Mohon tunggu...
Viktorinus Rema Gare
Viktorinus Rema Gare Mohon Tunggu... Guru - Pengawas Sekolah

Apa adanya dan melihat orang lain bahagia dari setitik kontribusi yang bisa ku beri adalah kepuasan batin tak terukur. Mempelajari sesuatu yang baru adalah tantangan tersendiri seabagai wujud niat hati untuk terus berevolusi bahwa hidup ini tidak statis namun dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Melodi Kasih di Setiap Langkah (6)

28 Desember 2023   09:18 Diperbarui: 28 Desember 2023   09:34 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiap langkahku menuju masa depan yang kini tak lagi bersama bapak, seperti melibatkan langkah-langkahnya yang terpatri dalam setiap keputusan dan pilihan. Rumah tanpa kehadiran bapak, seperti panggung berlantai tanah yang menggetarkan hatiku. Meskipun kehilangan itu menyakitkan, tapi aku yakin, setiap titik kekosongan itu juga menjadi ruang baru untuk membangun keberanian dan keteguhan.

Dalam perasaan kehilangan yang membayangiku, kehidupan kampus di Makassar terasa seperti panggung yang menyajikan drama kehidupan. Setiap mata kuliah adalah babak baru yang mempertontonkan perjuangan dan ketekunan. Walaupun tak lagi ada ucapan semangat dari bapak, namun rasa tanggung jawab itu semakin menguat, menjadi pendorong setiap langkahku.

Pada hari pertama kuliah sepulang dari Flores, suasana kampus menyambut dengan riuh rendah. Namun, di antara keramaian itu, hatiku seperti merindukan kehadiran yang tak bisa dipanggil lagi. Surat-surat  tulisan tangan yang kurus tak lagi kekar, karena sakit menggerogoti raga  dari bapak yang  selalu memberi semangat, kini hanya tinggal kenangan. Aku merindukan suara tawanya, namun ia telah menjadi bagian dari bisikan angin malam yang menggoda dedaunan.

Bersama teman-teman seangkatan, aku merajut mimpi dan cita-cita. Namun, di setiap langkah, aku tak bisa melupakan bahwa setiap impian itu dulu juga menjadi impian bersama bapak. Kepergiannya memberi arti baru pada setiap capaian yang kudapatkan. Ketika berhasil dalam ujian, rasanya seperti mengeja nama bapak dalam setiap huruf yang kutuliskan di lembar jawaban.

Meski sepi dari sosok bapak, namun aku tak sendiri. Teman-teman di kampus menjadi saudara sekaligus saksi perjalanan ini. Mereka adalah bintang-bintang yang bersinar dalam kegelapan, membantu menuntunku melewati malam-malam gelap ketidakpastian. Sementara itu, setiap bintang di langit Flores masih terus bersinar, menyinari jalan pulang yang tak pernah sepi kenangan.

Aku melangkah dengan langkah-langkah yang tak lagi rapuh. Kehampaan mulai terisi dengan cerita-cerita baru. Meskipun tetesan air mata kadang-kadang menyelinap, aku belajar menerima bahwa setiap langkah tanpa kehadiran bapak adalah bagian dari perjalanan ini. Rumah yang dulu diberkahi senyum bapak, kini menjadi taman kenangan yang penuh makna, tempat di mana setiap doa dan harapan tertanam.

Setiap langkahku di kampus Makassar menjadi tanda penghormatan atas perjuangan bapak dan tekad luar biasa mamaku. Meski bayangan bapak tidak lagi ada, aku merasa kehadirannya setiap kali aku melewati ruang kuliah atau lorong kampus.

Kehidupan perkuliahan pun tidak selalu mulus. Beban kuliah dan pekerjaan sampingan terkadang membuatku hampir menyerah. Namun, di saat-saat sulit itu, ingatan akan pesan terakhir bapak dan senyuman kuat mamaku menjadi pendorong utama untuk bangkit.

Perjalanan ini, aku belajar bahwa setiap tantangan dan kehilangan membawa hikmah dan pelajaran berharga. Keberanian untuk terus maju dan melangkah menjadi suatu keputusan yang mengukir perjalanan hidupku. Meskipun jalan ini penuh liku dan tantangan, tetapi aku yakin setiap langkahku membawa arti dan kebermaknaan tersendiri.

Dalam keheningan malam atau ketika matahari terbenam di ujung langit Makassar, aku menatap masa depan dengan penuh harap. Meski kisah ini belum berakhir, aku bersyukur karena dapat merasakan keajaiban perjalanan hidup yang penuh dengan cinta, harap, dan tekad untuk meraih impian.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun