Mohon tunggu...
Vika ApriliaWardani
Vika ApriliaWardani Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran

Memiliki kemampuan dan ketertarikan terhadap skil komunikasi, menulis berita, dan bersosialisasi.

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Wayang Golek: Antara Warisan Budaya dan Tantangan Modernisasi

3 Juli 2024   10:40 Diperbarui: 3 Juli 2024   10:50 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramdan (63), Pengrajin Wayang Golek, Jalan Braga, Kota Bandung, Jawa Barat. (Foto: Vika Aprilia Wardani)

Namun, jika kita melihat realitas yang ada, sangat disayangkan bahwa tidak banyak pihak yang memberikan perhatian serius terhadap kelestarian wayang golek.

Generasi muda lebih tertarik dengan teknologi dan budaya populer yang berkembang pesat. Ini adalah sebuah ironi mengingat kekayaan budaya kita yang begitu beragam dan bernilai tinggi. Seharusnya, ada upaya nyata dari pemerintah dan masyarakat untuk lebih memperhatikan dan melestarikan warisan budaya ini.

Pihak seperti dinas kebudayaan dan pariwisata Kota Bandung dapat lebih memberikan perhatian khusus kepada para pelaku warisan budaya seperti Ramdan, seperti membantu penjualan impor atau pemasaran karya yang telah dibuat. Karena jika bukan karena kegigihannya, bagaimana wayang golek dan warisan budaya lainnya dapat bertahan di tengah gempuran modernisasi ini.

"Selagi anak-anak saya bekerja dengan nyaman di bidangnya masing-masing, tidak apa-apa neng," ujar Ramdan. Baginya, kesejahteraan dan kebahagiaan keluarganya adalah yang utama. Namun, ia tetap berharap bahwa seni wayang golek tidak akan punah dan akan terus dihargai oleh generasi mendatang.

Inspirasi Bagi Generasi Muda

Kisah Ramdan seharusnya menjadi inspirasi bagi kita semua. Pelestarian budaya tradisional seperti wayang golek membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Pemerintah, komunitas, dan masyarakat luas harus bahu-membahu dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya ini. 

Program pelestarian budaya, pelatihan bagi para pengrajin muda, serta dukungan finansial dan pemasaran bisa menjadi solusi untuk menjaga agar seni tradisional seperti wayang golek tetap hidup dan berkembang.

Tidak jarang turis asing dari berbagai negara seperti Belanda, Australia, dan Jerman tertarik dan membeli wayang golek buatan Ramdan. Interaksi dengan para turis ini membuat Ramdan merasa senang dan tertantang. Hal ini juga menunjukkan bahwa seni tradisional Indonesia memiliki daya tarik tersendiri di mata dunia internasional. Maka, sudah sepatutnya kita sebagai warga Indonesia, lebih menghargai dan melestarikan warisan budaya ini.

Kita Harus Ikut Menjaga

Ramdan adalah penjaga warisan budaya yang tak lekang oleh waktu. Dedikasi dan cintanya terhadap wayang golek adalah cermin dari betapa berharganya seni tradisional ini. Di tengah gempuran modernisasi, ia tetap bertahan dengan penuh semangat, menjaga agar wayang golek tidak punah. 

Kisah Ramdan mengajarkan kita bahwa warisan budaya adalah identitas kita yang harus dijaga dan dihargai. Dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk memastikan bahwa seni tradisional ini tetap hidup dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Warisan budaya adalah harta yang tak ternilai, dan menjaga harta ini adalah tanggung jawab kita bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun