Sudah berapa lama tidak menulis?
Loh, katanya mau produktif menulis?
Katanya mau tiap minggu untuk menulis?
Pertanyaan-pertanyan di atas selalui menghantui pikiran saya ketika ingin memejamkan mata untuk tidur, mungkin zaman sekarang menerjamahkannya dengan istilah overthinking. Duieleh. Istilah yang terkesan terlalu meromantisasi. Meskipun begitu, itu sungguh menganggu kegiatan istirahat malam saya.
Hal yang paling ditakuti seseorang yang akan ingin menulis adalah ketika ia berhadapan dengan lembar kerja kosong dan ingin menuliskan paragraf awal untuk tulisannya. Kadang saya sampai hanya bisa menatap lama kursor yang berkedip-kedip seirama dengan detak jantung.Â
Padahal sebelum ingin membuka lembar kerja yang kosong itu, konsep tulisan atau tema besar yang ingin dituliskan sudah tergambar di dalam kepala, hanya saja untuk menuangkan ke dalam tulisan terasa begitu sulit. Ditambah lagi saya terlalu memikirkan teori bahwa "paragraf awal akan menentukan seseorang ingin membaca tulisan anda atau tidak"
Lalu apa permasalahan saya sehingga sulit sekali untuk memulai?
Menunda Is My Passion
Terkadang, walaupun kita pandai menyusun rencana, namun kita lebih pandai lagi untuk menundanya. Inilah kebiasaan buruk sebagian besar orang. Menunda. Apalagi terhadap orang-orang yang seperti saya yang menganggap semua pekerjaan itu bisa saja dikerjakan di lain waktu. Padahal untuk bisa membentuk kualitas manajemen waktu yang baik adalah dengan aksi nyata.
Mager (Malas Gerak)
Seringkali kita justru tidak sadar, bahwa kebiasan menunda kita telah membentuk kebiasaan malas. Sehingga kebiasan ini menjadi kebiasan yang terus membuat kondisi seseorang hanya semakin penjadi orang yang berandai-andai.
"Perbedaan antara Impian dan Khayalan adalah bahwa  mengkhayal melibatkan kemalasan, dimana seseorang tidak berusaha ataupun berjuang (untuk yang dia inginkan). Impian, akan mengahruskan seseorang berjuang, usaha dan tawakal. Yang pertama ibarat berharap tanah akan membajak dan menanam sendiri untuknya. Sedang yang kedua benar-benar membajak, menanam dan berharap tanaman tumbuh" (Ibnu Qayyim, Madaarij As-Salikin)
Practice and Repetition
Dua kata itu sebenarnya adalah untuk menentukan apakah kita akan memiliki habits (kebiasaan). Practice adalah latihan dan repetition adalah pengulangan. Practice atau latihan berfugis untuk menentukan apakah aktivitas yang akan dilakukan sudah benar atau belum, tepat sasaran atau tidak. Sedangkan pengulangan akan menyempurnakannya. Practice makes right, repetition makes perfect.
Jika dua hal ini dilakukan dengan baik dan dalam rentang waktu tertentu, maka habits kita akan terbentuk. Â Maka, dengan habits kita akan mempunyai kekuatan yang tidak bisa dibayangkan, yaitu bekerja tanpa sadar. Percaya atau tidak? Markicob, mari kita coba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H