Mohon tunggu...
VIKTORINUS REMA GARE
VIKTORINUS REMA GARE Mohon Tunggu... Guru - Apa adanya,jujur,bertanggung jawab dan pekerja keras
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pejuang Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menepis Badai (Bagian Kesembilan)

6 Maret 2021   00:40 Diperbarui: 6 Maret 2021   01:23 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Program Beasiswa (Sumber:kabar24bisnis.com)

Sebulan berlalu, kabar yang ditunggu-tunggu pun tiba. Di papan imformasi yang sama, terpampang informasi perihal SK Dikti tentang penerima beasiswa TID, BSM, maupun PPA. Dari semua nama-nama mahasiswa yang ada, tertera namaku sebagai salah satu penerima beasiswa.

Beragam perasaan terlukis di raut wajah kawan-kawan yang mengikuti seleksi beasiswa .

Tersungging senyum membekas jelas di wajah karena memerima beasiswa dan juga cemberut tersembunyi kesedihan karena gagal.

Aku tak sanggup menahan haru. 

  Di lubuk hati aku berbisik,

"Terima kasih Tuhan, Kasih-Mu tak bertepi."

Bergegas aku menyelusuri lorong perumahan Manuruki. Setibanya di kost, kurebahkan tubuhku di atas papan. Sambil memandang atap, tak sadar  air mata indah menggenangi papan dimana aku rebah. Seindah  khayalku yang bukan lagi semu namun nyata.   Ya, air mata adalah caraku menumpahkan semua  rasa ketika aku tak mampu berkata-kata.

Terkadang ,air mata dibutuhkan saat hati tak mampu menahan perih dan juga kebahagian  yang datang seperti yang saat ini dirasa.

Tuhan Maha Cinta. Tuhan Maha Sayang. Itulah yang teralami.

Tak sadar aku terlelap. Tersadar adzan asar, aku sudah hampir  telat dari jam yang seharusnya  masuk kerja.

Dengan sepeda ontel hadiah undian ulang tahun perusahaan,ku kayuh secepat dari biasanya bak pembalap Lance E Amstrong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun