Pada suatu sore, Raisa menemukan sebuah surat di depan pintu rumahnya. Surat itu berbicara tentang potensi risiko kesehatan yang mungkin timbul dari lingkungan desa, dengan catatan bahwa beberapa orang mungkin tidak siap untuk kondisi tersebut. Raisa merasa khawatir, tetapi memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan surat tersebut, menganggapnya sebagai upaya untuk membuatnya merasa tidak nyaman.
Di sisi lain, Ardi merasa tertekan setelah mendengar desas-desus yang tersebar tentang dirinya. Meskipun dia berusaha untuk tetap fokus pada pekerjaannya, dia merasa bahwa upaya Eko mungkin mulai mempengaruhi suasana hatinya. Dia bertanya-tanya apakah ada kebenaran di balik rumor-rumor tersebut dan bagaimana hal itu bisa memengaruhi hasil karyanya.
Kehidupan di desa berlanjut dengan dinamika baru yang melibatkan Raisa dan Ardi. Mereka mulai lebih dekat satu sama lain, saling berbagi pengalaman dan tantangan mereka. Raisa merasa terinspirasi oleh ketulusan dan dedikasi para seniman desa, sementara Ardi mulai menemukan ide-ide baru untuk bukunya berkat keindahan alam sekitar.
Namun, mereka tidak menyadari bahwa intrik dan sabotase yang dilakukan oleh Rina dan Eko semakin intensif. Rina terus berusaha untuk menciptakan ketidaknyamanan bagi Raisa, sementara Eko berupaya untuk merusak reputasi Ardi. Tantangan-tantangan ini mulai membentuk latar belakang yang menegangkan bagi perjalanan Raisa dan Ardi di desa.
bersambung...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H