Tuhan sungguh baik. Tuhan tidak membiarkan umat-Nya menderita. Tuhan tidak memberikan cobaan dan tantangan hidup melebihi batas kemampuan umat-Nya. Jujur dan setia adalah permintaan dari-Nya kepada umat-Nya. Tidak lebih tidak kurang. Hanya itu yang dituntut Tuhan kepada semua umat-Nya.
Bulan yang ketujuh, aku menulis surat untuk ibuku.
"Ibu, terima kasih atas dukungan dan doa ibu untukku. Aku sekarang sudah kerja sambil kuliah bu. Ibu jangan lagi memikirkan biaya hidup dan kuliahku. Ini, aku ada kirim uang sedikit untuk ibu. Kita belum ada listrik di rumah. Pakailah uang ini, untuk mengisntalasi listrik di rumah kita, bu. Bu, aku sayang ibu. Jaga kesehatan ya bu. Salam rindu anakmu, Viktor."
Kukirimkan surat itu untuk ibu. Ada sejumlah uang yang aku selipkan di dalamnya. Semoga dengan uang itu, ibu bisa mengurus pemasangan instalasi listrik.
Aku berusaha membagi waktu antara jadwal kuliah dengan pekerjaanku. Dengan segala fasilitas yang ada di perusahaan, aku memaksimalkan fasiltas itu setelah semua pegawai pulang. Aku belajar komputer secara otodidak dengan menggunakan komputer di perusahaan. Aku belajar fotocopy, kebetulan ada mesin fotocopy khusus memfotocopy dokumen kantor. Sehingga materi kuliahku bisa aku fotocopy di perusahaan. Aku pinjam buku di perpustakaan kampus, dan aku fotocopy.
Aku kerja mulai pukul 14.30 sore sampai pukul 07.00 pagi. Malam pukul 11.30 istirahat dan bangun pagi pukul 04.00, membersihkan kantor, serta membereskan administrasi sebelum lepas Piket kepada petugas Piket pagi. Setelah itu baru aku ke kampus. Itulah rutinitasku setiap hari. Aku menjalaninya dengan sukacita, dan hari-hariku aku lalui tanpa terbebani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H