Mohon tunggu...
Vika Kurniawati
Vika Kurniawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

| Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari Indonesia bagi Dunia: Konferensi Sound of Borobudur

2 Juli 2021   10:19 Diperbarui: 2 Juli 2021   14:48 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sambutan Menteri. Doc: Pribadi
Sambutan Menteri. Doc: Pribadi
Prof. Emerita Margaret Joy Kartomi AM, FAHA, Dr.Phil selaku Professor at Sir Zelman Cowen School of Music and Performance, Monash University, Australia hadir sebagai nara sumber pertama dalam sesi pertama. Presentasi berjudul "Borobudur as a Record of Musical and Cultural Life in Insular and Mainland Southeast Asis; an Ethnomusicological View dipaparkan dalam rentang waktu 30 menit. Peserta konferensi bisa menggunakan fasilias penerjemah bila dikehendaki.

Addie MS selaku founder of Twillite Orchestra, pianist, songwriter, composer, arranger, and music producer secara langsung di panggung memaparkan; "How music can be brought to strategic position as a unifying language and the analogy of difference as assets to form harmony". 

Out of topic, saya mendapat laporan dari teman-teman yang hadir langsung di Balkondes Karangrejo, bahwa tokoh yang paling sering diminta swafoto bersama adalah Pak Sandiaga Uno dan Addie MS. Tentu setelah konferensi selesai oleh peserta konferensi wanita termasuk teman-teman saya. Untung semua tetap menjalankan prokes termasuk menggunakan masker.

Tantowi Yahya selaku Dubes RI untuk Selandia Baru, Samosa, Tonga, Cook Island, Niue dan negara sekeliling Pasifik, juga menjadi nara sumber dalam sesi pertama Konferensi Internasional Sound of Borobudur. Adapun materi yang dikemukakan dengan judul; "The Presentation from the aspect of how international relation mapping out Music over Nations as a means of cultural diplomacy and communication between nations".

Implementing Borobudur as a Legacy to Accomplish

Punggawa Konferensi. Doc: Ang Tek Khun
Punggawa Konferensi. Doc: Ang Tek Khun
Sesi dua dibuka dengan pertunjukan kolaborasi SOB dengan musisi dari China, Laos, Philippina, Taiwan, Italia, Jepang, Inggris dan Vietnam serta musisi representatif Nusantara (Vicky Sianipar, Flavius, Samuel Glenn, Nestor Embun dan Amoris). Mulai dari alat musik petik, alat musik tabuh hingga musik tiup dibunyikan bersama membentuk harmoni yang syahdu dan memukau. Anda bisa kembali menikmatinya dengan mengakses chanel youtube Sound of Borobudur.

"Sound of Borobudur as an alternative new destination in the world of tourism trough the perspective of tourism studies" dari Prof. DR. M. Baiquni dipaparkan selanjutnya. Presentasi yang dilanjutkan dengan acara tanya jawab dengan peserta daring juga berlangsung lancar dengan Development geographer, founder of the Sustainable Tourism Action Research Society, and former Head of the Master Program in Tourism Studies at Gajah Mada University (UGM)) tersebut.

Kemudian rangkaian presentasi ditutup dengan pemaparan yang berjudul "Projection of Sound of Borobudur as a Storynomic approach with "Music over Nations movement" in the future to develop quality tourism through music". Pemaparan tersebut diampu oleh Dr. Muhammad Amin, S.Sn., M. Sn, M selaku Director of the Music Industry, Perform Arts, and Publishing of Ministry of Tourism and Creative Industry of Indonesia selama 30 menit.

Kesimpulan

Alat Musik. Doc: Riana
Alat Musik. Doc: Riana
"Inilah saat yang tepat untuk menggali sumber pengetahuan dari Candi Borobudur yang menggaungkan nilai universal yang terdapat pada reliefnya. Ternyata nilai toleransi, menghargai keberagamaan, persahabatan antarbangsa telah dijunjung leluhur kita. Kita perlu belajar dari sini." Seperti kata sambutan Sandiaga Uno selaku menteri Kemenkraf saat sesi pembukaan tersebut selaras dengan nilai luhur bangsa Indonesia.

Sebagaimana presentasi yang dipaparkan oleh Tantowi Yahya maka musik terbukti menjadi sarana diplomasi yang lincah dan bisa menembus semua lini bangsa. Sebagaimana alat-alat musik yang terukir dalam relief candi Borobudur yang secara fisik pada zamannya menyebar ke seluruh dunia. Pada saat ini diketahui 40 negara manca yang alat musiknya terinsiparasi bahkan sama bentuknya dengan alat musik yang tertoreh dalam relief candi Borobudur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun