Mohon tunggu...
Viky Amartya Nakmofa
Viky Amartya Nakmofa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Politeknik Negeri Media Kreatif

Halo Beta Viky! Beta lahir dan besar di Kupang,NTT dan sekarang Beta kuliah di Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta Prodi Penyiaran.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tulisan Antara Jarak

22 September 2024   21:21 Diperbarui: 22 September 2024   21:22 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat menulis paragraf terakhir, Rio merasa sedikit lebih tenang. Dia tahu surat ini mungkin tidak akan menyelesaikan semua masalah yang mereka hadapi, tetapi dia berharap surat ini bisa menjadi pengingat bagi Ika bahwa Rio selalu mencintainya. Bahwa dia akan selalu berusaha untuk membuatnya bahagia, dan bahwa dia tidak akan pernah menyerah pada cinta mereka, tak peduli seberapa besar rintangan yang harus mereka hadapi.

"Jakarta, 20 September 2024," tulis Rio, menandai akhir dari surat panjang yang penuh dengan perasaan. Dia menghela napas, memandang layar laptopnya sebentar, lalu dengan perasaan lega, dia menekan tombol 'kirim'. Surat itu, sederhana namun mendalam, kini telah sampai ke tangan orang yang paling dia cintai.

Pagi di Ende datang dengan udara yang sedikit hangat. Matahari baru saja terbit, dan sinarnya yang keemasan mulai menyusup melalui celah-celah jendela kamar Ika. Suasana tenang pagi itu membuat Ika terbangun dari tidurnya. Dia meraih ponsel di samping tempat tidur, dan melihat ada satu notifikasi pesan masuk dari Rio. Dengan hati yang berdebar, dia membuka pesan itu.

Surat cinta dari Rio.

Ika membaca dengan saksama, setiap kata, setiap kalimat, setiap paragraf. Air matanya tak bisa ditahan lagi, mengalir lembut di pipinya. Bukan karena sedih, tetapi karena perasaan bahagia dan tersentuh. Semua kekhawatiran yang dia rasakan semalam perlahan memudar seiring dengan kata-kata cinta yang dia baca. Surat itu adalah pengingat bahwa meskipun jarak memisahkan mereka, cinta Rio selalu hadir untuknya, selalu ada untuk menguatkan hatinya.

Surat itu membuat Ika tersenyum kecil di antara air matanya. Dia merasa lega. Dia tahu bahwa Rio benar-benar mencintainya, bahwa mereka akan bisa melewati semua tantangan ini bersama-sama. Jarak, sekeras apapun, tak akan bisa memisahkan mereka.

Ika menutup matanya sejenak, merasakan hangatnya cinta Rio melalui surat itu. Di dalam hati, dia berdoa, berharap agar Tuhan memberi mereka kesempatan untuk bersama lagi, tanpa jarak yang memisahkan. "Aku mencintaimu, Rio," bisiknya pelan. "Dan aku akan menunggumu di sini, di Ende, sampai kita bisa bersama lagi."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun