Mohon tunggu...
Viktorinus Rema Gare
Viktorinus Rema Gare Mohon Tunggu... Guru - Pengawas Sekolah

Apa adanya dan melihat orang lain bahagia dari setitik kontribusi yang bisa ku beri adalah kepuasan batin tak terukur. Mempelajari sesuatu yang baru adalah tantangan tersendiri seabagai wujud niat hati untuk terus berevolusi bahwa hidup ini tidak statis namun dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Melodi Kasih di Setiap Langkah (3)

30 November 2023   01:16 Diperbarui: 30 November 2023   01:24 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Amplop itu ternyata dari Maria Yosephine, cinta pertamaku dari pulau  bunga (Flores)-Bajawa. Dengan hati berdebar, aku membuka amplop itu, membaca kata demi kata yang tertulis dengan tinta yang dipenuhi kerinduan.

Setiap kata di setiap barisnya seperti  pelukan lembut dari kejauhan, meski jarak memisahkan, cinta dan kenangan tetap hidup di setiap huruf yang terpampang.

 

Kang Rian yang baik, 

 Apa kabar di Makassar? Semoga suratku ini bisa menemukanmu dalam keadaan baik dan bahagia. Aku senang sekali menerima surat darimu, dan hatiku langsung berbunga-bunga.

Terima kasih atas suratmu yang begitu indah. Setiap kata yang kau tulis membuat hatiku berbunga. Aku senang bahwa aku bisa menjadi bagian dari hari-harimu di sana, walau hanya lewat surat.

 Aku masih duduk di bangku SMP kelas 2, seperti yang kau tahu. Jadi, mungkin aku belum bisa berbagi banyak cerita tentang kisah  atau kehidupan seperti yang kak Rian alami di Makassar. Tapi aku senang bisa mendengar ceritamu. 

Aku harap Kak Rian tidak keberatan dengan balasan ini. Aku merasa senang bisa berkomunikasi denganmu, meskipun kita berada di tempat yang berjauhan. Semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi, dan aku benar-benar bisa mengenalmu lebih dalam. 

 Salam sayang dari sini, 

Maria Yosephine.

Dengan senyuman dan mata yang berbinar, aku menutup surat itu sambil berpikir bahwa meski berada di kota yang asing, rasa-rasanya kampung halaman dan cinta pertama tetap ada dalam genggamanku.

***

Bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun