Mohon tunggu...
Vikri Aviva Mustaqim
Vikri Aviva Mustaqim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif tahun pertama dengan program studi Hubungan Internasional

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Motif Invasi AS ke Irak Tahun 2003

27 Desember 2022   10:23 Diperbarui: 27 Desember 2022   10:46 1519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdirinya OPEC juga memberikan ancaman bagi Amerika Serikat. Karena OPEC membuat pengaruh seven sister memudar. Ini menjadi kekhawatiran bagi Amerika Serikat, karena kekhawatiran tersebut Amerika Serikat mencoba untuk menguasai minyak Irak dengan memprivatisasi perusahaan minyak milik Irak agar Amerika Serikat dapat mengembalikan kiprah dan menguatkan pengaruh dari perusahaan seven sister kembali.

Karena sikap bersikeras Amerika Serikat ingin menginvasi Irak menimbulkan dampak serangan balik dari pihak Irak melalui penggantian penggunaan uang Dollar menjadi Euro dalam transaksi jual beli minyak. Hal ini membuat para anggota OPEC juga beranjak mengganti Dollar ke Euro. Karena ketakutan Amerika Serikat jika Dollar turun dan inflasi berkepanjangan, membuat Amerika Serikat membulatkan tekad tetap akan menginvasi Irak.

Mendengar hal tersebut, Saddam Hussein meminta agar negara sahabat menjual senjata ke Irak. Dengan menggunakan hard power yang dimiliki Irak berupa minyak, Irak menawarkan akan memberikan konsesi pengolahan minyak dan gas bagi yang mau menjual senjata ke Irak. Jerman dan Rusia lalu menjadi bagian dari aliansi Irak. Jerman memberikan mobil dan Rusia memberikan satelit penangkap radar rudal.

Akibat situasi tersebut, membuat negara Perancis dan AS terpecah-belah akibat rencana AS tetap ingin menginvasi Irak. Banyak penolakan dan kecaman dari tindakan yang akan dilakukan oleh Bush. Contohnya, seperti Prancis yang tidak ingin membantu AS, membuat AS memboikot produk dari Prancis dan bangsa Eropa mulai membalas dengan hal yang sama. Tak hanya di Eropa yang melakukan unjuk rasa, hal serupa juga terjadi di Indonesia. Banyak terjadi unjuk rasa turun ke jalan untuk mengutuk tindakan Amerika Serikat ke Irak.

Karena AS mendapat dukungan oleh Inggris dan 9 dari 15 DK PBB membuat AS percaya diri untuk melakukan invasi. Khoffi Annam Sekretaris Jenderal PBB hanya memberikan pernyataan bahwa invasi militer Amerika Serikat ke Irak itu illegal (Masduki). Apa yang dilakukan Amerika Serikat dianggap pelanggaran terhadap Hukum Internasional. Walaupun telah mendapat tentangan dari PBB dan bangsa Eropa sampai Asia, tidak membuat AS mundur. Posisi PBB disini sangat lemah karena tidak bisa mencegah anggotanya untuk menghentikan agresi yang dilakukan.

Setelah berhasilnya invasi Amerika Serikat ke Irak dan lengsernya presiden Saddam Hussein, Amerika Serikat langsung memproduksi minyak yang ada di Irak menjadi dua kali lipat. Yang semula hanya 3tiga juta barel per hari menjadi enam juta barel per hari (Damhuri, 2003). Kemudian, Amerika Serikat juga membangun pangkalan militer di Irak.

Dapat disimpulkan bahwa ambisi Amerika Serikat untuk menguasai sumber daya yang ada di Irak sangatlah besar. Ditambah lagi tidak adanya balance of power dalam kasus ini, membuat Amerika Serikat dengan mudahnya untuk melakukan invasi ke Irak. Amerika Serikat juga memiliki keinginan untuk menguatkan posisinya sebagai negara super power. hal ini berbanding terbalik dengan posisi PBB yang dianggap sebagai Organisasi Internasional yang seharusnya menjaga perdamaian dan keamanan, tetapi tidak mampu dalam menangani kasus invasi ini. Sama halnya dengan LBB yang tidak memiliki aturan main yang kuat untuk mengatur anggotanya. Oleh karena itu, invasi ini sepemikiran dengan Machiavelli untuk menghalalkan segala cara agar dapat mempertahankan kekuasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun