "Ikut." dia membujuk beberapa saat dan aku menolak.

Dengan putus asa dia memutuskan untuk tidak ikut, aku terkekeh kecil dan memilih barang. Baju, baju, baju, makanan. Aku memutuskan membawa beberapa barang di gudang, aku menemukan sebuah rantai dan tali tambang yang aku gunakan untuk berjaga-jaga. Aku juga membawa merica bubuk dan sebuah garpu, benda sederhana untuk berjaga-jaga.

Aku mengingat ada sebuah tongkat yang aku dapatkan selama mengikuti les bela diri dulu. Aku memutuskan untuk mengambilnya, power bank tenaga surya, handphone, kompas, senter, earbud untuk mendengarkan musik, dan benda-benda lain. Aku mempelajari ada 2 benda sederhana untuk melindungi diri.

Aku makan siang bersama keluarga dan aku pamit untuk pergi saat Hannah sudah ada di depan pintu. "Haii" sapaku, "Hai juga". "Oh iya, sebaiknya kamu memasang ini di bajumu." dia memberikan pin kepadaku, "Itu alat pelacak." katanya sambil memberikan semacam tablet sederhana untuk melacak pin tersebut, "Aku juga ada." katanya sambil menunjuk pin di bajunya. Dan kita berangkat pergi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun