Kehidupan Politik Kerajaan Majapahit
Selain memiliki kehidupan budaya yang maju, kehidupan politik Kerajaan Majapahit juga terbilang kompleks. Sistem pemerintahan yang diterapkan dalam Kerajaan Majapahit adalah sistem monarki yang terdiri dari seorang raja, beberapa petinggi kerajaan, dan para bangsawanDalam kehidupan politik Kerajaan Majapahit, Raja atau bhre yang memerintah memiliki kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan. Namun, raja tidak dapat memerintah sendiri. Ia dibantu oleh beberapa petinggi kerajaan seperti patih, mahapatih, dan senapati. Patih adalah pejabat tertinggi kedua setelah raja dan bertanggung jawab dalam mengatur urusan administrasi dan keuangan kerajaan. Mahapatih memiliki peran yang lebih besar dalam mengatur pemerintahan dan menjadi penasehat raja. Sedangkan senapati adalah panglima perang yang bertanggung jawab dalam mengatur keamanan dan pertahanan kerajaan.Selain itu, Kerajaan Majapahit juga memiliki Dewan Kehormatan yang terdiri dari para bangsawan. Dewan Kehormatan memiliki peran penting dalam menjaga kestabilan politik dan sosial dalam kerajaan. Dewan Kehormatan juga berperan dalam memberikan saran dan pertimbangan kepada raja dalam mengambil keputusan penting. Salah satu tokoh penting dalam sejarah kehidupan politik Kerajaan Majapahit adalah Patih Gajah Mada. Patih Gajah Mada dikenal sebagai tokoh yang berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan di Nusantara dan memperluas kekuasaan Kerajaan Majapahit. Ia juga dikenal sebagai pencetus Sumpah Palapa, yaitu sebuah sumpah yang menyatakan bahwa ia akan terus berjuang untuk menyatukan seluruh wilayah Nusantara di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Selama masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1350-1389 Masehi), Kerajaan Majapahit mencapai masa kejayaannya. Pada masa ini, Kerajaan Majapahit menjadi pusat perdagangan dan budaya yang penting di Asia Tenggara. Selain itu, Kerajaan Majapahit juga berhasil menguasai beberapa wilayah di Asia Tenggara, seperti Malaka dan wilayah-wilayah di Kepulauan Nusa Tenggara. Namun pada abad ke-16 Masehi, Kerajaan Majapahit mulai mengalami kemunduran. Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran Kerajaan Majapahit antara lain adalah adanya persaingan antar kerajaan dan pengaruh dari bangsa Eropa yang ingin menguasai wilayah Nusantara. Pada akhirnya, Kerajaan Majapahit runtuh pada awal abad ke-16 Masehi.
Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan besar yang pernah berdiri di Indonesia pada masa dulu. Selain kehidupan politik Kerajaan Majapahit yang kompleks, Majapahit juga memiliki kehidupan sosial budaya yang sangat kaya. Berbagai macam seni dan kebudayaan berkembang pesat pada masa pemerintahan Kerajaan Majapahit. Salah satu contoh kehidupan sosial budaya Kerajaan Majapahit yang berkembang pada masa itu adalah seni ukir. Seni ukir yang berkembang pada masa itu sangatlah detail dan memiliki karakteristik khas. Seni ukir dari Kerajaan Majapahit menggambarkan keindahan alam dan fauna, seperti burung, naga, dan bunga-bunga yang ada di sekitar kerajaan.Selain seni ukir, seni arsitektur juga berkembang dengan pesat pada masa itu. Bangunan-bangunan kerajaan dibuat dengan desain yang indah dan megah, dengan ukiran dan ornamen yang indah. Tak hanya kehidupan politik Kerajaan Majapahit yang kokoh, kehidupan sosialnya juga sangat beragam. Berbagai macam suku bangsa hidup berdampingan dan saling berinteraksi. Di antara suku-suku tersebut, terdapat suku Jawa yang menjadi suku bangsa utama dalam kerajaan ini. Suku Jawa memiliki budaya dan adat yang sangat khas, seperti adanya sistem kekerabatan yang kuat dan adanya sistem hierarki dalam masyarakat. Selain itu, Kerajaan Majapahit juga dikenal sebagai kerajaan yang sangat toleran terhadap perbedaan agama dan kepercayaan. Berbagai macam agama dan kepercayaan hidup berdampingan tanpa adanya perbedaan perlakuan.Di bidang pendidikan, Kerajaan Majapahit juga memiliki sistem pendidikan yang maju. Pendidikan pada masa itu tidak hanya diperuntukkan bagi bangsawan, tetapi juga bagi masyarakat biasa. Salah satu contoh lembaga pendidikan pada masa itu adalah Sanggar Taman Siswa. Sanggar Taman Siswa merupakan lembaga pendidikan yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada awal abad ke-20, dan terinspirasi oleh sistem pendidikan yang ada pada masa Kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit juga dikenal sebagai pusat perdagangan dan pertukaran budaya. Berbagai macam barang dagangan dari Nusantara dan Asia Tenggara diperdagangkan di pasar-pasar yang ada di kerajaan ini. Di antara barang dagangan tersebut, terdapat kain, rempah-rempah, dan logam mulia. Selain itu, budaya dari berbagai daerah juga saling bertukar dan mempengaruhi satu sama lain. Meskipun kehidupan politik kerajaan majapahit cukup kuat namun Majapahit mengalami kemunduran pada akhir abad ke-16 Masehi, tetapi warisan budayanya masih tetap hidup dan mempengaruhi budaya Indonesia hingga saat ini. Seni ukir dan arsitektur dari Kerajaan Majapahit masih menjadi inspirasi bagi seniman dan arsitek modern. Selain itu, kebudayaan Jawa yang berkembang pada masa itu juga masih menjadi bagian penting dalam budaya Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H