Mohon tunggu...
Vika ApriliaWardani
Vika ApriliaWardani Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran

Memiliki kemampuan dan ketertarikan terhadap skil komunikasi, menulis berita, dan bersosialisasi.

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Wayang Golek: Antara Warisan Budaya dan Tantangan Modernisasi

3 Juli 2024   10:40 Diperbarui: 3 Juli 2024   10:50 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kita rela melihat budaya kita lenyap ditelan zaman hanya karena kita terlalu sibuk dengan dunia modern? Mungkin sudah saatnya kita merenung dan bertindak untuk menjaga apa yang seharusnya kita hargai. Warisan budaya bukan hanya milik mereka yang hidup di masa lalu, tetapi juga milik kita yang hidup saat ini, dan tanggung jawab kita untuk masa depan.

Namun, mengapa perhatian terhadap pelestarian budaya seperti wayang golek begitu minim? Mengapa kita, sebagai bangsa yang kaya akan budaya, seringkali abai terhadap warisan leluhur kita sendiri? Jawabannya mungkin terletak pada pergeseran nilai dan prioritas yang terjadi di masyarakat. Di era digital ini, di mana segala sesuatu diukur dengan nilai ekonomi dan keuntungan jangka pendek, warisan budaya yang tidak memberikan manfaat finansial langsung sering kali diabaikan.

Kesadaran Kolektif dan Langkah Nyata

Jika kita mau sedikit saja meluangkan waktu untuk memahami dan menghargai seni tradisional seperti wayang golek, kita akan menemukan bahwa nilai yang terkandung di dalamnya jauh lebih berharga daripada sekadar uang. 

Wayang golek bukan hanya sekadar boneka kayu yang dipahat dan diukir; ia adalah cerminan dari sejarah, nilai-nilai, dan identitas kita sebagai bangsa. Ia mengajarkan kita tentang kepahlawanan, kebijaksanaan, dan kearifan lokal yang mungkin tidak kita dapatkan dari sumber lain.

Maka dari itu, perlu ada kesadaran kolektif untuk melestarikan dan mempromosikan seni tradisional ini. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah dengan memasukkan pelajaran tentang wayang golek dan seni tradisional lainnya ke dalam kurikulum pendidikan. Dengan demikian, generasi muda akan tumbuh dengan pemahaman dan apresiasi yang lebih dalam terhadap warisan budaya mereka sendiri.

Selain itu, pemerintah dan sektor swasta bisa bekerja sama untuk mengadakan festival seni dan budaya yang menampilkan wayang golek. Ini bukan hanya akan membantu melestarikan seni tradisional ini, tetapi juga akan meningkatkan pariwisata dan perekonomian lokal. Turis asing yang tertarik dengan budaya kita akan datang, melihat, dan mungkin membeli wayang golek, membawa pulang sepotong kecil dari warisan kita ke negara mereka.

Peran Modernisasi

Teknologi juga dapat menjadi alat ampuh untuk melestarikan dan mempromosikan wayang golek. Melalui media sosial dan platform digital lainnya, kita bisa berbagi cerita, video, dan informasi tentang seni tradisional ini kepada audiens yang lebih luas. Ini akan membantu menarik minat generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi daripada seni tradisional.

Namun, semua upaya ini tidak akan berhasil tanpa dukungan dan partisipasi dari masyarakat. Kita semua memiliki peran untuk dimainkan dalam menjaga warisan budaya kita. Mulailah dengan hal kecil, seperti mengunjungi pameran wayang golek, membeli produk kerajinan lokal, atau bahkan hanya dengan membagikan cerita tentang seni tradisional ini kepada teman dan keluarga.

Mari kita renungkan kembali kata-kata Ramdan: "Saya hidup dari wayang golek." Bagi Ramdan, wayang golek bukan hanya mata pencaharian, tetapi juga simbol cinta dan dedikasi terhadap warisan budaya yang begitu berharga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun